61
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 15 Yogyakarta yang terletak di jln. Lempuyangwangi No. 60, Yogyakarta. Alasan peneliti
melakukan penelitian di tempat tersebut karena sekolah tersebut memiliki sumber penelitian yang memenuhi kriteria untuk dijadikan
subjek penelitian. 2.
Setting Penelitian Setting pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini adalah di
ruang bimbingan dan konseling SMP N 15 Yogyakarta. 3.
Waktu Penelitian Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Februari 2013
sampai selesai diadakan penelitian.
D. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan ini, model yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart Suharsimi Arikunto,
2006: 93 yang menggunakan siklus sistem spiral, yang terdiri atas tiga komponen penelitian yaitu :
1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
2. Melaksankan tindakan dan pengamatan atau monitoring
3. Refleksi hasil pengamatan
62
Berikut ini dikutip model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart :
Gambar 2. Sumber Suharsimi Arikunto 2006: 93 Berdasarkan siklus tersebut, maka dalam penelitian akan
diberikan tindakan sampai mampu membuktikan hipotesisi tindakan. Banyaknya siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini
tidak ditentukan. Siklus akan selesai jika hasil tindakan yang dilakukan sudah menunjukan hasil sesuai dengan hipotesis dan tujuan penelitian.
E. Rancangan Tindakan
1. Pra Tindakan
Sebelum melakukan rencana tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa langkah pra tindakan agar dapat mengetahui
kondisi awal peserta sebelum diberi tindakan sehingga dapat mendukung pelaksanaan tindakan agar berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Adapun langkah-langkah tersebut diantaranya :
63
a. Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru
pembimbing, wali kelas siswa untuk mengetahui kondisi awal kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang rendah.
b.
Peneliti melakukan observasi awal terhadap siswa kelas VIII-H SMP N 15 Yogyakarta dan wawancara dengan guru pembimbing untuk
mengetahui kondisi dari subjek yang akan dikenai tindakan tahap 1.
c. Memberikan pemahaman dan penjelasan teknis kepada guru
pembimbing mengenai assertive training, cara melakukan tindakan, dan peran yang dilakukan guru pembimbing dalam
pelaksanaan assertive training. d.
Tes sebelum tindakan Pre Test, untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum diberikan
tindakan. e.
Observasi dan diskusi dengan guru pembimbing tahap 2. f.
Membentuk tim penelitian, yang terdiri dari peneliti utama dan tiga orang observer pendamping. Peneliti utama adalah penyusun
penelitian ini. Observer pendamping adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling bukan peneliti yang akan membantu peneliti
dalam pelaksanaan observasi terhadap subjek penelitian, baik dalam permainan maupun diskusi kelompok.
g. Menyiapkan tindakan yang akan dilaksanakan dalam tiap-tiap
langkah dalam penelitian.
64
2. Pemberian Tindakan
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan setiap tindakan, peneliti menyusun rencana sebagai berikut :
1. Peneliti berkoordinasi dengan guru pembimbing untuk menentukan subjek penelitian.
2. Menetapkan jadwal pelaksanaan permainan dan diskusi bersama guru pembimbing dan siswa subjek
3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam assertive training serta menetapkan tempat untuk pelaksanaan kegiatan.
b. Tindakan dan Observasi
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Pemberian tindakan dalam tiap siklus
ini berupa simulating real life yang disederhanakan dalam sebuah permainan peran. Tindakan yang dilaksanakan dibarengi dengan
observasi yang berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan dan pengaruhnya Suwarsih Madya, 2006: 62. Permainan peran dan
diskusi dilaksanakan dalam 2 kali siklus. Siklus pertama terdiri dari 4 kali tindakan dan siklus kedua terdiri dari 3 kali tindakan. Materi
assertive training pada setiap tahap tindakan disesuaikan dengan indikator dari kemampuan yang akan ditingkatkan.
Siklus I terdiri dari tindakan 1: self disclosure openness kemampuan untuk membuka diri, bersikap dan berkata jujur,