ANALISIS AKAR MASALAH DAN AKAR TUJUAN

Laporan Akhir V-25 eksploitatif terhadap SDA dan SDM, dan perkebunan rakyat yang susbsisten dan tradisional serta luas lahan terbatas.  Kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada perkebunan rakyat. Isu strategis nya adalah terkait dengan pemberian Hak Guna Usaha pada badan hukum untuk usaha perkebunan dominan. Sementara itu, ketidak-pastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk perkebunan belum kunjung diselesaikan.  Penggunaan metode pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat yang belum ramah lingkungan, seperti pembakaran lahan.  jumlah luasan lahan kritis yang masih belum bisa diminimalisir  Mentalitas yang hidup dan berkembang di masyarakat belum mendukung berkembangnya nilai-nilai yang dibutuhkan untuk kemajuan, kesejahteraan dan keberlanjutan. Mayoritas masyarakat lebih memilih tanaman musiman daripada tanaman tahunan. Hal ini dikarenakan hasil yang lebih cepat didapat, namun justru merusak kualitas tanah pertanian. Laporan Akhir V-26 Gambar 5. 1 Analisis Akar Masalah Sektor Kehutanan Menurunnya daya serap air kedalam tanah Penanaman tanaman yang tidak sesuai kemampuan lahan Luasan lahan kritis yang cukup besar Kegiatan reboisasi lahan masih terbatas belum optimalnya penanganan lahan kritis Pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat dengan cara tradisional Kerusakan kawasan hutan Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan Eksploitasi Sumberdaya Hutan Pembalakan Liar Tingginya tingkat erosi tanah hutan Anggaran kerja yang masih terbatas Kurangnya kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang tinggal di kawasan hutan Kurangnya sosialisasi dan pendampingan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat Laporan Akhir V-27 Gambar 5. 2 Analisis Akar Masalah Sektor Perkebunan Hasil berlimpah namun minim inovasi produk olahan Dukungan pemasaran oleh pemerintah masih kurang Belum Optimalnya produktivitas dan kualitas produk perkebunan Rakyat Pemahaman petani dalam penguasaan teknologi masih rendah Belum adanya penerapan teknologi pengelolaan perkebunan yang tepat guna Kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada perkebunan rakyat Petani masih belum mendapat jaminan kesejahteraan ketidak-pastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk perkebunan Belum optimalnya pencegahan dan penanganan hama penyakit tanaman Pengawasan belum optimal Harga pasar yang fluktuatif Belum optimalnya pelatihan dan pendampingan Tenaga penyuluh lapangan masih kurang Anggaran kerja yang terbatas Biaya produksipemeliharaan yang tinggi pemberian Hak Guna Usaha pada badan hukum untuk usaha perkebunan dominan Laporan Akhir V-28

B. ANALISIS AKAR TUJUAN

Pada bahasan analisis akar tujuan pada prinsipnya sama dengan analisis akar masalah yaitu sebagai batas atau frame dalam menentukan usaha-usaha pengembangan nantinya yang berdasar pada permasalahan yang ada di atas. Lingkup perumusan tujuan ini juga mempunyai skala makro yaitu memberikan suatu pemecahan masalah yang terdapat pada pengembangan komoditi-komoditi unggulan Kabupaten Jember. Untuk analisis akar tujuan juga sering disebut sebagai teknik jembatan bambu. Analisis akar tujuan ini merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menyusun suatu rencana kegiatan masyarakat dengan jalan memberikan gambaran masalah yang dihadapi dan tujuan yang akan dicapai serta tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Teknik ini sangat visual, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan tingkat partisipasinya sangat tinggi. Berikut akar tujuan yang dicapai dalam Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan : Laporan Akhir V-29 Gambar 5. 3 Analisis Akar Tujuan Sektor Kehutanan daya serap air kedalam tanah baik Penanaman tanaman yang sesuai kemampuan lahan Berkurangnya Lahan Kritis Kegiatan reboisasi lahan yang rutin dan berkelanjutan optimalnya penanganan lahan kritis Monitoring dan Pengawasan pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat Terpeliharanya kawasan hutan Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan Keseimbangan Sumberdaya Hutan terjaga Meminimalisir Pembalakan Liar Menurunnya Tingkat erosi tanah hutan Anggaran kerja yang mencukupi Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan Meningkatnya SDM pendidikan masyarakat yang tinggal di kawasan hutan Kontinyunitas sosialisasi dan pendampingan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat Laporan Akhir V-30 Gambar 5. 4 Analisis Akar Tujuan Sektor Perkebunan Adanya inovasi produk olahan Dukungan pemasaran oleh pemerintah yang baik Optimalnya produktivitas dan kualitas produk perkebunan Rakyat Pemahaman petani dalam penguasaan teknologi Penerapan teknologi pengelolaan perkebunan yang tepat guna Kebijakan pemerintah yang berpihak pada perkebunan rakyat Petani mendapatkan jaminan kesejahteraan kepastian hak masyarakat atas sumberdaya lahan untuk perkebunan Optimalnya pencegahan dan penanganan hama penyakit tanaman Pengawasan secara optimal Harga pasar yang stabil Pengoptimalan pelatihan dan pendampingan Tenaga penyuluh lapangan yang mencukupi Anggaran kerja yang memadai Biaya produksipemeliharaan yang terjangkau pemberian Hak Guna Usaha pada badan hukum untuk perkebunan rakyat Laporan Akhir V-31

5.6 ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah metode analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan masalah serta digunakan juga sebagai dasar kebijakan dari strategi pengembangan. Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam menginterpretasikan suatu wilayah, khususnya pada kondisi yang sangat kompleks dimana faktor eksternal dan faktor internal memegang peranan yang sama pentingnya. Analisis SWOT yang digunakan ini bertujuan untuk menentukan arahan-arahan pengembangan yang akan dilakukan dalam pengembangan sektor perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Jember. Analisis SWOT adalah analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi wilayah, yaitu untuk melihat Strength kekuatan, Weakness kelemahan, Opportunity peluang dan Threathen ancaman, dan menginventarisasi faktor-faktor tersebut dalam strategi perencanaan kawasan yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan dalam pengembangan selanjutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:  Potensi Strength Kekuatan yang dapat dikembangkan agar lebih tangguh, sehingga dapat bertahan di pasaran, yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri  Masalah Weakness Segala faktor yang merupakan masalah atau kendala yang datang dari dalam wilayah atau obyek itu sendiri  Peluang Opportunities Kesempatan yang berasal dari luar wilayah. Kesempatan tersebut diberikan sebagai akibat dari pemerintah, peraturan atau kondisi ekonomi secara global.  Ancaman Threaten Merupakan hal yang dapat mendatangkan kerugian yang berasal dari luar wilayah atau obyek. SWOT digunakan untuk dapat menetapkan tujuan secara lebih realistis dan efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Dengan berlandaskan SWOT, tujuan tidak Laporan Akhir V-32 akan menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi. Maka diperoleh semacam core strategy yang prinsipnya merupakan:  Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka  Strategi yang mangatasi hambatan yang ada, dan  Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada Gambar 5. 5 Diagram Analisis SWOT