C. Prinsip Penggunaan Antibiotika
Menurut  Kemenkes  2011,  penggunaan  antibiotika  dapat  dibedakan menjadi 3 yaitu penggunaan antibiotika secara empiris, definitif dam profilaksis.
1. Terapi empiris
Terapi  empiris  merupakan  terapi  penggunaan  antibiotika  yang  belum diketahui  jenis  penyebab  infeks.  Terapi  ini  bertujuan  untuk  menghambat
pertumbuhan  bakteri  yang  diduga  menjadi  penyebab  infeksi,  sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi. Lama terapi ini berkisar antara 48-
72  jam,  selanjutnya  harus  dilakukan  evaluasi  berdasarkan  data  mikrobiologis dan kondisi klinis pasien.
2. Terapi definitif
Terapi  definitif  merupakan  terapi  penggunaan  antibiotika  pada  kasus  yang telah  diketahaui  jenis  bakteri  penginfeksinya.  Tujuan  terapi  ini  adalah
menghambat  pertumbuhan  bakteri  penyebab  infeksi  berdasarkan  uji mikrobiologi.
3. Terapi profilaksis
Terapi  profilaksis  adalah  penggunaa  antibiotika  yang  bertujuan  untuk mencegah timbulnya infeksi, biasanya diberikan pada operasi pembedahan.
D. Terapi Antibiotika untuk Leptospirosis
Menurut  WHO  2003,  leptospirosis  berat  dapat  ditangani  dengan pemberian  injeksi  intravena  dosis  tinggi  penisilin,  sedangkan  untuk  yang  lebih
ringan  dapat  diberikan  antibiotik  oral  seperti  amoksisilin,  ampisilin,  doksisiklin
dan  eritromisin.  Golongan  sefalosporin  generasi  tiga  seperti  seftriakson  dan sefotaksim  serta  golongan  kuinolon  juga  menunjukkan  hasil  yang  efektif  dalam
pengatasan leptospirosis. Hampir  sama  dengan  anjuran  terapi  yang  diberikan  oleh  WHO,    terapi
leptospirosis menurut Philippine Society for Microbiology and Infectious Diseases 2010 dapat dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu :
a. Leptospirosis ringan
Pada  kategori  leptospirosis  ringan,  pilihan  antibiotik  yang  menjadi  lini pertama  adalah  doksisiklin  dengan  dosis  100mg,  2  kali  sehari  secara  peroral
selama 7 hari. Pilihan antibiotik alternatifnya adalah amoksisilin dan azithromycin dengan dosis 500mg setiap 6 jam atau 1 gram setiap 8 jam secara peroral selama 7
hari dan 1 gram dosis awal lalu dilanjutkan dengan 500mg secara peroral selama 2 hari.
b. Leptospirosis sedang sampai berat :
Pada  kategori  leptospirosis  sedang  sampai  berat,  pilihan  antibiotik  yang menjadi lini pertama adalah penisilin G dengan dosis 1,5 juta unit setiap 6-8 jam
selama  7  hari.  Pilihan  antibiotik  alternatifnya  adalah  ampisilin,  azithromycin, seftriakson dan sefotaksim dengan dosis ampisilin sebesar 0,5-1 gram tiap 6 jam
selama  7  hari,  azitromycin  sebesar  500  mg  selama  5  hari,  seftriakson  sebesar  1 gram tiap 24 jam selama 7 hari dan sefotaksim sebesar 1 gram tiap 6jam selama 7
hari. Di  Indonesia  berdasarkan  Departemen  Kesehatan  RI  2014,  terapi
antibiotik  untuk  leptospirosis  ringan  dapat  diberikan  doksisikllin,  ampisilin,
amoksisilin  atau  eritromisin,  sedangkan  pada  kasus  leptospirosis  berat  dapat diberikan dosis tinggi penisilin injeksi.
E. Evaluasi Peresepan Antibiotika Secara Kualitatif Menggunakan Kriteria