25
yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai –
nilai, sikap dan sebagainya. 3. Gangguan Semantik
Gangguan ini terjadi kata –kata atau simbol yag digunakan
dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud
– maksud pesan yang disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi. f.
Umpan Balik Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam
proses komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam
berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif
apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan.
g. Bidang Pengalaman
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para
pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.
26
h. Efek
Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku
kepercayaan dan opini komunikasi. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka Devito, 2007: 10.
4. Aspek-aspek Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Rubin dan Martin dalam Frey, 2007: 36 berpendapat bahwa kemampuan komunikasi interpersonal mengandung beberapa aspek yaitu :
a. Self disclosure, yaitu kemampuan untuk membuka atau
mengungkapkan kepribadian orang lain melalui komunikasi. b.
Empathy, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi reaksi emosional orang lain secara internal untuk ikut memahami perspektif orang lain.
c. Social relaxation, yaitu kemampuan untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan dalam sehari-hari dalam interaksi sosial: perasaan nyaman, ketakutan yang rendah, dan kemampuan untuk menangani
reaksi negatif lain atau kritik tanpa stres yang tidak semestinya. d.
Assertiveness, yaitu melibatkan kesediaan untuk berkomunikasi dan kenikmatan komunikasi. Hal ini juga melibatkan kesediaan untuk
membela hak-hak seseorang tanpa menyangkal orang lain. e.
Interaction management, yaitu menyangkut pemahaman dan penggunaan prosedur percakapan ritual seperti mengambil gilirannya,
27
dimulai dan mengakhiri percakapan dan mengembangkan topik percakapan.
f. Altercentrism, yaitu melibatkan kepentingan orang lain, perhatian
terhadap apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka mengatakannya, bukan hanya apa yang dikatakan tetapi juga apa yang
tidak dikatakan, tanggap terhadap pikiran mereka, dan adaptasi selama percakapan.
g. Supportiveness, yaitu komunikasi suportif menegaskan lainnya dan
deskripstif bukan evaluatif, sementara, spontan, berorientasi pada pemecahan masalah tidak mengendalikan, empati, dan egaliter tidak
unggul. h.
Immediacy kedekatan, yaitu faktor komunikasi melibatkan didekati atau bersedia untuk berdialog. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
menghadapi seseorang dengan ekspresi wajah yang menyenangkan, kontak mata, bersandar kedepan, memiliki sikap terbuka. Perilaku
yang menunjukan kehangatan interpersonal, kedekatan dan afiliasi, i.
Environmental control, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan dan mengelola konflik, pemecahan masalah, dan
kepatuhan. Sedangkan Rakhmat 2007: 75 mengungkapkan aspek-aspek
dalam komunikasi interpersonal sebagai berikut : a.
Rasa percaya, yaitu yakin dengan apa yang disampaikan oleh orang lain. Rasa percaya yang ditunjukan seseorang akan menyebabkan
28
orang lain mengungkapkan isi hati dan pikirannya, sehingga terjadi hubungan yang akrab dan harmonis.
b. Sikap suportif, yaitu sikap saling mendukung, menghargai,
menghormati, memotivasi, dan saling memperbaiki satu sama lain. Sikap suportif yang ditunjukkan seseorang sangat mempengaruhi
perilakunya ketika brkomunikasi atau menyampaikan sesuatu yang akan disampaikan kepada orang lain.
c. Keterbukaan, yaitu adanya kemauan untuk membuka diri yang
berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi yang efektif. Seseorang yang melakukan komunikasi secara efektif akan mndukung
proses penyampaian informasi atau pesan dan member pengaruh terhadap orang lain.
d. Empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain dan memiliki
rasa peduli dengan sesama. Seseorang yang memiliki rasa empati dalam komunikasi akan mempunyai kesan yang amat dalam, yang
terlihat dari sikap dan tingkah laku dalam menyelesaikan masalah. e.
Rasa positif, yaitu berfikir positif atau perasaan positif terhadap sesuatu kejadian atau peristiwa. Rasa positif yang ditunjukkan
seseorang merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan komunikasi dan berperan sebagai bahan evaluasi.
Devito dalam Suranto Aw 2011: 82 memandang bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh aspek-aspek,
sebagai berikut :
29
a. Openness keterbukaan
Maksudnya adalah bahwa komunikasi interpersonal akan efektif apabila terdapat keinginan untuk membuka diri, bersikap dan berkata
jujur terhadap lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama proses komunikasi
berlangsung adalah milik kita sendiri owning of feels and thought. Dalam situasi seperti ini maka diantara pelaku komunikasi akan tercipta
keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta masing-masing pihak bertanggungjawab atas apa yang disampaikannya.
b. Empathy Empati
Maksudnya yaitu ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan identitas diri. Melalui sikap empathy kita bisa
memahami baik secara emosi maupun secara intelektual mengenai apa yang pernah dialami oleh orang lain. Empathy harus diekspresikan
secara tepat agar lawan bicara kita mengetahui bahwa kita berempathy padanya, sehingga hal tersebut bisa meningkatkan efektivitas
komunikasi. c.
Supportiveness Sikap mendukung Maksudnya adalah komunikasi interpersonal akan efektif
apabila tercipta suasana yang mendukung. Nuansa dukungan akan tercipta apabila proses komunikasi bersifat deskriptif dan tidak
evaluative, serta lebih fleksibel dan tidak kaku. Dalam proses penyampaian pesan gunakanlah kata-kata atau kalimat yang deskriptif