Studi Literatur Stakeholder Workshop Pertama

Radio Pijar Harapan Lhoong merupakan stasiun radio yang menjadi favorit masyarakat 37,2 , namun demikian untuk Kemukiman Lhoong, mereka memilih radio Baiturrahman sebagai radio favorit 38,9. Sedangkan untuk koran, Serambi Indonesia merupakan koran yang sering dibaca oleh 95,2 responden yang punya kebiasaan membaca koran, Musik 93,5 dan juga berita 46,8 merupakan acara yang sering didengarkan masyarakat ketika mendengakan radio, tetapi untuk mukim Blang Me sendiri responden memilih acara keagamaan sebagai acara favorit kedua setelah musik 13,3. Untuk jenis kesenian tradisional favorit, responden memilih dalil khairat sebagai pilihan pertama 48 dan pilihan kedua mereka memilih seudati mukim Glee Bruek, hikayat mukim Lhoong dan Blang Me, sedangkan pilihan ketiga, dikee mukim Glee Bruek dan Blang Me dan Lhoong memilih seudati. Tokoh adat merupakan sumber informasi yang paling dipercayai oleh masyarakat 78,0, mengalahkan tingkat kepercayaan terhadap informasi yang bersumber dari Anggota keluarga sendiri 75,0. Gambar 14 Kebiasaan Membaca Koran Kelompok Kontrol N=100

5.3 Hasil Tahap Perencanaan

5.3.1 Studi Literatur

Hasil yang didapatkan pada tahap ini adalah berupa data awal tentang kawasan target seperti yang dapat kita lihat pada bagian 3 dari tesis ini Kondisi Umum Lokasi Penelitian. Disamping itu juga telah dibuat matriks analisa stakeholder. Setelah dianalisa terdapat 30 stakeholder yang harus diundang dalam kegiatan pertemuan stakeholder. Para stakeholder berasal dari perangkat- perangkat desa di kawasan target seperti Geuchik Kepala Desa, Camat, Imum Mukim, Kelompok Pemuda, Kelompok PKK, Kelompok Tani, Tokoh Adat, Ya Tidak Tokoh Agama, Instansi terkait, LSM lingkungan hidup; dan BRR Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

5.3.2 Stakeholder Workshop Pertama

Keterlibatan tokoh formal maupun nonformal sebagai bagian dari para pemangku kepentingan yang dalam hal ini mewakili masyarakat target kegiatan Kampanye Bangga sangatlah diperlukan. Mereka dilibatkan secara langsung dalam proses perencanaan kegiatan guna membangkitkan rasa memiliki sense of belonging terhadap program yang akan dilaksanakan. Masukan dan saran serta informasi dari para pemangku kepentingan mengenai kawasan yang menjadi target sangat membantu dalam penentukan kebijakan serta tindakan yang akan diambil serta diterapkan nantinya, peran aktif dari seluruh komponen masyarakat sangatlah penting demi kelancaran program. Keterwakilan adalah satu faktor yang paling penting untuk dapat membawa kepentingan dan menampilkan gambaran kebutuhan kelompok masyarakat. Oleh karenanya mencari anggota masyarakat yang dapat mewakili kepentingan masyarakat serta memahami secara lengkap kondisi kawasan yang menjadi target Kampanye Bangga menjadi satu syarat mutlak. Maka dari itu diperlukan suatu analisa pemangku kepentingan yang dapat dipakai untuk memutuskan serta menetapkan keterlibatan atau keikutsertaan seseorang anggotatokoh masyarakat, pejabat pemerintahnon pemerintah dalam lokakarya pemangku kepentingan. Pertemuan stakeholder pertama ini dilakukan di Meunasah Lamseunia Kemukiman Leupung pada tanggal 30 September 2006 yang dihadiri oleh LSM PeNA, ESP-USAID, tokoh perempuan, tokoh pemuda, para Keuchik, POLSEK, Kepala Sekolah Dasar, tokoh agama, tokoh pembangunan, kelompok penghijauan. Adapun matrik stakeholder terlampir. Untuk mendapatkan sebuah model konseptual bersama maka ada beberapa tahapan yaitu : 1. Pembukaan dan perkenalan tentang Kampanye Bangga dan juga tujuan pertemuan yang akan dilakukan serta perkenalan antar peserta. 2. kata-kata sambuatan dari Pak Keuchik sebagai pemilik tempat 3. Kata-kata sambutan dari ketua PeNA Yayasan Peduli Nanggroe Atjeh yang isinya mengupas sekilas tentang siapa dan apa itu PeNA dan sekilas tentang hubungan antara hutan dan air. 4. Penjelasan model konseptual 5. Diskusi faktor langsung 6. Diskusi faktor tidak langsung 7. Diskusi peringkat ancaman 8. Diskusi slogan 9. Diskusi kandidat maskot 10. Pembacaan do’a 11. Penutupan. Analisa didasarkan kepada beberapa faktor seperti: kepentingan apa yang dibawa orang tersebut, kontribusi atau sumbangsih apa yang kemungkinan dapat diperoleh terutama ketika program sudah berjalan, dan kendala apa yang kemungkinan timbul bagi program jika keikutsertaannya dibatasi. Analisa dilakukan di internal lembaga dengan memperhatikan masukan serta saran yang diperoleh dari diskusi awal yang telah dilakukan dengan berbagai pihak terutama para tokoh masyarakat sekitar kawasan target kampanye bangga melestarikan alam. Gambar 15 Peserta stakeholder workshop sedang menyampaikan idenya dengan menggunakan bantuan metaplan dan fasilitator sedang membantu dalam menyusun faktor ancaman di sticky wall Narasi Model Konsep Hutan Kemukiman Kueh, LhokNga dan Leupung Kondisi yang menjadi target di kemukiman Kueh dan Leupung, Aceh Besar adalah ”ekosistem hutan” nya. Hutan di Kueh dan Leupung merupakan sumber ekonomi bagi masyarakat dan juga merupakan sumber air bagi kehidupan mereka, selain kelimpahan flora dan fauna tentunya. Beberapa kegiatan yang berlangsung di dalam dan sekitar kawasan hutan Kueh dan Leupung cenderung mengancam kelestarian ekosistem hutan yang terdapat di wilayah utara barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini. Kegiatan berupa penebangan liar, pembukaan lahan, galian C, kebakaran hutan, merupakan ancaman yang langsung mempengaruhi kelestarian hutan di Kueh dan Leupung ini. Berdasarkan tiga kriteria dampak ancaman telah dapat diidentifikasi 3 ancaman terbesar bagi ekosistem ini: peringkat pertama adalah penebangan liar, peringkat kedua kebakaran hutan dan peringkat ketiga pembukaan lahan. Maraknya kegiatan penebangan liar didorong oleh tuntutan kebutuhan ekonomi, kurangnya sosialisasi tentang pemanfaatan sumberdaya hutan secara berkelanjutan dari instansi terkait dan juga karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Selain itu, rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan masyarakat masih berpikir untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, sumber daya alam merupakan yang paling mudah menghasilkan uang, karena tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat cenderung rendah maka kegiatan yang mengancam kehidupan mereka dan generasi yang akan datang terus mereka lakukan. Pemanfaatan sumber daya alam dengan cara yang tidak ramah lingkungan terus dilakukan pada kawasan hutan di utara barat daya Nanggroe Aceh Darussalan, ini akan merusak keberadaan kawasan hutan sebagai daerah tangkapan air serta akan berakibat pada penurunan daya dukung lingkungan, dan pada akhirnya habitat satwa pun terusik sehingga gangguan binatang liar terhadap sumber pendapatan kebun, ternak dll dan keselamatan masyarakat juga mengalami peningkatan. Untuk lebih jelas model konseptual ini dapat dilihat pada lampiran 3.

5.3.4. Kelompok Diskusi Terfokus Focus Group Discussion