e. Perumpamaan atau Simile
Simile adalah gaya bahasa yang memperbandingkan dua hal secara eksplisit dengan menggunakan alat pembanding, yaitu seperti
kata-kata: seperti, sama, bagaikan, dan lain sebagainya. Dalam bahasa Prancis, alat pembanding yang digunakan dapat berupa nomina
‹
ressemblances
,
similitudes
... ›, verba ‹
ressembler à
,
sembler
,
avoir
l’air
de
... ›, adjektiva ‹
pareil à
,
semblable à
... ›, konjungsi dan
ungkapan ‹
comme
,
ainsi que
.. › dan preposisi ‹
en
,
de
... › Peyroutet:
1994: 89. Berikut adalah contoh penggunaan gaya bahasa simile. 16 Matanya seperti bintang timur. Keraf, 2006: 138
17 L’infortunée hurlait
comme une démente
. “Kemalangan menjerit seperti orang gila. Peyroutet, 1994:
88
Pada kalimat contoh 16,
mata
seseorang dibandingkan secara eksplisit dengan
bintang timur
sebuah benda angkasa yang terlihat terang saat dini hari di sebelah timur bumi menggunakan alat
pembanding berupa kata hubung „
seperti
‟. Hal ini merupakan ekspresi pujian untuk seseorang yang memiliki mata indah dan berbinar-binar.
Pada contoh 17 satuan lingual
l
’infortunée “kemalangan” disamakan dengan
une démente
“orang gila”. Simile cenderung digunakan untuk menyatakan suatu maksud atau konsep tertentu dengan menggunakan
acuan lain yang lebih umum dan sudah dipahami.
f. Pleonasme
Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan sehingga memberikan kesan kuantitas yang
berlebihan. Keraf 2006: 133 menyebutkan bahwa suatu acuan disebut pleonasme jika kata yang berlebihan itu dihilangkan artinya
tetap utuh. Berikut adalah contoh penggunaan gaya bahasa pleonasme. 18 Andi turun ke bawah.
19 Je l’ai vu
de mes propres yeux.
“Saya melihatnya dengan mata saya sendiri.” http:bdl.oqlf.gouv.qc.cabdlgabarit_bdl.asp=pleonasme
Kalimat pada contoh 18 akan menjadi lebih efektif jika satuan lingual
ke bawah
dihilangkan karena kata
turun
sudah mengandung arti bergerak ke bawah. Kemudian pada contoh 19,
satuan lingual
mes propres yeux
“mata saya sendiri” dapat dihilangkan karena sudah disebutkan pelaku tutur yaitu
je
“aku”. Gaya bahasa pleonasme memberikan penekanan yang menegaskan tuturan atau
gagasan.
3. Gaya Bahasa Pertentangan
a. Hiperbol
Hiperbol adalah gaya bahasa yang cenderung melebih-lebihkan hal yang sebenarnya dimaksudkan. Peyroutet 1994: 74 menyatakan
bahwa “L’hyperbole est un écart de style fondé sur la subtitution d’un
mot ou d’une expression B à un mot ou une expression A normalement
attendu, de façon à exagérer : B dit plus que A
” “Hiperbol adalah gaya bahasa dengan mengganti sebuah kata atau satu ekspresi B
terhadap kata atau ekspresi A yang pada dasarnya wajar, dengan cara yang terkesan membesar-besarkan; B dikatakan lebih dibandingkan
A ”. Berikut adalah contoh penggunaan gaya bahasa hiperbol.
20 Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak
aku. Keraf, 2006: 135 21
Nous offrons ce téléviseur à un prix incroyable.
“Kami menawarkan televisi ini dengan harga yang tidak masuk akal.” Peyroutet, 1994: 74
Pada contoh 20, pernyataan
hampir meledak
tidak bermakna yang sebenarnya tetapi dimaksudkan untuk menyatakan kekesalan atau
kemarahan yang memuncak. Sedangkan dalam contoh 21, satuan lingual
un prix incroyable
“harga yang tidak masuk akal” digunakan untuk mengatakan harga yang lebih rendah daripada harga umum yang
berlaku di pasaran. Gaya bahasa hiperbol menciptakan efek yang hebat, meningkatkan cita rasa bahasa dan menimbulkan kesan yang
menarik.
b. Pun atau Paronomasia
Menurut Ducrot dan Todorov via Tarigan, 2009: 64, paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang