Bentuk Kegiatan Yang Kurang Efektif Rekomendasi

disampaikan juga sangat singkat dan sederhana sehingga audien dengan cepat mengingatnya. Selain materi cetak poster yang sangat efektif juga ada billboard, karena ukurannya yang besar dan dipasang di tempat umum sehingga semua orang dapat melihat, gambar nya yang menarik pesan yang disampaikan juga tidak rumit. Pin , buku tulis, tas sekolah dan meja belajar juga sangat membuat anak- anak senang, gambar dan pesan sama seperti yang di poster.

5.4.5 Bentuk Kegiatan Yang Kurang Efektif

Dari serangkaian kegiatan yang sudah direncanakan dan sudah dijalankan ada beberapa kegiatan yang kurang efektif dampaknya bagi perubahan perilaku masyarakat sasaran yaitu : 1 Diskusi sumberdaya hutan Kegiatan ini kurang efektif karena pada masyarakat yang berada di daerah yang kena bencana tsunami, alasannya mereka sudah jenuh dengan pertemuan- pertemuan sebab sudah terlalu sering mengikuti rapat-rapat dan hasilnya selalu tidak ditindak lanjuti, apalagi kalau pertemuan itu tidak diberikan uang saku, dan juga minat baca dari masyarakat yang rendah. Namun demikian tetap saja ada masyarakat yang masih mau peduli dan ikut terlibat. 2 Beberapa materi cetak Bulletin kurang efektif karena minat baca masyarakat kepada bacaan yang tidak bersifat menghibur sangat kurang, ditambah lagi kurangnya waktu sehingga intensitas pertemuan untuk membahas masalah ini menjadi sangat berkurangsedikit sehingga pembuatannya tidak maksimal.

5.4.6 Rekomendasi

Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan kampanye maka beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan keberlanjutan pencapaian, antara lain adalah: 1. Penguatan lembaga adat Pawang Uteun serta membangun kerja sama dengan pihak terkait sehingga adanya pengakuan dari pemerintah daerah, juga memfasilitasai pembentukan qanun Gampung. Terbentuknya kesepakatan masyarakat, terpetakannya kawasan hutan ulayat seluas 3000 Ha, dan tergalinya aturan serta kearifan lokal dalam pengelolaan SDH merupakan capai kegiatan yang telah dilakukan selama ini guna menuju terwujudnya sistem pengelolaan sumberdaya hutan melalui penguatan lembaga Pawang Uteun. Agar terwujudnya sistem pengelolaan hutan ulayat dengan visi konservasi, dan perlu adanya kejelasan mengenai obyek yang akan dikelola, batasan dan mekanisme pengelolaannya, maka oleh sebab itu dibutuhkan langkah sebagai berikut: a. memastikan status kawasan ke lembaga pemerintahan terkait, sehingga dapat dipastikan hak ulayat atas luas hutan yang disepakati untuk dikelola dengan sistem Pawang Uteun b. Workshop Perencanaan Pengelolaan Hutan c. Pembuatan Qanun Mukim d. Deklarasi penerapan Hukum Adat dalam pengelolaan Hutan 2. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengelolaan SDH secara berkelanjutan, juga diperlukan pelatihan tentang Agroforestry, budidaya rotan, pembuatan pupuk organik. Hal ini dipandang perlu guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang alternatif sumber pendapatan dari hasil hutan yang bukan hanya berupa kayu. 3. Kesepakatan yang telah terbangun di kemukiman Lhoknga tentang pengelolaan hutan ulayat perlu dilakukan beberapa kegiatan pendukung sebagaimana harapan masyarakat yang tergali dalam kegiatan duek pakat Adat Mukim Lhoknga, antara lain adalah : Pemetaan wilayah Hutan ulayat mukim Lhoknga, Penggalian aturan adat dalam pengelolaan hutan. VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan