Tempat dan Waktu Penelitian Model Penelitian

64

2. Pemberian Tindakan

a. Perencanaan Sebelum melaksanakan setiap tindakan, peneliti menyusun rencana sebagai berikut : 1. Peneliti berkoordinasi dengan guru pembimbing untuk menentukan subjek penelitian. 2. Menetapkan jadwal pelaksanaan permainan dan diskusi bersama guru pembimbing dan siswa subjek 3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam assertive training serta menetapkan tempat untuk pelaksanaan kegiatan. b. Tindakan dan Observasi Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali. Pemberian tindakan dalam tiap siklus ini berupa simulating real life yang disederhanakan dalam sebuah permainan peran. Tindakan yang dilaksanakan dibarengi dengan observasi yang berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan dan pengaruhnya Suwarsih Madya, 2006: 62. Permainan peran dan diskusi dilaksanakan dalam 2 kali siklus. Siklus pertama terdiri dari 4 kali tindakan dan siklus kedua terdiri dari 3 kali tindakan. Materi assertive training pada setiap tahap tindakan disesuaikan dengan indikator dari kemampuan yang akan ditingkatkan. Siklus I terdiri dari tindakan 1: self disclosure openness kemampuan untuk membuka diri, bersikap dan berkata jujur, 65 menghargai lawan bicara, bertanggung jawab atas perkataan dan pemikiran yang disampaikan; tindakan 2: empathy kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa kehilangan identitas diri dan mengekspresikan empati secara tepat; tindakan 3: social relaxation kemampuan untuk mengurangi kecemasan perasaan tidak nyaman atau ketakutan dalam interaksi sosial, kemampuan untuk menangani reaksi negatif lain atau menanggapi kritik tanpa stres; tindakan 4: assertivenes kemampuan untuk melibatkan kesediaan dalam berkomunikasi, menikmati proses komunikasi, membela hak-hak diri sendiri tanpa mengabaikan perasaan atau hak orang lain; tindakan 5: interaction management equality kemampuan menerima lawan bicara secara penuh, memahami dalam menggunakan prosedur percakapan yaitu pergantian peran kapan sebagai pembicara dan pendengar, kapan memulai dan mengakhiri percakapan serta mampu untuk mengembangkan topik percakapan. Selanjutnya, pada Siklus II terdiri dari tindakan 6: altercentrism kemampuan untuk memperhatikan lawan bicara yaitu apa yang dikatakan dan bagaimana dia mengatakannya baik verbal maupun nonverbal, beradaptasi selama percakapan; tindakan 7: supportiveness environmental control: kemampuan untuk berkomunikasi yang bersifat sementara, spontan fleksibel dan tidak kaku, kemampuan untuk menyampaikan pesan yang