Analisis Kebijakan Terkait Perkebunan

Laporan Akhir V-2 No. Jenis Budidaya Lokasi Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Puger, Kecamatan Patrang, Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Ajung, dan Kecamatan Mumbulsari. 5. Kelapa Seluruh kecamatan 6. Kapuk Seluruh kecamatan 7. Lada Kecamatan Ledokombo, Kecamatan Mayang, Kecamatan Silo, Kecamatan Mumbulsari, Kecamatan Tempurejo, Kecamatan Jenggawah, dan Kecamatan Bangsalsari. 8. Cengkeh Kecamatan Silo, Kecamatan Tanggul, Kecamatan Panti, Kecamatan Ledokombo, Kecamatan Sumberjambe, dan Kecamatan Sumberbaru. 9. Karet Kecamatan Mumbulsari, Kecamatan Jenggawah, Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Silo, Kecamatan Panti, Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Tanggul, dan Kecamatan Sumberbaru. 10. Kakao Kecamatan Wuluhan, Kecamatan Sukorambi, Kecamatan Panti, Kecamatan Silo, Kecamatan Tempurejo, Kecamatan Kalisat, Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Rambipuji; dan Kecamatan Mumbulsari. 11. Kopi Kecamatan Tempurejo, Kecamatan Silo, Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Sukorambi, Kecamatan Panti,K ecamatan Bangsalsari, Kecamatan Tanggul, Kecamatan Ledokombo, Kecamatan Sumberjambe, Kecamatan Jelbuk, dan Kecamatan Sumberbaru. 12. Teh Kecamatan Sumberbaru 13. Tebu Seluruh Kecamatan Sumber : PerDa RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015-2035 Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan di Kabupaten Jember berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi : a. Pemertahanan luasan lahan perkebunan saat ini; b. Peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing produk perkebunan; c. Pengembangan kelembagaan kelompok tani ke arah kelembagaan ekonomi koperasi. Arahan peraturan zonasi kawasan perkebunan di Kabupaten Jember berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi : a. Diizinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman perdesaan dengan kepadatan rendah; Laporan Akhir V-3 b. Diizinkan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian non irigasi tanpa mengganggu produktivitas perkebunan; c. Diizinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan aktivitas pembenihan; d. Diizinkan secara terbatas kegiatan penunjang perkebunan, wisata alam berbasis ekowisata, penelitian dan pendidikan; e. Diizinkan pengembangan luas areal pada lahan-lahan yang memiliki potensi kesesuaian lahan sebagai lahan perkebunan; f. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan kualitas tanah untuk perkebunan danatau memiliki potensi pencemaran; dan g. Dilarang pengembangan kawasan terbangun pada lahan yang ditetapkan sebagai lahan perkebunan yang produktivitasnya tinggi.

5.1.2 Analisis Kebijakan Terkait Kehutanan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2015 2035, rencana kawasan budidaya untuk peruntukan kawasan hutan produksi dan hutan rakyat di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut : Tabel 5. 2 Rencana Kawasan budidaya Peruntukan Kehutanan No. Jenis Budidaya Lokasi Kecamatan 1. Hutan Produksi 29.079 Ha a. Kecamatan Puger; b. Kecamatan Wuluhan; c. Kecamatan Ambulu; d. Kecamatan Silo; e. Kecamatan Mayang; f. Kecamatan Mumbulsari; g. Kecamatan Rambipuji; h. Kecamatan Sumberbaru; i. Kecamatan Tanggul; j. Kecamatan Bangsalsari; k. Kecamatan Panti; l. Kecamatan Arjasa; m. Kecamatan Ledokombo; n. Kecamatan Sumberjambe; o. Kecamatan Jelbuk; dan p. Kecamatan Tempurejo 2. Hutan Rakyat 91.108 Seluruh kecamatan Sumber : PerDa RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015-2035 Laporan Akhir V-4 Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Jember berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi : a Pengusahaan hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur tebang habis permudaan buatan THPB; b Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan dan tidak diizinkan pengalihfungsian ke budidaya non kehutanan; c Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan serta gangguan keamanan hutan lainnya; d Pengembalian fungsi hutan semula dengan reboisasi pada kawasan yang mengalami perambahan atau bibrikan; e Pengembalian luasan hutan yang beralih fungsi disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan; f Percepatan reboisasi dan pengayaan tanaman di kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah; dan g Pengembangan zona penyangga di kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung. Sementara arahan pengelolaan untuk kawasan hutan rakyat adalah membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif berbasis kelestarian lingkungan. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Jember berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi : a. Diizinkan pengembangan hutan produksi secara optimal dengan tetap mempertahankan fungsi dan kelestarian lahan; b. Diizinkan peningkatan produktivitas hutan produksi dengan memprioritaskan jenis komoditas yang didasarkan pada kesesuaian lahan; c. Diizinkan melakukan kegiatan produksi nonkehutanan dengan pola kemitraan dengan masyarakat setempat sepanjang tidak mengganggu fungsi kawasan; d. Diizinkan pemanfaatan secara terbatas untuk wisata alam berbasis ekowisata, penelitian dan pendidikan; e. Melaksanakan kegiatan reboisasi atau penghijauan dan rehabilitasi hutan;