RENCANA INVESTASI KAYU SENGON DAN TANAMAN JATI EMAS
Laporan Akhir
VI-21
berbeda setiap daerahnya. Asumsi saat ini harga satu batang pohon usia tanam 5 tahun dapat dijual seharga Rp. 300.000-Rp. 500.000. sedangkan jika dibuat papan
atau blok dapat dijual seharga Rp. 1000.000-Rp.1.200.000 per m3. Perhitungan Hasil Investasi :
Jumlah tanaman per hektar lahan adalah 4000 batang dengan prediksi susut sebesar 25 atau sejumlah 1000 batang. Maka setiap hektar lahan akan menghasilkan
kayu yang dapat dipanen sebanyak 3000 batang. Apabila dijual ke tengkulak tebang ditempat tanpa mengeluarkan ongkos tebang dan angkut sebatang pohon dapat
dijual Rp. 500.000
Maka perhitungannya menjadi sebagai berikut : 3000 batang x Rp. 300.000 = Rp. 900.000.000,- jadi selama 5 tahun masa tanam akan
menghasilkan 3000 batang kayu sengon per hektar lahan. Harga perhitungan tersebut berdasarkan estimasi terendah.
Sebagaimana telah disebutkan dalam analisis, bahwa luasan lahan kritis di Kabupaten Jember meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya masyarakat yang lebih memilih menanam sengon karena waktu panen yang relatif singkat dan harga yang tinggi. Alternatif yang dapat dipertimbangkan
kedepannya adalah penanaman jati emas sebagai upaya mengurangi luasan lahan kritis. Dari sudut ekologis, penanaman jati emas membantu konservasi alam di sekitar
lahan karena sistem perakarannya menjaga tanah dari kemungkinan erosi air muka tanah.
Kehadiran tanaman jati emas merupakan terobosan baru dalam mengantisipasi kelangkaan bahan baku industri kayu, rehabilitasi lahan kritis, dan
pencegahan kerusakan hutan tanaman jati. Tanaman jati emas merupakan bibit unggul hasil budidaya sistem kultur jaringan dikembangkan pertama kali dalam
laboratorium, yang tanaman induknya pada mulanya berasal dari negara Myanmar.
Tanaman jati emas sudah bisa dipanen mulai umur 5 15 tahun, yang selain keuntungan berupa pertumbuhan yang cepat, juga tumbuh dengan seragam dan
lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila tanaman jati konvensional berumur 5 tahun baru berdiameter 3,5 cm dan tinggi 4,0 m maka jati emas pada
Laporan Akhir
VI-22
umur yang sama 5 7 tahun sudah mempunyai kayu yang berdiameter 27,0 cm dan tinggi pohon 16 m. Dibandingkan dengan jenis kayu pertukangan lain, kualitas kayu
jati emas lebih baik, lagipula volume penyusutan hanya 0,5 kalinya.Penanaman jati emas cocok untuk daerah tropis terutama pada tanah yang banyak mengandung
kapur. Tanah yang ideal adalah tanah jenis aluvial dengan kisaran pH 4,5 sampai 7. Dapat tumbuh dengan baik jika ditanam di daerah dataran rendah 50 80 m dpl
sampai dataran tinggi dengan ketinggian 800 m dpl. Tanaman ini diketahui sangat tidak tahan dengan kondisi tergenang air, sehingga area pertanaman jati emas mutlak
membutuhkan sistem drainase yang baik.
Tingginya animo penanaman jati emas didorong oleh faktor-faktor seperti analisa keuntungan yang menggiurkan, cepatnya pengembalian modal, nilai investasi
yang relatip rendah, dan tingkat produktivitas tanaman yang sangat tinggi. Lagipula kebutuhan pasar internasional akan produk kayu jati yang baru terpenuhi 20 dari
Indonesia merupakan jaminan pemasaran yang sangat berprospek. Berikut adalah perhitungan nilai investasi tanaman jati emas di Kabupaten Jember. Dalam
perhitungan ini diambil contoh berkebun Jati Emas pada lahan seluas 1 Ha. Jarak tanam yang direkomendasikan 2,50 m sehingga pada tanah pekarangan tersebut
dapat ditanami sebanyak 2.000 pohon Jati Emas.
Biaya Awal
Pengadaan bibit 2000 X Rp 20.000 = Rp
40.000.000 Pupuk awal tanam
2000 X Rp 7.000 = Rp
14.000.000 Ongkos Tanam
2000 X Rp 3.000 = Rp
6.000.000
Sub Total a = Rp
60.000.000 Biaya Pemeliharaan selama periode 15 tahun
Pemupukan Berkala 340 2000 X Rp 1000
= Rp 680.000.000
Obat Anti Hama 680 2000 X Rp 500
= Rp 680.000.000
Pemeliharaan rutin 5
X Rp 600.000 = Rp 3.000.000
Sub Total b = Rp
1.363.000.000 Biaya Panen
Perijinan 2000
X Rp 20.000 = Rp
40.000.000 Penebangan
2000 X Rp
20.000 = Rp 40.000.000
Sub Total c = Rp
80.000.000 Total Keseluruhan
a + b + c = Rp 1.503.000.000
Laporan Akhir
VI-23
Asumsi Pendapatan
Perhitungan nilai penghasilan dilakukan sesuai dengan periodisasi penebangan, dalam hal ini penebangan dilakukan dalam 3 tiga tahap yaitu :
• tahap pertama dalam rangka penjarangan sebanyak 800 batang,
• kemudian pada saat pohon berumur 10 tahun dilakukan penebangan
sebanyak 600 batang dan
• terakhir sebanyak 600 batang lagi ditebang pada saat pohon berumur 15
tahun.
Adapun nilai jual yang diperhitungkan adalah taksiran harga pada saat ini dan disetarakan dengan harga kayu kelas IV yang berkisar antara Rp. 1.000.000,- sampai
Rp. 3.750.000,- per meter kubik. Sebagai informasi tambahan bahwa menurut United Nation FAO Publication Forest Product Price patokan harga kayu jati dunia saat ini
adalah sebesar US 1,400 ~ US 3.000 per meter kubik.
Penjarangan Tahap I 5 Tahun
0,38 x 800 X Rp 1.000.000 = Rp 304.000.000
Pupuk awal tanam 0,98 x 600 X Rp 2.000.000 = Rp
1.176.000.000 Ongkos Tanam
1,96 x 600 X Rp 3.000.000 = Rp 3.528.000.000
Total Pendapatan = Rp 5.008.000.000
Benefit Cost Ratio Analisa
Uraian Biaya
Rp Total
Rp
ManfaatBenefit Asumsi Pendapatan
Tahp I 304.000.000
Tahap II 1.176.000.000
Tahap III 3.528.000.000
Total Benefit 5.008.000.000
Biaya Biaya Investasi
awal 60.000.000
Biaya Pemeliharaan
1.363.000.000 Biaya Panen
80.000.000
Total cost 1.503.000.000
BC 3,3
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015
Laporan Akhir
VI-24
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai BCR 1, sehingga program rehabilitasi lahan melalui penanaman Jati Emas bernilai ekonomis, ditinjau dari
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Nilai ekonomis tersebut masih pada luas lahan 1 Ha. Jika seluruh lahan kritis yang ada di Kabupaten Jember
ditanami jati emas, maka bisa dibayangkan pendapatan yang dapat diserap oleh pemerintah daerah. Roda perekonomian akan semakin berkembang pesat,
pembangunan pun dapat berjalan dengan dukungan APBD yang semakin meningkat.
Laporan Akhir
VI-25
Tabel 6. 3 Indikasi Program Pengembangan Sektor Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember
No Strategi
ProgramProgram Lokasi
Dimensi Waktu Sumber
Pembiayaan Instansi
Pelaksana 2016
2017 2018
2019 2020 2025
A.Sektor Perkebunan
1 Peningkatan produksi
perkebunan rehabilitasi areal
pengembangan perkebunan
Seluruh wilayah kabupaten
Jember
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
- Dinas
perkebuna n dan
kehutanan -
Perhutani -
Badan konservasi
sumber daya alam
Pembentukan kelompok usaha
agibisnis tanaman perkebunan
Kecamatan potensial
pengembangan komoditas
unggulan, seperti Silo.
Peningkatan kinerja sistem pemenuhan
input produksi Seluruh wilayah
kabupaten Jember
Peningkatan mutu dan produktivitas
produk kebun untuk penyesuaian
standar kualitas dan keamanan pangan
Seluruh wilayah kabupaten
Jember
Fasilitasi alat mesin dan benih
Seluruh wilayah kabupaten
Jember konservasi lahan
terpadu pada lahan kering untuk
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Laporan Akhir
VI-26 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
menunjang perluasan tutupan
vegetasi pada potensi lahan kritis
melalui pemberdayaan
lembaga petani Kemitraan
Monitoring dan evaluasi
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
2. Peningkatan kesejahteraan petani
Pengembangan kelompok usaha
agribisnis Seluruh wilayah
kabupaten Jember
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Pelatihan dan pendampingan
managemen agribisnis
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan
3 Peningkatan
pemasaran hasil produksi perkebunan
Membentuk forum kemitraan dan
pemasaran hasil perkebunan
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Bapemas
Disperinda g
Menyusun data dan Seluruh wilayah APBN,
Dinas
Laporan Akhir
VI-27 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
informasi pelaku usaha dan harga
pasar komoditas unggulan
perkebunan dan kehutanan
kabupaten Jember
APBD I, APBD II,
Kemitraan perkebuna
n dan kehutanan
Bappeda
pelaksanaan pameran komoditas
unggulan perkebunan
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Disperinda
g Menggelar Agro
Expo Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Disperinda g
Pembangunan Pusat-pusat
Penampungan Produksi Hasil
Perkebunan Masyarakat yang
Akan Dipasarkan Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Bapemas Disperinda
g 4.
Peningkatan penerapan Teknologi tepat guna
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Seluruh wilayah kabupaten
APBN, APBD I,
Dinas perkebuna
Laporan Akhir
VI-28 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
Teknologi Perkebunan Tepat
Guna Jember
APBD II, Kemitraan
n dan kehutanan
pengelolaan air irigasi
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Dinas PU
pengairan penyediaan sumber
air alternatif Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Dinas PU pengairan
Balai wilayah
sungai pengembangan
konservasi air melalui
pengembangan embung, chek dam,
sumur resapan, antisipasi
kekeringan dan banjir
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Dinas PU
pengairan BKSDA
Balai wilayah
Laporan Akhir
VI-29 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
sungai Pengembangan
Kawasan Sentra Produksi
Penetapan kawasan;
Sosialisasi untuk mendapatkan
respon dari masyarakat.
Penyiapan sumber daya
alam dan sumber daya
manusia; Melengkapi dan
memperkuat infrastruktur
pada kawasan terpilih
Menjalin kemitraan
dengan kelompok tani
maupun swasta Pendanaan
pengelolaan kawasan;
Evaluasi kegiatan
Kecamatan Potensial
pengembangan komoditas
unggulan APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Bappeda
Dinas PU
Laporan Akhir
VI-30 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025 B. Sektor Kehutanan
5. Pemanfaatan potensi
sumberdaya hutan secara efisien dan
berkelanjutan Pengembangan
Hasil Hutan Non- Kayu
APBN, APBD I,
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Membangun kemitraan agribisnis
kehutanan dengan pelaksanaan forum
pertemuan petani kayu rakyat dan
petani hasil hutan non-kayu dengan
industri APBN,
APBD I, APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Bappeda
Dinas PU
6.
Rehabilitasi hutan dan lahan
Penyediaan kebun bibit tanaman untuk
penghijauan Seluruh wilayah
kabupaten Jember yang
telah mengalami
degradasi lingkungan
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Perhutani BKSDA
Melaksanakan pencanangan Bulan
Menanam Nasional Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Perhutani BKSDA
Laporan Akhir
VI-31 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
Pembentukan kelompok tani
Hutan berbasis Kampungdesa
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Perhutani
BKSDA Pelatihan dan
pendampingan pada kelompok tani
tentang penanaman dan
pengelolaan hutan Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Perhutani BKSDA
7. Perlindungan dan konservasi hutan
Pengembangan Pengujian dan
Pengendalian Peredaran Hasil
Hutan
sosialisasi permenhut
peredaran hasil hutan
Seluruh wilayah kabupaten
Jember APBD II,
Kemitraan Dinas
perkebuna n dan
kehutanan Perhutani
BKSDA Sosialisasi
pencegahan dan dampak kebakaran
hutan dan lahan Seluruh wilayah
kabupaten Jember
APBD II, Kemitraan
Dinas perkebuna
n dan kehutanan
Perhutani BKSDA
8. Mempercepat proses Inventarisasi
Seluruh wilayah APBD II,
Dinas
Laporan Akhir
VI-32 No
Strategi ProgramProgram
Lokasi Dimensi Waktu
Sumber Pembiayaan
Instansi Pelaksana
2016 2017
2018 2019 2020
2025
penataan kawasan guna pemantapan
status dan fungsi kawasan serta areal
kelola masyarakat sebagai dasar
pengelolaan dan pemanfaatan hutan
potensi hutan Tata batas dan
pemasangan tapal batas
Pemetaan dan dokumentasi
hasil inventarisasi dan
tata batas hutan di
Kabupaten Jember
Kemitraan perkebuna
n dan kehutanan
Perhutani BKSDA
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2015
Laporan Akhir
VI-33
Tabel 6. 1MPP Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Jember Tahun 2015..........................................................................................................6 Tabel 6. 2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL Sektor Kehutanan Kabupaten Jembe Tahun 2015.................................................................................14
Tabel 6. 3 Indikasi Program Pengembangan Sektor Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember...........................................................................25
Laporan Akhir
VII-1