87
sehingga total skor maksimalnya adalah 53 x 4 = 212, dan skor minimal adalah 53 x 1 = 53.
2. Menentukan rata-rata skor ideal M.
½ skor tertinggi + skor terendah ½ 212 + 53 = 132,5
3. Menghitung standar deviasi SD
16 skor tertinggi – skor terendah
16 212 – 53 = 26,5
Jadi dapat disimpulkan bahwa batas antara kategori tersebut adalah M+1SD = 159 dan M-1SD = 106
Tabel 6. Kategori skor Kemampuan Komunikasi Interpersonal No.
Kategori Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Batas Interval
1. Tinggi
Skor ≥ M+1SD Jadi skor ≥ 159
2. Sedang
M- 1SD≤ Skor M+1SD
Jadi 106 ≤ Skor 159
3. Rendah
Skor M-1SD Jadi skor 106
Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah memaknai data kuantitatif secara verbal yaitu dengan membandingkan hasil nilai pre test dan
post test yang diperoleh subjek serta menjelaskan kondisi-kondisi lain yang terjadi selama proses pemberian tindakan. Dengan demikian dapat diketahui
adanya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII-H SMP N 15 Yogyakarta.
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Pnelitian dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 15 Yogyakarta. Letaknya di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun
Lempuyangan, tepatnya di jalan Tegal Lempuyangan 61 Yogyakarta. Sekolah ini dahulunya bernama AMBA SCHOOL di
bangun pada zaman Belanda sekitar tahun 1919. Karena dahulunya merupakan sekolah teknik ST, maka
SMP N 15 Yogyakarta sekarang ini menekankan agar siswa juga dibekali ketrampilan. Adapun keterampilan yang dipelajari di
sekolah ini adalah keterampilan listrik, bangunan dan logam. Selain tersedianya ruang keteramplan yang baik, juga tersedianya
laboratorium IPA dan bahasan mushola, aula, dan lapangan olahraga luas.
Di sekolah ini terdapat 84 tenaga guru, dari jumlah tersebut 97 dari jenjang S1 dan sebagian besar sudah disertifikasi.
Sedangkan jumlah karyawan di sekolah ini berjumlah 21 orang. Mengingat pada tanggal 18 Februari 2007, sekolah ini terkena
bencana putting beliung, sehingga banyak ruangan kelas dan ruang praktik siswa yang rusak dan hancur, serta roboh. Dengan adanya
89
bencana tersebut, sekolah ini mulai berbenah diri sehingga menjadi sekolah standart dan unggulan nasional, diantaranya dengan
membangun laboratorium computer, laboratorium bahasa, ruang audiovisual, ruang praktik bengkel, dan menambah koleksi
perpustakaan untuk para siswa. b.
Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 30 Agustus
sampai tanggal 4 Oktober 2013. Adapun perincian dari kegiatan telah dijelaskan pada bab 3.
1 Pemberian pre test dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 30
Agustus 2013. 2 Pemberian tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4
September 2013. 3 Pemberian tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 6
September 2013. 4 Pemberian tindakan III dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 11
September 2013. 5 Pemberian tindakan IV dilakasanakan pada hari Jum’at, tanggal
13 September 2013. 6 Pemberian post test dan wawancara siklus I diadakan pada hari
Rabu, tanggal 18 September 2013. 7 Pemberian tindakan V dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 25
September 2013
90
8 Pemberian tindakan VI dilaksanakan pada hari Juma’at, tanggal
27 September 2013 9 Pemberian tindakan VII dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2
Oktober 2013 10 Pemberian post test dan wawancara siklus II diadakan pada
hari jum’at, tanggal 4 Oktober 2013.
2. Data Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-H yang berjumlah 7 yang terdiri dari siswa 4 laki-laki dan 3 siswa perempuan. Data dan
kondisi siswa dapat dilihat pada tabel 1. Pemilihan subyek penelitian didasarkan pada hasil rekomendasi dari konselor sekolah, wawancara
dengan wali kelas dan guru mata pelajaran serta hasil observasi peneliti dikelas. Dari data-data tersebut didapatkan bahwa di kelas VIII-H
memiliki kemampuan
komunikasi interpersonal
yang kurang
dibandingkan dengan siswa kelas VIII lainnya di SMP N 15 Yogyakarta.
Peneliti mengambil data dengan menggunakan skala berupa skala Likert untuk mengukur kemampuan komunikasi interpersonal
yang terdiri dari 53 item pernyataan. Sebelum melakukan pemberian tindakan, peneliti melakukan pre test untuk mengukur tingkat
kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Setelah dilakukan pre test maka diberi tindakan dan kemudian
melakukan post test untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi
91
interpersonal siswa setelah diberikan tindakan. Dari hasil pre test dapat diketahui bahwa dari 7 siswa kelas VIII-H memiliki kemampuan
komunikasi interpersonal dalam kategori rendah. Karena peneliti menggunakan pendekatan kelompok dalam
upaya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal maka dalam pemberian
tindakan membutuhkan
sebuah kelompok
untuk mengoptimalkan simulasi bermain peran dalam assertive training.
sehingga peneliti hanya membatasi subjek penelitian yaitu 8 siswa kelas VIII-H SMP N 15 Yogyakarta.
Berikut ini adalah skor hasil pre test subyek penelitian.
Tabel 7. Hasil Skor Pre Test 7 Siswa Kelas VIII-H
No Nama Subyek
Skor Pre Test Kategori
1 ASP
97 Rendah
2 ALS
101 Rendah
3 BGN
88 Rendah
4 DS
101 Rendah
5 JL
98 Rendah
6 OA
106 Rendah
7 TR
103 Rendah
Hasil pre test 7 siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
3. Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan
Kondisi awal penelitian sebelum diberikan tindakan terhadap subyek yang diambil, diketahui bahwa subyek di kelas tampak kurang
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal. Hal ini dapat dilihat dari perilaku subjek di kelas yang sulit untuk mengungkapkan
pendapat ketika berdiskusi dengan guru, sulit mengungkapkan