Penerapan dan Asesmen dalam Modifikasi Perilaku

53 lingkungannya, sehingga bantuan pelatihan dari lingkungan perlu diperhatikan. Sedangkan sasaran tritmen dalam jangka panjang menurut Hetti 2008: 7 adalah sebagai beikut: a. Mengubah perilaku khusus yang bermasalah, seperti rendahnya ketrampilan interpersonal. b. Insight atau kejelasan berfikir dan pemahaman emosional dari pemahaman individu. c. Mengubah kenyamanan emosional individu. d. Mengubah presepsi individu, termasuk tujuan-tujuan kepercayaan diri, dan perasaan adekuat. e. Mengubah gaya hidup seseorang atau “restrukturisasi kepribadian” untuk tujuan objektif dalam kehidupan konseli. Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa modifikasi perilaku sebagai salah satu pendekatan dalam psikologi perilakuan yang bertujuan untuk pengubahan, pengembangan perilaku. Modifikasi sebagai usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia melalui prosedur standar yang dapat dipertanggungjawabkan penerapannya secara profesional.

4. Belajar Sosial Social Learning

Teori belajar sosial sosial learning theory terletak pada peran modeling peran, identifikasi dan interaksi manusia. Sesorang dapat meniru perilaku orang lain, tapi factor personal juga terlibat. Jika model peran adalah orang yang tidak disukai oleh sesorang, maka perilaku peniruan intitative behavior kemungkinan tidak tejadi. 54 Albert Bandura dalam Hetti 2008: 22 mengungkapkan bahwa perilaku terjadi sebagai hasil dari saling peran antara faktor kognitif dan lingkungan atau biasa dikenal sebagai determinisme timbale balik reciprocal determinism, yaitu perilaku individu dipengaruhi lingkungannya. Sehingga ada interaksi yang terjadi antara lingkungan, perilaku dan proses psikologis individu pikiran dan bahasa dalam membentuk kepribadian. Seseorang belajar dengan mengobservasi orang lain, baik secara sengaja maupun tidak; proses tersebut dikenal sebagai modeling atau belajar melalui peniruan.

D. Assertive Training dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Interpersonal Dalam kehidupan sehari-hari, individu memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang lain untuk mencapai tujuan tetentu dalam kehidupan sosial, maka seseorang tersebut harus mengekspresikannya secara tepat. Demi mencapai kehidupan sosial dan psikologis yang baik maka seseorang memerlukan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain terdapat tuntutan- tuntutan dari lingkungan yang memungkinkan agar seseorang tetap bertahan dan eksis dalam kelompoknya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi interpersonal secara efektif. Komunikasi intrerpersonal adalah interaksi antara dua individu atau lebih dengan media tertentu baik secara verbal maupun nonverbal dengan 55 tujuan tertentu. Komunikasi membantu individu untuk mengekspresikan keadaan diri individu kepada orang lain dan lingkungan. Komunikasi juga sebagai alat untuk individu mengerti apa yang diinginkan lingkungan terhadap individu, dengan demikian individu akan menyelaraskan keinginan lingkungan terhadap dirinya dengan keinginan dirinya . Sebelum melakukan komunikasi interpersonal, biasanya individu melakukan pembukaan diri sendiri untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Dalam berkomunikasi dibutuhkan beberapa kemampuan ideal yang harus dimiliki individu agar proses komunikasi interpersonal berlangsung secara efektif. Tahap maupun proses yang dibutuhkan agar mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain. Namun dalam menerapkan setiap kemampuan dalam berkomunikasi tersebut perlu memperhatikan setiap situasi komunikasi dan aspek budaya yang berbeda pada setiap pelaku komunikasi. Menurut beberapa ahli kemampuan dasar yang paling dibutuhkan dalam berkomunikasi mencakup ketebukaan , berempati, sikap positif, percaya diri, berperilaku asertif, sikap penerimaan, dll. Dalam kehidupan sehari-hari siswa, komunikasi mempunyai peran yang penting dalam mendukung interaksi sosial maupun tingkat prestasinya. Ketika memasuki sekolah siswa dituntut untuk segera menyesuaikan diri baik dengan teman sebaya, guru maupun warga sekolah. Pelakusanaan