por k
ir
II-8
5. .
, .
.
. .
. :
• pertama
. •
Kedua .
• Ketiga
+
. •
Keempat .
•
Kelima .
•
Keenam .
•
Ketujuh,
+
•
kedelapan
, -
, -
.
, .
.
, ,
,
.
.
.
, 2010 :
 -
, 
, 
, 
-
.
1 2
por
23 4
k
5
ir
II-9
Gambar 2.1 Hubungan Tiga Domain Governance
Laporan Akhir
66 6 7 8
9 :; =? = A
t
A =
r
=
canaan
Indikator utama kinerja yang ingin dicapai dalam penyusunan Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember adalah:
• Prosentase peningkatan produktivitas tanaman musiman
• Prosentase peningkatan produktivitas tanaman tahunan
• Prosentase peningkatan produktivitas hasil hutan
• Prosesntase  peningkatan  penanganan  lahan  kritis  dan  penanganan  kerusakan  kawasan
hutan
Pendekatan  perencanaan  yang  digunakan  dalam  koordinasi penyusunan  Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember adalah:
1. Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pendekatan perencanaan program yang berwawasan lingkungan menuntut tercapainya hasil hasil  perencanaan  sarana  dan  prasarana  lingkungan  yang  senantiasa  berorientasi  pada
kondisi  lingkungan  alami tidak merusak  ekosistem yang  ada  melalui perubahan perubahan akibat desain yang seminimal mungkin.
2. Perencanaan Pembangunan yang Berkelanjutan
Pendekatan  Perencanaan  Berkelanjutan Sustainable  Development akan  mendorong
perencanaan tidak hanya berorientasi pada kebutuhan dan pemanfaatan ruang semaksimal mungkin untuk kebutuhan saat ini, namun tetap berorientasi pada masa yang akan datang
dengan  tetap  memanfaatkan  ruang  seoptimal  mungkin  untuk  kebutuhan  saat  ini,  namun tetap memanfaatkan ruang seoptimal mungkin dengan tidak merusak lingkungan. Prinsip dari
pendekatan ini antara lain :
BAB III METODOLOGI
Laporan Akhir
III-2
 Prinsip  perencanaan  tata  ruang  yang  berpijak  pada  pelestarian  dan  berorientasi  ke
depan jangka panjang.
 Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat.
 Prinsip pengelolaan aset  yang tidak merusak lingkungan tetapi tetap lestari.
 Kesesuaian antara kegiatan pengembangan dengan daya dukung ruang.
 Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan, lingkungan hidup dan masyarakat dengan
tetap memberikan apresiasi pada konsep konservasi lingkungan.
 Antisipasi  yang  tepat  dan  monitoring  perubahan  lingkungan  yang  terjadi  akibat
pembangunan dan pemanfaatan lahan untuk budidaya.
3. Perencanaan Pembangunan Terpadu
Pendekatan  perencanaan  program  ini  merangkum  2  arah  pendekatan,  yaitu:  perencanaan program dari atas ke bawah sebagai penurunan kebijaksanaan pembangunan pada tingkat
regional. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai pendekatan
top down . Arah  pendekatan  berikutnya  adalah  pembangunan  dari  bawah  ke  atas  yang
mengakomodasikan sumber daya lokal yang tersedia setelah dianalisis kekuatan, kelemahan, peluang  dan  tantangan.  Pola  pendekatan  yang  lebih  menitik  beratkan  pada  pendekatan
bottom up   ini menyangkut kebijaksanaan dan manajemen pemerintahan yang menuntut bahwa segala aspek manajemen sesuai  dengan usulan dari bawah. Memperhatikan bahwa
pendekatan  ini  mempunyai  kelemahan,  khususnya  dalam  hal  teknis,  administratif,  dan keuangan.  Selanjutnya  sisi  kelemahan  dari  metode  pendekatan  ini  dilingkapi  dengan
pendekatan top  down.  Pendekatan  di  sisi  ini  lebih  bersifat  bantuan  dan  pembinaan  teknis kepada  masyarakat  atau  unsur  lainnya  yang  terlibat  dalam  proses  pembangunan  melalui
bottom up planning.
4. Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Intersektoral Holistic
Pendekatan  perencanaan  program  ini  bertumpu  pada  perencanaan  program  yang  selalu terkait dengan sektor sektor lain serta wilayah dengan skala lebih luas secara regional atau
nasional.  Sehingga  pada  tahap  selanjutnya  didapat  koordinasi,  sinkronisasi  dan  integrasi dengan sektor terkait.
Hal ini berkaitan dengan kewenangan Pemerintah Provinsipusat dan Pemerintah Kabupaten sehubungan  dengan  Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  tentang penyusunan
Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember.
Laporan Akhir
III-3
Adanya  keterpaduan  antara  berbagai  sektor  dan  bidang  pembangunan  yang  saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam satu scope program pengembangan sektoral
akan  menghasilkan  perencanaan  program  yang  terintegrasi  dengan  kebijakan  dan  arahan pemanfaatan ruang dalam skala yang lebih luas.
5. Perencanaan Pembangunan yang Berorientasi Pada Masyarakat Community Approach
Karakter  masyarakat  di  segala  segi  kehidupan  kesehariannya,  baik  kondisi  sosial ekonomi, sosial  budaya,  pemahaman  terhadap  kendala  penyusunan Masterplan Pembangunan
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember maupun identitas daerah yang tercermin dari hubungan  yang  sinergis  antara  pola  kehidupan  masyarakat  dengan  lingkungannya  perlu
dipertimbangkan dalam kegiatan perencanaan dan penyusunan program guna mengarahkan tahap tahap  penyusunan  bank  data  program  yang  akomodatif  terhadap  keinginan
masyarakat partisipatif. Pendekatan ini dilaksanakan melalui proses dialog secara langsung antara perencana dan pelaku pelaku dari hasil rencana ini.
3.2 Metode Penelitian
Metode  merupakan  jalan  yang  berkaitan  dengan  cara  kerja  dalam  mencapai  sasaran pemecahan permasalahan, sedangkan penelitian merupakan usaha untuk mencari kembali yang
dilakukan  dengan  suatu  metode  tertentu  dengan  cara  hati-hati,  sistematis  serta  sempurna terhadap  permasalahan  sehingga  dapat  digunakan  untuk  menjawab  masalah.  Metodologi
penelitian  mempunyai  pengertian  alat-alat  pengukur  untuk  memadukan  penelitian  tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan
Penyusunan  Masterplan  perkebunan  dan  kehutanan ini  berbasis  pada  pendekatan kualitatif  diskriptif  dengan  lokasi penelitian  di wilayah  Kabupaten  Jember.  Data dikumpulkan
melalui surve primer berupa data hasil wawancara dan data sekunder dari data laporan ataupun dokumen  dari  berbagai instansi.  Wawancara terstruktur  dengan  responden  yang  dipilih  adalah
perwakilan dari instansi terlibat dalam proses perencanaan pembangunan di daerah.
3.2.1 Metode Pengumpulan Data A.
Tahap Persiapan Survei Pokok-pokok  pekerjaan  yang  dilakukan,  beserta  produk  yang  dihasilkan  pada  tahap  ini
adalah sebagai berikut:
Laporan Akhir
III-4
o Persiapan awal berupa studi literatur, hasilnya akan digunakan sebagai bahan untuk
merumuskan dasar-dasar penyusunan rencana.
o Persiapan teknik survey, berupa: survey primer dan survey sekunder
o Persiapan administrasi dan Pengurusan Surat Ijin survey.
o Penyiapan program survey lapangan.
o Penyiapan daftar data.
B. Tahap Kegiatan Survey
Dalam  melakukan  analisis  diperlukan  data-data  penunjang  yang  diperoleh  melalui
kegiatan  pengumpulan  data.  Terdapat  beberapa  metode  dalam  pengumpulan  data  yang  biasa disebut sebagai metode survai yang terdiri dari :
1. Survey Primer a. Observasi Lapangan
Pengumpulan data melalui survey lapangan yaitu melihat secara langsung lokasi studi mengenai:
o Kondisi  fisik  kawasan  di  wilayah  studi  yang  terdiri  dari  tinjauan  langsung  topografi,
tinjauan  langsung  kondisi  fasilitas  fisik,  jumlah  fasilitas  fisik,  persebaran  fasilitas  fisik, jaringan utilitas fisik, dan Tata Guna Lahan eksisting.
o Kondisi perkebunan dan hutan, untuk mengetahui kondisi perkebunan, dapat dilihat
dari  tata  guna  lahan  untuk  kepentingan  perekonomian,  seperti  luas  lahan,  kondisi pertanian,  dan  jumlah  industri  yang  bergerak  dalam  bidang  pertanian,  persebaran
fasilitas pertanian, dan jaringan utilitas penunjang kegiatan pertanian.
o Kondisi  sosial  kependudukan  dengan  melihat  langsung  di  lapangan  kondisi
masyarakat, misalnya dilihat dari pola kehidupan dan budaya setempat.
b. Wawancara dan Kuisioner
Wawancara  dilakukan  untuk  mengetahui  aspirasi  masyarakat  mengenai pembangunan,  seperti  untuk  mengetahui  fasilitas  apa  yang  mereka  butuhkan  untuk
menunjang  kegiatan  perkebunan,  ataupun  untuk  mengetahui  kondisi  sosial  dari masyarakat seperti tingkat penghasilan. Wawancara juga bisa untuk mengetahui masalah
dan kendala yang terjadi dalam usaha pengembangan maupun produksi perkebunan.
Selain kepada masyarakat, survey juga dilakukan dengan aparatur pemerintahan yang bertujuan  untuk  mengetahui  program-program  pembangunan  yang  telah  dan  akan
diterapkan  pada  wilayah  studi.  Mengingat  keterbatasan  waktu,  maka  untuk  penyebaran