1. Mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat tentang fungsi hutan.
2. Mengetahui bagaimana sikap masyarakat tentang peran fungsi lembaga
adat sebelum dan sesudah kampanye 3.
Bagaimana sikap masyarakat tentang pola pengelolaan hutan bersama. 4.
Bagaiman sikap masyarakat terhadap pengaktifan kembali lembaga adat lokal.
5. Bagaimana bentuk perubahan perilaku yang dihasilkan dari Kampanye
Bangga dalam hal ini aksi dan keterlibatan masayrakat.
1.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini didasari atas kondisi hutan Kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung yang merupakan salah satu sumber mata pencaharian
masyarakat selain juga nilai ekologi yang dimiliki, yang terancam oleh berbagai kegiatan penebangan, kebakaran hutan dan alih fungsi lahan. Berbagai ancaman
tersebut telah menyebabkan menurunnya kualitas hutan sebagai tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Akibat
lanjutan dari kerusakan hutan tersebut adalah terjadinya banjir, meningkatnya ganguan binatang semakin meningkat dan berkurangnya debit air sungai yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Melemahnya peran dan fungsi lembaga adat Pawang Uteun juga sangat berpeluang untuk terjadinya kerusakan
hutan di kawasan tersebut, karena kearifan lokal yang mereka miliki tidak dapat diterapkan untuk melindungi kawasan.
Melihat kondisi diatas, maka diperlukan suatu usaha pengelolaan terhadap kawasan dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan secara langsung dalam
lembaga adat Pawang Uteun yang mereka miliki sehingga dapat menerapkan kembali aturan dan kearifan yang ada di masyarakat. Lembaga adat merupakan
milik masyarakat dengan aturan yang mereka sepakati bersama, dan dengan rasa kepemilikan yang mereka punyai maka keinginan untuk melindungi juga akan
menjadi lebih besar. Penguatan Lembaga Adat Pawang Uteun ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara salah satunya adalah melalui metode Kampanye Bangga Melestarikan Alam Pride Campaign. Kampanye Bangga adalah sebuah
metodelogi yang memadukan pendidikan konservasi konvensional dengan teknik pemasaran sosial yang bertujuan untuk perubahan perilaku yang di kembangkan
oleh Rare Internasional. Laju kerusakan sumberdaya alam yang terjadi di kemukiman Kueh,
Lhoknga dan Leupung akan ditangani melalui kegiatan pendidikan konservasi dengan berbagai aksi, materi dan juga pendampingan guna peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap upaya konservasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini akan mendorong terjadinya
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sehingga pada akhirnya lembaga adat yang mereka miliki dapat berperan aktif kembali dan mendapat
pengakuan dari berbagai pihak. Dengan perbaikan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tersebut dalam pengelolaan hutan maka akan memberi
dampak positif bagi keberlanjutan hutan sebagai penghidupan bagi masyarakat sekitar kawasan Setiana 2005. Pada Gambar 1 di bawah ini dapat dilihat
kerangka pemikiran penelitian yang akan dilakukan di Kemukiman euh, Lhoknga dan Leupung dengan Kampanye Bangga.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penguatan Lembaga Adat Pawang Uteun melalui
Kampanye Bangga Pengelolaan Hutan
Penebangan
Perilaku Sikap
Pengetahuan Penguatan Lembaga Adat
- Kuatnya Lembaga Adat - Pengakuan terhadap
peran dan fungsi Lembaga Adat
Degradasi Hutan Kebakaran
Pembukaan Lahan
Penerapan Kearifan Lokal
Kampanye Bangga - Penggunaan Materi Cetak
- Pendampingan - Pelatihan
- Aksi Hutan Kemukiman Kueh,
Lhoknga dan Leupung
-Hilangnya Peran dan
Fungsi Lembaga Adat Lokal
-Masyarakat tidak dilibatkan
Aktif dalam Pengelolaan
1.4 Tujuan Penelitian