2.
Pada akhir program, kegiatan Peudeep Lampoh di Kemukiman Kueh, menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan keanekaragaman hayati untuk
memberi manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi pada setidaknya 1000 ha lahan sehingga mengurangi ancaman pembukaan hutan, untuk
pertanianperkebunan.
3.
Pada akhir kampanye, masyarakat Mukim Lhoknga sepakat membangun inisiatif Pawang Uteun untuk pengelolaan berkelanjutan dan penyelamatan
hutan ulayat seluas 500 ha.
4.
Pada bulan ke-12 program, meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai peran hutan sebagai perlindungan sumberdaya air dari 22 menjadi 40.
Berdasarkan keempat sasaran antara di atas, disusunlah kerangka kegiatan yang akan dilakukan selama 12 bulan Kampanye Bangga dengan ringkasan
seperti yang dapat dilihat di lampiran 4. Sebagai maskot Kampanye Bangga adalah burung Cempala Kuneng, yang
juga merupakan burung kebanggaan masyarakat Aceh pada umumnya. Sedangkan slogan yang diusung kampanye ini adalah “Uteun Ta Jaga Rakyat Sejahtera”.
5.3.7 Flagship Species: Cempala Kuneng
Spesies flagship yang digunakan di dalam Kampanye Bangga oleh PeNA adalah burung Cempala kuneng Chopsychus pyrropygus. Cempala Kuneng ini
merupakan hasil pilihan dari masyarakat baik pada saat pelaksanaan stakeholder workshop
I, FGD maupun survei sebanyak 38,2 masyarakat mengatakan Cempala Kuneng
sebagai satwa yang dapat menunjukan kebesaran dan kebanggaan bagi mereka. Keterbatasan informasi maupun tidak mencukupinya
data ilmiah merupakan tantangan di dalam menggunakan burung ini sebagai maskot. Lembaga telah memikirkan rencana untuk mengganti dengan satwa
pilihan lain gajah sumatera atau harimau sumatera. Namun ketika hasil survei dan FGD didiskusikan kembali pada saat pertemuan stakeholder ke-2, para
pemangku kepentingan yang hadir, juga menyuarakan bahwa Cempala Kuneng memang merupakan kebanggaan masyarakat Aceh.
Burung Cempala Kuneng Chopsychus pyrropygus sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Aceh, oleh karenanya burung ini dijadikan
maskot Provinsi Aceh berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh No 34 tahun
1990. Selain sebagai maskot, burung ini juga sering dilantunkan dalam syair lagu Aceh dan juga syair seudati kesenian tradisional Aceh walaupun sekarang
masyarakat sudah tidak pernah melihatnya lagi dan ini juga merupakan salah satu alasan yang kuat kenapa burung ini dijadikan maskot di dalam Kampanye Bangga
dengan pertimbangan apakah satwa yang lain nanti akan mengalami hal yang sama seperti burung Cempala Kuneng ini.
Hasil survei menunjukkan bahwa 70,4 masyarakat menyatakan bahwa satwa ini pernah ada di daerah mereka. Sementara itu, 46,2 masyarakat
menyatakan bahwa satwa ini sudah tidak mereka jumpai lagi di kawasan hutan mereka. Selanjutnya, dari informasi lain yang diterima dari Ir. M Kasim Arifin
peraih Kalpataru, saat ini telah meninggal dunia, pada tahun 1995 burung ini pernah dilihat di daerah Lokop, Kabupaten Aceh Tamiang dan pada tahun 2000
Pemda NAD juga pernah memuat iklan di harian Serambi Indonesia kepada siapa saja yang berminat untuk melakukan penelitian tentang satwa langka ini. Tetapi
sayang kesempatan itu tidak diambil oleh siapapun sehingga sampai saat ini informasi atau literatur atau deskripsi tentang burung langka ini sangatlah minim.
a Klasifikasi Taksonomi
Filum : Chordata
Anak Filum : Vertebrata Kelas
: Aves Bangsa
: Passeriformes Suku
: Turdidae
Marga : Copsychus
Jenis : Copsychus Pyrropygus
Gambar 17 Cempala Kuneng Copsychus pyrrpygus
b Karakteristik Morfologis
Keindahan burung ini diperlihatkan oleh warnanya yang coklat keabuan tua mengkilat dengan alis putih di atas mata, serta paruh hitam ramping tajam.
Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor berwarna kemerahan. Ukuran tubuh dari ujung paruh sampai ke ujung ekor memiliki panjang sekitar 8 inci. Suaranya
panjang merdu serta memukau, nyaring naik turun dan tidak teratur. Bunyinya wu eeee dan we oooo
Karakteristik fisik yang spesifik untuk jantan, betina maupun anakan adalah sebagai berikut Maskot Flora Fauna Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
BKSDA Aceh, 2002: Ciri - ciri Betina : Di atas matanya tidak terdapat bagian yang berwarna
putih sebagaimana yang dimiliki oleh yang jantan, bagian tenggorokan dan dada bulunya berwarna kuning tua sampai merah sawo, pada bagian dadanya terdapat
bagian garis tebal melintang yang berwarna kecoklatan, bulu perutnya berwarna keputihan.
Ciri - ciri Anakan : Warna kecoklat-coklatan, kepala warna bintik-bintik kelabu, dada warna kuning kelabu berbintik-bintik khusus anakan betina,
c Distribusi
Hampir sama dengan beberapa jenis burung lainnya, burung Cempala Kuneng
ini juga hidup di hutan. Cempala Kuneng menghuni hutan di daerah pamah sampai ketinggian 900 Meter, terdapat di Aceh dan Sumatera umumnya,
Kalimantan dan Semenanjung Malaya BKSDA 2002 .
d Perilaku
Burung Cempala Kuneng merupakan burung penyanyi kata orang tua dulu karena memang kebiasaan dari burung ini yang suka berkicau. Jadi tidak heran
kalau dalam lagu Aceh juga ada lagu Cempala Kuneng.
e Reproduksi
Belum ditemukan literatur tentang pola reproduksi spesies ini. Namun demikian secara umum burung-burung di dalam marga Copyshycus bereproduksi
dengan cara bertelur dan mengerami telurnya Nash S 1999
f Makanan
Burung Cempala kuneng ini merupakan kelompok burung cacing. Burung cacing ini membentuk suatu suku besar pemakan serangga yang sebagian besar
hidup dilahan berhutan. Selain memakan serangga burung Cempala Kuneng ini juga memakan biji-bijian.
g Status Konservasi
Data status konservasi mengenai Copsychus pyrropygus tidak tersedia di dalam literatur maupun website, baik itu menurut aturan serta perundang
undangan lokal, nasional maupun internasional. Namun dengan memperhatikan kondisi serta keberadaan pada saat ini, juga kalau ditinjau dari segi sejarah, maka
penetapan aturan perlindungan burung ini merupakan suatu kebijakan yang di pandang perlu untuk dilakukan. Informasi terbaru yang didapatkan dari kawan
kawan jaringan kerja PeNA dalam POKJA kelompok kerja Advokasi Hutan Aceh, burung ini masih terdapat di Lokop serta kawasan pegunungan di dataran
tinggi Gayo, untuk membuktikan kebenaran hal tersebut, kawan kawan dari ISAKA Langsa sedang mengupayakan pengambilan dokumentasi photo yang
diharapkan dapat dijadikan pembanding dari gambarphoto yang ada guna memastikan kebenaran serta keberadaan satwa tersebut.
Cempala Kuneng Copsychus pyrropygus ditetapkan sebagai SatwaBinatang
yang menjadi maskot Provinsi Aceh bersamaan dengan penetapan Bungong Jeumpa Michelia champaca sebagai tumbuhan identias daerah Aceh. Penetapan
ini berdasarkan surat keputusan Gubernur no 34 tahun 1990. Keputusan ini di keluarkan pada tanggal 14 Agustus 1990.
5.3.8 Merancang Kegiatan Kampanye