Laporan Akhir
IV-18 No.
Kecamatan 1990
2000 2010
Laju Pertumbuhan Penduduk 1990- 2000
2000 - 2010
22 Arjasa 32.915
40.132 38.055
2,0720 -0,5482
23 Pakusari 36.090
39.038 41.713
0,8156 0,6880
24 Kalisat 63.650
68.025 74.962
0,6901 1,0096
25 Ledokombo 55.539
58.496 62.528
0,5381 0,6919
26 Sumberjambe 52.426
55.214 60.126
0,5374 0,8855
27 Sukowono 53.298
55.729 58.734
0,4625 0,5448
28 Jelbuk 27.322
29.663 31.962
0,8541 0,7752
29 Kaliwates 90,941
95.177 111.861
0,4721 1,6849
30 Sumbersari 98.036
110.785 126.279
1,2728 1,3634
31 Patrang 85.045
85.083 94.471
0,0046 1,0886
Jumlah 2.062.289
2.187.657 2.332.726
0,6124 0,6664
Q
u
R ST
r
U
Kabupa ten Jember Dalam Angka Tahun 2013
B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Jember secara keseluruhan sebesar 708,32
jiwakm2. Kepadatan tertinggi terdapat pada Kecamatan Kaliwates sebesar 4.485,20 jiwakm2 dan kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Tempurejo 134,73
jiwakm2. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Luas Wilayah, Persentase Luas Terhadap Luas Kabupaten, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
No. Kecamatan
Luas Km
2
Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk JiwaKm
2
1 Kencong
65,92 65.173
988,67 2
Gumuk Mas 82,98
79.224 954,74
3 Puger
148,99 114.506
768,55 4
Wuluhan 137,18
114.695 836,09
5 Ambulu
104,56 105.103
1.005,19 6
Tempurejo 524,46
70.663 134,73
7 Silo
309,98 103.850
335,02 8
Mayang 63,78
48.362 758,26
9 Mumbulsari
95,13 62.339
655,30 10
Jenggawah 51,02
81.318 1.593,85
11 Ajung
56,61 74.416
1.314,54 12
Rambipuji 52,80
78.934 1.494,96
13 Balung
47,12 77.005
1.634,23 14
Umbulsari 70,52
69.539 986,09
15 Semboro
45,43 43.475
956,97 16
Jombang 54,30
50.003 920,87
17 Sumberbaru
166,37 99.416
597,56 18
Tanggul 199,99
82.760 413,82
19 Bangsalsari
175,28 113.905
649,85 20
Panti 160,71
59.399 369,60
Laporan Akhir
IV-19 No.
Kecamatan Luas Km
2
Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk JiwaKm
2
21 Sukorambi
60,63 37.950
625,93 22
Arjasa 43,75
38.055 869,83
23 Pakusari
29,11 41.713
1.432,94 24
Kalisat 53,48
74.962 1.401,68
25 Ledokombo
146,92 62.528
425,59 26
Sumberjambe 138,24
60.126 434,94
27 Sukowono
44,04 58.734
1.333,65 28
Jelbuk 65,06
31.962 491,27
29 Kaliwates
24,94 111.861
4.485,20 30
Sumbersari 37,05
126.279 3.408,34
31 Patrang
36,99 94.471
2.553,96 Jumlah
3.293,34 2.332.726
708,32
V
u
WX Y
r
Z
Kabupaten Jember Dalam Angka Tahun 20 14
C. Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tujuan kebijakan pembangunan pada umumnya adalah meningkatkan produksi
barang dan jasa yang disertai oleh penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya disertai penyebaran pendapatan yang lebih merata. Berpijak pada tujuan
pembangunan tersebut, maka pentingnya penciptaan perluasan kesempatan kerja merupakan hal yang sangat urgen, disebabkan bukan saja kesempatan kerja yang
memiliki nilai ekonomis, namun terlebih karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan dalam arti partisipasi. Berikut ini merupakan komposisi penduduk menurut mata
pencaharian.
Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Laki-laki
Perempuan Jumlah
Pertanian, Kehutanan, perburuan dan perikanan
294.835 132.540
427.375 Industri Pengolahan
50.189 64.596
114.785 Bangunan
66.851 5.136
71.987 Perdagangan Besar, eceran, rumah
makan dan hotel 112.310
107.975 220.285
Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 32.387
- 32.387
Keuangan, Asuransi, Usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan
9.287 953
10.240 Pertambangan dan penggalian
7.070 -
7.070 Listrik, gas dan air
- -
- Jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan 117.160
103.488 220.648
Jumlah 690.089
414.688 1.104.777
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka Tahun 2014
Laporan Akhir
IV-20
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Jember bekerja di sektor pertanian dan disusul oleh sektor keuangan.
4.1.4 Keadaan Perekonomian Regional PDRB
Pendapatan Regional Kabupaten Jember dapat dilihat pada perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB, tingkat pendapatan dan inflasi. PDRB dilihat
dari sisi pendekatan produksi merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun.
PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah output akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi pada suatu waktu tertentu. Untuk
menyusun PDRB digunakan 2 pendekatan yaitu sektoral dan penggunaan.
Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi sektoral dan menurut komponen penggunaanya. PDRB dari sisi
sektoral merupakan penjumlahan dari seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. BPS
Kabupaten Jember sampai saat ini baru menghitung PDRB dari sisi sektoral.
Gambar 4.7 Distribusi Persentase PDRB ADHB Berdasarkan Lapangan Usaha
Gambar 4.8 Perkembangan laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2002 - 2012
Laporan Akhir
IV-21
4.2 Gambaran Umum Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember
Kabupaten Jember berada di lereng Pegunungan Yang dan Gunung Argopuro
membentang ke arah selatan sampai dengan Samudera Indonesia. Dalam konteks regional, Kabupaten Jember mempunyai kedudukan dan peran yang strategis sebagai
salah satu Pusat Kegiatan Wilayah PKW. Provinsi Jawa Timur yang meliputi Wilayah
[\
nt
]
r
_
n
`
Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Dengan potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Jember, sangat potensial untuk
pengembangan sektor perkebunan dan kehutanan.
Pada saat ini luas kawasan perkebunan di Jember mencapai luas 86.196,818 ha atau 48.96 dari seluruh luas kawasan budidaya tanaman seluas 176.044,45 ha yang
terdiri dari lahan irigasi, lahan kering, lahan HGU maupun lahan di kawasan PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Aktivitas perkebunan tersebut berupa
komoditi tembakau, tebu, kopi, kelapa, jambu mete, cengkeh, kakao, lada, panili, karet, kapuk randu, dan pinang.
Berdasarkan hal tersebut di atas sektor perkebunan di Kabupaten Jember memiliki prospek yang cukup baik terhadap perekonomian daerah dan nasional
dengan pertimbangan bahwa dari komoditas-komoditas perkebunan rakyat yang diusahakan di Jember dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan petani di wilayah yang bersangkutan. Selain itu seluruh komoditas perkebunan di Kabupaten Jember tersebut merupakan sektor unggulan perkebunan
nasional, yang memberikan kontirbusi cukup tinggi bagi perekonomian nasional.
Sementara itu pada sektor kehutanan di Kabupaten Jember juga memiliki prospek yang tidak kalah tinggi dengan sektor perkebunan. Hal ini dibuktikan dengan
hasil produksi dari lahan hutan rakyat di Kabupaten Jember yang dari tahun 2006 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu mencapai rata-rata
704.408 batang tahun atau setara 3.246,2 m
3
tahun. Disamping peningkatan hasil produksi kehutanan yang cukup stabil, guna menjaga peran penting sektor kehutanan
bagi perekonomian Pemerintah Kabupaten Jember juga berpayung terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah yang berpihak pada pelestarian hutan dan lingkungannya.
Adapun kebijakan tersebut salah satunya adalah Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: