Pra Tindakan Rancangan Tindakan

65 menghargai lawan bicara, bertanggung jawab atas perkataan dan pemikiran yang disampaikan; tindakan 2: empathy kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa kehilangan identitas diri dan mengekspresikan empati secara tepat; tindakan 3: social relaxation kemampuan untuk mengurangi kecemasan perasaan tidak nyaman atau ketakutan dalam interaksi sosial, kemampuan untuk menangani reaksi negatif lain atau menanggapi kritik tanpa stres; tindakan 4: assertivenes kemampuan untuk melibatkan kesediaan dalam berkomunikasi, menikmati proses komunikasi, membela hak-hak diri sendiri tanpa mengabaikan perasaan atau hak orang lain; tindakan 5: interaction management equality kemampuan menerima lawan bicara secara penuh, memahami dalam menggunakan prosedur percakapan yaitu pergantian peran kapan sebagai pembicara dan pendengar, kapan memulai dan mengakhiri percakapan serta mampu untuk mengembangkan topik percakapan. Selanjutnya, pada Siklus II terdiri dari tindakan 6: altercentrism kemampuan untuk memperhatikan lawan bicara yaitu apa yang dikatakan dan bagaimana dia mengatakannya baik verbal maupun nonverbal, beradaptasi selama percakapan; tindakan 7: supportiveness environmental control: kemampuan untuk berkomunikasi yang bersifat sementara, spontan fleksibel dan tidak kaku, kemampuan untuk menyampaikan pesan yang 66 bersifat deskriptif dan tidak memberikan penilaian, mendengarkan pendapat lawan bicara, kemampuan mengubah pendapat lawan bicara; tindakan 8: immediacy kemampuan untuk melibatkan emosi dalam komunikasi yaitu ekspresi senang, kontak mata, posisi badan atau gerak tubuh; tindakan 9: positiveness trust kemampuan untuk menunjukkan sikap positif terhadap lawan bicara, menunjukkan rasa percaya terhadap lawan bicara Jarak waktu dari tiap tahap assertive training adalah 2-5 hari 1 minggu 2 kali pertemuan. Waktu pelaksanaan tiap permainan peran yaitu 30 – 45 menit dan waktu untuk diskusi serta refleksi berkisar antara 45 – 60 menit. Berdasarkan rangkaian tahapan assertive training pada kajian pustaka yang terdiri dari 7 tahapan, maka disusun kembali menjadi 4 tindakan dengan mempertimbangkan waktu dan kesesuaian tindakan. Adapun langkah-langkah dalam tahap tindakan dan observasi untuk setiap Siklus antara lain: 1 Berdasarkan tahapan pertama yaitu peserta pelatihan diajak mendiskusikan tentang komunikasi interpersonal yang efektif dan perbedaannya dengan komunikasi interpersonal yang tidak efektif serta dampaknya terhadap perkembangan siswa. 2 Pada tahap kedua problema rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal didasari dari tahapan dua, tiga dan empat yaitu mengidentifikasi dan memilih masalah atau situasi dimana 67 mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi efektif dengan orang lain. Peserta diajak untuk mengidentifikasi masalah atau situasi dimana mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain serta memahami penyebab yang membuat mereka tidak mampu mengungkapkan ekspresinya secara tepat. Kemudian trainer guru pembimbing memberikan memberikan kartu masalah untuk didiskusikan secara kelompok. Peserta diminta mendiskusikan cara untuk mengatasi masalah sesuai dengan kartu msalah yang didapatkan. 3 Berkomunikasi dengan efektif didasari dari tahap ke lima dan enam yaitu mengimplementasi kemampuan komunikasi interpersonal melalui permainan peran dan diskusi lainnya Pada tahap ini peserta diajak dan diarahkan untuk bermain peran naskah sudah disiapkan. Setiap anggota kelompok mendapatkan peran sesuai tokoh dalam kartu masalah yang diperoleh. Setelah permainan peran peserta bersama trainer mendiskusikan hasil permainan peran yang telah dilakukan. 4 Evaluasi kemampuan berkomunikasi interpersonal yang didasari dari tahapan ke tujuh yaitu pemberian tugas di luar pelatihan untuk mengaplikasikan kemampuan komunikasi interpersonal secara efektif pada kehidupan sehari-hari di luar pelatihan. Peserta diminta untuk mencatat semua kejadian