Citra Merek Brand Image Loyalitas Merek Brand Loyalty

commit to user 25 diturunkan harganya saat ada cuci gudang. Periklanan disini digunakan untuk menyampaikan harga yang rendah dan memotivasi konsumen agar mau datang ke toko tersebut. Karena harga memainkan peran yang sangat penting dalam periklanan produk, maka advertiser harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana sebuah perusahaan menentukan harga bagi produk-produknya. Beberapa pertimbangan penting diantaranya adalah permintaan pasar, biaya produksi dan distribusi, persaingan dan tujuan perusahaan. Dari faktor-faktor tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi penerapan harga yang tepat. Namun, karena faktor-faktor itu pula, harga merupakan salah satu elemen dalam bauran pemasaran dimana perusahaan hanya memiliki sedikit penggalian dan pengawasan Hasan, 2008: 415.

3. Citra Merek Brand Image

Salah satu dimensi pengetahuan tentang merek yang berdasarkan konsumen adalah citra dari sebuah merek. Citra merek brand image dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek. Merek dihubungkan dengan pemikiran atau asosiasi tertentu dapat dikonseptualisasi berdasarkan 1 jenis, 2 dukungan, 3 kekuatan, dan 4 keunikan Shimp, 2003: 12 commit to user 26 Kartajaya 2006 menyatakan bahwa pembentukan citra merek merupakan upaya kritis dalam membangun ekuitas merek. Sebab citra itulah yang ditangkap dan dipercaya oleh benak konsumen. Karena itu Kartajaya, 2006 lantas memberi empat kategori asosiasi-asosiasi merek yang bisa dibentuk yaitu: brand as a product, brand as an organization, brand as a person dan brand a symbol . Melalui citra merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif terhadap merek dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk yang akan ditawarkan perusahaan. Citra merek menjadi hal yang sangat penting diperhatikan perusahaan, melalui citra merek yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emosional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif positive feeling pada saat membeli atau menggunakan suatu merek. Demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra image yang buruk di mata konsumen kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut.

4. Loyalitas Merek Brand Loyalty

Loyalitas merek brand loyalty kerap kali dihubungkan dengan pembelian ulang sebagai sebuah konsep perilaku atau tindakan. Padahal sebenarnya brand loyalty belum sampai ke tahap pembelian ulang. Loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu sedangkan perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama berulang commit to user 27 kali. Ajzen 1998, dalam Hasan, 2008: 86 menyatakan bahwa loyalitas merupakan kondisi psikologis attitudinal dan behavioral yang berkaitan dengan sikap terhadap produk, konsumen akan membentuk keyakinan, menetapkan suka dan tidak suka, dan memutuskan apakah mereka ingin membeli produk. Menurut Brown, dimensi sikap merupakan niat dan preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau produk tertentu. Niat untuk membeli atau merekomendasikan dan preferensi pada suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan datang. Loyalitas berkembang mengikuti empat tahap, yaitu kognitif, afektif, konatif, dan tindakan. Tinjauan ini memperkirakan bahwa konsumen konsumen menjadi loyal lebih dulu pada aspek kognitifnya, berturut kemudian pada aspek afektif, aspek konatif dan akhirnya aspek tindakan. Berikut keempat tahap tersebut Hasan, 2008: 86 : a. Tahap pertama Loyalitas Kognitif Loyalitas yang menggunakan basis informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya, loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi saja. b. Tahap kedua Loyalitas Afektif Loyalitas didasarkan pada aspek afektif konsumen. Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit diubah, karena loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak konsumen sebagai afektif, bukan sebagai kognisi yang mudah berubah. Afektif memiliki sifat yang tidak mudah berubah, karena sudah terpadu commit to user 28 dengan kognisi dan evaluasi konsumen secara keseluruhan tentang suatu merek Oskamp, 1991 c. Tahap ketiga Loyalitas Konatif Dimensi konatif niat melakukan yang dipengaruhi oleh perubahan- perubahan afektif terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu. d. Tahap keempat Loyalitas Tindakan Penginterpretasian loyalitas hanya pada pembelian ulang saja tidak cukup, karena pelanggan yang membeli ulang belum tentu mempunyai sikap positif terhadap merek yang dibeli. Mengenali perilaku loyal dilihat dari dimensi ini adalah dari komitmen pembelian ulang yang ditujukan pada suatu merek dalam kurun waktu tertentu secara teratur. David Aaker 1991, dalam Hasan, 2008: 159, membuat urutan loyalitas merek dalam lima tingkatan: 2 1 3 4 5 Gambar 1.2: Piramida Loyalitas commit to user 29 1 Switcher adalah pembeli yang sama sekali tidak loyal. Pembeli yang tidak mau terikat dengan merek apapun. Merek mempunyai peranan kecil dalam keputusan pembeli jenis ini. 2 Habitual buyer, pembeli ini adalah pembeli yang merasa puas dengan produk, atau paling tidak mereka tidak kecewa. Pembeli ini memilih merek, karena kebiasaan saja contoh: perokok. 3 Satisfied buyer with switching cost, pembeli ini adalah mereka-mereka yang puas satisfied buyer dengan menanggung atau mengeluarkan biaya pengalihan switching cost, seperti biaya waktu, uang, dan mungkin resiko pemakaian karena pengalihan merek . 4 Linking the brand, pembeli sangat menyukai merek, pembelinya berdasarkan asosiasi merek mungkin simbol, atau karena serangkaian pengalaman menggunakan sudah lama. 5 Comitment buyer, mereka ini adalah pembeli-pelanggan yang sangat setia, mereka sangat bangga dalam menggunakan merek tertentu itu. Merek sangat penting bagi pembeli, karena fungsional benefit dan emosional benefit mampu mengekspresikan jati dirinya sebagai wow….mantap. Inilah sebetulnya puncak usaha perusahaan membangun brand meningkatkan, memelihara, dan inovasi yang konsisten. Salah satu by-product utama dalam usaha meningkatkan ekuitas sebuah merek adalah meningkatnya loyalitas konsumen terhadap merek. Pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas amat bergantung pada penciptaan dan peningkatan loyalitas merek brand loyalty. Kutipan dari dua praktisi pemasaran terkenal berikut ini, merupakan ringkasan dari sifat dan pentingnya loyalitas merek Shimp, 2003: 14: ”Walaupun para pemasar telah sejak lama memandang bahwa merek adalah aset, aset yang sebenarnya adalah loyalitas terhadap merek. Merek bukanlah aset. Loyalitas mereklah yang merupakan aset. Tanpa loyalitas dari para pelanggan, sebuah merek hanya akan menjadi sebuah merek dagang, suatu simbol yang dimiliki dan dapat diidentifikasi dengan sedikit nilai. Dengan loyalitas pelanggan, sebuah merek menjadi lebih dari sekedar merek dagang. Suatu merek dagang mengidentifikasikan produk, jasa, atau suatu perusahaan. Merek mengidentifikasikan sebuah janji yang dapat dipercaya, relevan, dan istimewa. Ia lebih dari sebuah merek dagang. Ia adalah suatu kepercayaan dengan berbagai nilai. Penciptaan dan peningkatan loyalitas merek akan menghasilkan peningkatan nilai-nilai kepercayaan terhadap merek.” commit to user 30 Riset telah menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, dan cara-cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang esensial dalam penciptaan ekuitas merek yang positif dan membangun loyalitas merek yang kuat Shimp, 2003: 15. Secara umum, usaha untuk` meningkatkan ekuitas suatu merek dilakukan melalui pilihan yang positif atas identitas merek yaitu pemilihan nama, merek atau logo yang baik. Namun, usaha yang paling sering dilakukan adalah melalui program pemasaran dan komunikasi pemasaran, agar tercipta asosiasi yang mendukung, kuat, dan unik di benak konsumen antara merek dengan atributmanfaatnya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa usaha untuk meningkatkan ekuitas merek adalah hal yang penting. Produk yang memiliki kualitas tinggi dan merepresentasikan nilai yang baik secara potensial mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Namun dibutuhkan usaha komunikasi pemasaran yang efektif dan konsisten untuk membangun membangun dan mempertahankan ekuitas merek. Citra merek yang mendukung tidak terjadi secara otomatis. Komunikasi pemasaran yang berkelanjutan umumnya dibutuhkan untuk menciptakan asosiasi yang mendukung, kuat dan unik mengenai merek. Iklan yang efektif, promosi penjualan yang menarik, sponsorship yang kreatif, dan bentuk-bentuk lain dari komunikasi pemasaran yang berperan dalam membangun citra positif brand commit to user 31 image serta pangsa pasarnya yang besar. Kemudian salah satu by product utama dalam usaha meningkatkan ekuitas sebuah merek adalah loyalitas konsumen terhadap merek. Pertumbuhan jangka panjang dan profitibilitas amat bergantung pada penciptaan dan peningkatan loyalitas merek brand loyalty Shimp, 2003: 14.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, tentang terpaan komunikasi pemasaran Yamaha pada aktivitas advertising, sponsorship dan sales promotion terhadap terbentuknya brand image dalam upaya meningkatkan brand loyalty . Maka untuk memberikan kemudahan dalam membaca alur pemikiran disertakan kerangka pemikiran sebagai berikut: Sumber: Rekontruksi Model Penelitian Tong dan Hawley, 2009 Gambar 1.3: Kerangka Pikir Penelitian Brand Image Brand Loyalty Web Advertising Event Sponsorship Celebrity Endorsement Price Promotion TV Advertising Print Advertising

Dokumen yang terkait

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Susu UHT Merek Ultramilk Di Wilayah Kelurahan Titi Rantai Medan

3 24 101

Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara

1 40 107

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Ekuitas Merek Dan Brand Loyalty Blackberry (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Ekuitas Merek Blackberry terhadap Brand Loyalty pada Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 44 136

Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Daerah Medan Baru.

1 28 83

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Produk Air Minum Aqua Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU Medan

0 46 79

Analisis pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association, Dan Brand Loyalty terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi 'Pepsodent (studi kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

6 41 167

Analisis pengaruh brand chra cterristic, company characteristic, consumer-brand characteristic terhadap brand loyalit: studi kasus pengguna portable computer acer pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakartay

2 19 144

THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS, PERCEIVED BRAND QUALITY, BRAND ASSOCIATION AND BRAND LOYALTY TOWARD CUSTOMER PURCHASE DECISION TO CHOOSE GARUDA INDONESIA AIRLINES (CASE STUDY: CUSTOMER GARUDA INDONESIA IN JABODETABEK)

0 7 124

wom brand loyalty

0 1 7