Tinjauan Kritis Kegiatan Kampanye Bangga

2. Memperkuat kembali peran dan fungsi lembaga adat Pawang Uteun dalam pengelolaan sumber daya hutan. Sehingga menghasilkan kesepakatan masyarakat mukim Lhoknga tentang penerapan kembali hukum adat dalam pengelolaan SDA khususnya hutan. 3. Adanya Rencana Tindak Lanjut kegiatan penguatan peran lembaga adat lokal Pawang Uteun dalam pengelolaan sumber daya alam masyarakat sepakat untuk meghidupkan kembali lembaga adat pawang uteun dan pada saat itu ada rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk memperkuat lembaga tersebut. Rencana tindak lanjut dari Duek Pakat Adat mukim Lhoknga adalah mereka menginginkan pemetaan hutan ulayat seperti yang sudah kita lakukan di kemukimana Leupung sehingga akan memperjelas batas pengelolaan nantinya.

5.4.3 Tinjauan Kritis Kegiatan Kampanye Bangga

Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan. perubahan masyarakat dapat berupa nilai-nilai sosial, norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan kewenangan interaksi sosial dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dewasa ini merupakan gejala normal, perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan dari masyarakat yang bersangkutan maupun dari orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik ataupun yang mencolak. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, ada pula perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan begitu cepat Soekanto 1982. Farley dalam Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu. Kerusakan hutan Kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung telah menimbulkan berbagai permasalahan di tingkat masyarakat sehingga untuk menyelesaikan permasalah tersebut harus dengan melakukan perubahan ditingkat masyarakat itu sendiri. Dalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. faktor- faktor tersebut antara lain adalah kontak dengan dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat kemasyarakat lain. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas lainnya sehingga dapat menikmati kegunaannya. Ada dua tipe difusi; pertama difusi intra- masyarakat, dan kedua difusi antar-masyarakat. Difusi intra-masyarakat terpengaruh oleh beberapa faktor misalnya : 1. Suatu pengakuan bahwa unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan. 2. Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang mempengaruh diterimanya atau tidak diterimanya unsur-unsur yang baru. 3. Unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama, kemungkinan besar tidak akan diterima. 4. Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan mempengaruhi apakah hasil penemuannya itu dengan mudah diterima atau tidak. Difusi antar masyarakat, juga dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu : 1. Adanya kontak antara masyarakat-masyarakat tersebut. 2. Kemampuan untuk mendemontrasikan kemanfaatan penemuan baru tersebut. 3. Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut. 4. Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menyaingi unsur-unsur penemuan baru tersebut. 5. Peranan masyarakat yag menyebarkan penemuan baru itu. Proses difusi dapat meyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkaya dan menambah unsur-unsur kebudayaan, yang sering kali memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. Kampanye Bangga adalah suatu proses yang mengarah ke tujuan tertentu, karena hakikat dari sebuah proses sosial adalah proses yang mengarah. Proses sosial sama dengan sebuah tripologi. Untuk memahami masalah perubahan sosial maka diperlukan tripologi proses sosial. Tripologi dapat didasarkan atas empat kriteria utama yaitu: 1 Bentuk proses sosial yang terjadi Bentuk proses sosial yang terjadi bermacam-macam, ada proses sosial yang mengarah. Biasanya proses ini tidak dapat diubah dan sering bersifat kumulatif. Gagasan proses yang tidak dapat dirubah itu menekan pada kenyataan bahwa dalam kehidupan manusia terhadap kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi; pemikiran yang tidak dapat dipikirkan. 2 Hasil akhir proses sosial Proses sosial biasanya menhasilkan keadaan dan struktur sosial yang sama sekali baru contohnya berkembangnya teknologi baru dengan segala dampak lanjutnya. Proses sosial menghasilkan perubahan mendasar. Terbentuknya lembaga adat Pawang Uteun untuk melindungi kawsan hutan agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjuta hasil dari Kampanye Bangga sebagai sebuah proses sosial. 3 Proses dalam kesadaran sosial Ada tiga proses dalam kesadaran sosial yaitu; pertama proses yang kentara yakni proses yang disadari, diduga dan diharapakan, contahnya perubahan UU; kedua proses laten yakni proses yang tak disadari, tak diduga dan tak diharapakan, contahnya sejak lama orang tak menyadari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh berbagai hal dan yang ketiga adalah proses bumerang yaitu proses yang terjadi justru berlawanan dengan harapan mereka dan menimbulkan hasil yang sama sekali berlainan atau berlawanan dengan yang diharapakan semula, contohnya propaganda justruk dapat memperkuat sikap orang yang diserangnya dengan memobilisasi pertahanan dan memprokasi reaksi atas propaganda tersebut. Maka Perubahan yang dihasilkan dari kegiatan Kampanye Bangga termasuk ke dalam proses perubahan yang disadari, diduga, dan diharapkan. Perubahan untuk kembali kepada sistem adat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan akan dapat menekan laju kerusakan dan mempertahankan kawasan adalah contoh dari proses sosial ini. 4 Kekuatan yang menggerakkan proses Kekuatan yang menggerakkan proses perubahan dalam Kampanye Bangga di Kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung adalah kerusakan hutan. Bagaimana mereka bisa membangun kekuatan bersama untuk melindungi kawasannnya dari berbagai ancaman yang terjadi. Salah satu cara yang mereka bangun dalam menjaga kawasannya adalah dengan menerapkan kearifan lokal yang mereka miliki dengan mengaktifkan kembali lembaga adat yang mereka miliki. Jika mereka punya aturan main untuk daerah kekuasaannya maka orang asing yang masuk akan lebih berhati-hati sehingga semuanya akan menjadi lebih teratur dan ini akan menjamin penyelamatan kawasan. Sebuah lembaga yang baik harus memiliki manajemen yang baik pula, karena manajemen diartikan ”mengatur”. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setelah dilakukan kampanye selama satu tahun hasil survei pasca kampanye menunjukan adanya peningatan pemahaman masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan arti penting hutan bagi kehidupan dan peran sebuah lembaga adat dalam melindungi kawasannya. Hal ini dikarenakan bahwa masyrarakat punya keinginan untuk berubah dan perubahan itu memang direncanakan. Program Kampanye Bangga di wilayah kemukiman Kueh, Lhoknga serta Leupung yang di laksanakan oleh PeNA sampai saat ini telah diimplementasi dalam beberapa jenis kegiatan yang digagas agar terjadinya perubahan prilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan pengelolaan SDA yang ada di wilayah mereka melalui penguatan Lembaga Adat Pawang Uteun dan pendidikan konservasi. Melalui penguatan lembaga adat ini nantinya diharapkan mereka dapat kembali mengelola kawasannya sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki. Sebelum menyusun rencana kerja di wilayah target Kampanye Bangga Melestarikan Alam selalu terlebih dahulu melakukan berbagai kegiatan seperti studi literatur pada masa awal kampanye. Selain itu Kampanye bangga juga melakukan berbagai diskusi baik itu stakeholder workshop,focus group discussion serta survi masyarakat prakampanye. Diskusi ini bertujuan untuk melihat permasalahan observasi apa yang terdapat di lokasi target kemukiman kueh, Lhoknga dan Leupung. Dari diskusi ini ditemukan ancaman yang sedang terjadi yaitu penebangan liar, pembukaan lahan dan kebakaran hutan. Masyarakat di kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung saat ini sangat merasakan bahwa penebangan liar yang terjadi didaerahnya sudah semakin tak terkendali apalagi selama masa rehabilitasi dan rekontruksi Aceh pasca bencana tsunami dan ini sangat mengancam keselaman hutan yang mereka miliki. Masyarakat sudah mulai khawatir dampak yang ditimbulkan oleh penebangan liar tersebut yang biasanya kalau turun hujan mereka bisa aman dan santai saja tapi sekarang sudah mulai terjadi banjir akibat sungai yang meluap seperti yang terjadi di Krueng Sarah. Akibat dari pengrusakan hutan itu juga seperti pembukaan lahan mereka juga sudah merasakan gangguan binatang yang turun ke Pemukiman dan telah memakan ternak mereka seperti yang terjadi di kemukiman Kueh. Untuk melakukan sebuah pemasaran yang baik memang selalu diperlukan berbagai kegiatan seperti yang disebutkan di atas tadi untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar sehingga dapat mengurangi resiko tidak lakunya produk yang akan dijual. Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah disusun secara bersama sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Kerja PeNA untuk program Kampanye Bangga Melestarikan Alam pada kenyataannnya tidaklah semuanya dapat memberi dampak yang signifikan dalam mewujudkan perubahan prilaku masyarakat sasaran program. Keberadaan wilayah target kampanye yang juga merupakan wilayah yang terkena dampak tsunami yang banyak mendapatkan bantuan pemulihan menjadi suatu hambatan sosial yang sangat berarti dalam mencapai tujuan dan sasaran kampanye yang telah direncanakan. Fakta saat ini menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat telah memudar dan mengalir begitu saja sejalan dengan banyaknya aliran dana yang mereka dapatkan dari pihak donor, semangat, kebersamaan, keswadayaan dan gotong royong dari masyarakat menjadi hancur terbawa arus mengikuti aliran dana bantuan. Dari hasil survei yang dilakukan paska kampanye, bahwa masyarakat sudah mulai terlibat dalam usahan penanaman, perlindungan hutan dan juga perlindungan sumber mata air. Selain itu dari pertemuan yang dilaksanakan dengan masyarrakat sudah dapat terlihat semangat dari mereka untuk melindungi kawasannya melalui penguatan lembaga adat yang mereka miliki dengan menerapkan kembali kearifan lokal yang sudah pernah ada. Hal ini terlihat dari kesediaan mereka untuk mengikuti pertemuan dan menyumbangkan pikirannya untuk kemajuan gampongnya. Maka dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa masyarakat yang ada di kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung saat ini sudah berada pada tahap aksi mereka sudah mulai melakukan kegiatan a Program Kampanye dengan Pendekatan Sosial Marketing Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa masyarakat di kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung menggantungkan hidupnya pada keberadaan hutan yang mereka miliki untuk menunjang ekonomi keluarganya selain manfaat ekologi yang mereka rasakan yaitu hutan yang lebat mampu melindungi mereka dari ancaman bahaya banjir. Kampanye Bangga dengan teknik social marketing dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : 1 Segmentasi audiens Pesan-pesan kunci dalam kampanye efektif dalam meningkatkan pengetahuan, memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat karena adanya segmentasi. Pesan kunci yang sama dikomunikasikan sesuai dengan segmen kelompok target. Segmentasi kelompok target dalam Kampanye Bangga yang dilaksanakan di kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung dilakukan berdasarkan kelompok usia , jenis kelamin pada kelompok dewasa, serta profesi pada laki- laki dewasa. Oleh karena itu ada kelompok anak-anak, kelompok remaja, kelompok perempuan dewasa, dan kelompok laki-laki dewasa yang berprofesi sebagai petani pemanfaat hasil hutan. Dari keempat segmen ini kelompok laki-laki dewasa yang berprofesi sebagai petani pemanfaat hasil hutan adalah kelompok target utama Kampanye Bangga primer sementara kelompok anak-anak, dan kelompok remaja adalah kelompok target kedua sekunder. Segmentasi memudahkan dalam menentukan bentuk-bentuk pendekatan. Penyampaian pesan kunci kepada kelompok anak- anak dikemas melalui kunjungan sekolah, panggung boneka, lagu konservasi anak, serta komik anak. Penyampaian pesan kunci kepada kelompok pemuda dikemas melalui kader konservasi. Oleh karena Kampanye Bangga membuat segmentasi maka kampanye ini efektif memperbaiki pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Sarwono 2002 bahwa manusia memiliki tingkat kognitif yang berbeda. Usia 0 – 1 tahun akan berbeda dengan usia 2 – 7 tahun, berbeda pula dengan usia 7 – 11 tahun serta berbeda dengan usia 11 tahun ke atas. Semua individu memiliki tahapan perkembangan kognitif yang sama sehingga tidak bisa seseorang yang berusia 5 tahun tiba-tiba berada dalam tingkatan kognitif 11 tahun. 2 Penelitian formatif Kampanye Bangga di Kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung efektif dalam mendorong perbaikan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat juga disebabkan kampanye ini melakukan penelitian formatif sebelum merancang kegiatan. Melalui tahapan ini diketahui bahwa permasalahan yang terjadi adalah hilangnya peran dan fungsi lembaga adat Pawang Uteun sehingga mereka hilang kendali dalam melindungi dan menjaga kawasannya. Pesan-pesan kunci yang dikembangkan dalam kampanye juga ditetapkan dalam tahapan ini dan disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi, tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat sasaran. Penelitian formatif memberikan landasan yang kuat bagi perencanaan, pengembangan pesan dan materi kampanye serta pelaksanaan uji coba materi kampanye. 3 Positioning Kampanye Bangga di Kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung efektif dalam mendorong perbaikan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat juga disebabkan karena kampanye ini memiliki maskot kampanye berupa spesies kunci. Kampanye Bangga yang dilaksanakan di kemukiman Kueh, Lhoknga dan Leupung menggunakan maskot Cempala Kuneng karena Cempala Kuneng merupakan spesies kunci yang menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat. Dalam pemasaran komersil sebuah barang dengan mudah diingat oleh konsumen karena memiliki logo barang. Logo mampu mengkaitkan konsumen dengan segala sesuatu tentang produk tersebut Weinreich 1999. Penggunaan logo dalam social marketing untuk mewakili atau simbol dari sebuah inovasi. Ketika masyarakat melihat Cempala Kuneng maka yang muncul dalam pemikiran mereka misalnya adalah tentang kebersamaan dalam melestarikan hutan, menjaga hutan menyelamatkan kehidupan semua makhluk, kembali ke sistem adat. Ini diduga efektif dalam kegiatan peningkatan pengetahuan karena menurut Rakhmat 2003 manusia berpikir dibantu oleh lambang-lambang. Yang disimpan oleh pikiran manusia adalah gambar atau lambang baru kemudian diterjemahkan dalam kata- kata. Hal ini berbeda dengan simbol atau lambang yang digunakan oleh banyak kegiatan konservasi lainnya dimana misalnya jika yang ditampilkan adalah gambar harimau maka pesan yang disampaikan adalah hanya selamatkanlah harimau. Ketika pesan itu yang disampaikan maka masyarakat akan bertanya kalau kami menyelamatkan harimau lalu siapa yang akan menyelamatkan kami dan mungkin mereka akan berpikir panjang untuk melakukan usaha tersebut sementara dibeberapa tempat harimau menjadi musuh bagi mereka karena menggangu ternak mereka bahkan terkadang jiwa manusia. Namun dalam Kampanye Bangga walaupun logo yang ditampilkan adalah Cempala Kuneng namun pesan yang ditampilkan adalah kebersamaan penyelamatan hutan untuk mempertahankan hidup semua makhluk. 4 Priceharga Menurut Weinreich 1999 dalam social marketing sebuah ide akan diadopsi jika khalayak target tidak mengeluarkan biaya tinggi dan kalau bisa gratis karena tujuan sosial marketing adalah untuk mengubah perilaku bukan mencari untung. Oleh karena itu Kampanye Bangga yang telah dilaksanakan dapat membantu membangkitkan inisiatif masyarakat kemukiman Kueh. Lhokng dan Leupung dalam berbagai kegiatan untuk mendorong kembali kepada adat indatu. 5 Promosi Dalam Weinreich 1999 promosi berguna untuk menyampaikan pesan kepada kelompok target dan mencoba agar mereka terus mempertahankan adopsi perilaku. Perubahan perilaku yang terjadi dalam kelompok target juga diduga karena adanya unsur promosi dalam kegiatan Kampanye Bangga. Dalam pemasaran komersil sebuah produk dipromosikan melalui iklan. Promosi dikemas dalam berbagai kegiatan seperti iklan di TV, radio, surat kabar, papan iklan, kegiatan-kegiatan sosial, dan sebagainya. Akibat promosi yang gencar disampaikan oleh perusahaan seringkali mempengaruhi seseorang untuk membeli sebuah produk. Hal yang sama juga dilakukan dalam kegiatan Kampanye Bangga. Produk Kampanye Bangga berupa pengetahuan, sikap dan praktek yang lebih baik tentang pengelolaan sumber daya alam dipromosikan melalui berbagai kegiatan seperti poster, lagu, papan iklan, lembar fakta, kegiatan-kegiatan seni, pelatihan, kalender, baju kaos, dan sebagainya. b Kampanye Bangga dilakukan secara partisipatif dan intensif Dalam Soekanto 1995 dijelaskan bahwa kedekatan adalah faktor yang memudahkan komunikasi karena adanya pertemuan yang berulang-ulang. Pertemuan yang berulang-ulang akan memberi proses pengurangan kecemasan dan pembiasaan terhadap orang asing tersebut, oleh karena itu faktor kedekatan fisik merupakan salah satu faktor penting untuk peningkatan hubungan. Dalam Sztompka 1995 dijelaskan bahwa untuk studi perubahan sosial waktu tidak hanya merupakan dimensi universal tetapi menjadi faktor inti dan menentukan. Waktu berfungsi sebagai kerangka eksternal untuk mengukur peristiwa atau proses serta mengkoordinasikan tindakan sosial. Disamping itu seluruh tahapan dilakukan secara partisipatif bersama kelompok target. Jadi seorang manajer kampanye yang sedang menjalankan program kampanyenya semestinya tinggal di lokasi target selama satu tahun menjalankan program kampanye, karena ini akan menimbulkan rasa percaya dari masyarakat. Selain itu juga dengan tinggal di lokasi target manajer dapat mempelajari sosial budaya serta dapat berinteraksi lebih sering dengan target audiennya. Faktor kedekatan seperti ini diduga sebagai salah satu faktor yang mendorong perubahan perilaku terjadi.

5.4.4 Bentuk Kegiatan Yang Efektif