RENCANA PENGEMBANGAN 2015 Lapkir Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan Kab. Jember 2015

Laporan Akhir VI-2 2. Indikator Objektif Menggambarkan inti dari setiap tujuan Program yang terdiri dari hasil-hasil kerja, maksud, dan sasaran dari Program yang direncanakan dan setiap asumsi- asumsi penting target-target untuk sasaran, maksud dan hasil-hasil kerja Program untuk tahun yang bersangkutan. Target untuk sasaran dilambangkan dalam prosentase dan nominal yang semakin meningkat tiap tahunnya. Prosentase ini didasarkan pada asumsi-asumsi pelaksanaan kegiatan yang telah tercapai pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan untuk nominal angka diasumsikan sebagai jumlah fasilitas yang telah tersedia untuk kegiatan Program. Nominal ini diasumsikan mengalami peningkatan tiap tahunnya yang didasarkan pada jumlah kebutuhan akan fasilitas tersebut. 3. Asumsi-Asumsi Program Perkiraan kegiatan-kegiatan yang berpengaruh terhadap jalannya Program. 4. Sumber-Sumber Pembuktian Yaitu sumber data yang diperlukan untuk mengukur tingkat pencapaian target yang tercantum pada indikator. Berdasarkan hasil analisis alternatif Program, dapat dipilih dua Program yang akan dilaksanakan berdasarkan peringkat teratas, dimana Program tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Rencana Program yang akan dilaksanakan terkait sektor perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Produksi Perkebunan Potensi perkebunan rakyat di Kabupaten jember cukup besar, terutama kopi, tebu dan tembakau. Namun dalam perjalanannya hingga saat ini, produksi komoditas tersebut naik turun. Bahkan cenderung turun. Melihat potensi yang begitu besar, diperlukan adanya kebijakan menyeluruh untuk pengelolaan perkebunan khususnya perkebunan rakyat agar mendapatkan hasil yang maksimal. • Sasaran Program Laporan Akhir VI-3 Sasaran dari Program Peningkatan Produksi Perkebunan ini adalah persentase produktivitas perkebunan meningkat. • Maksud Program Memperbesar peluang income bagi daerah dengan mengoptimalkan hasil perkebunan dan mensejahterakan masyarakat petani perkebunan pada khususnya. • Hasil kerja Program  Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan yang mencakup : o Pengembangan areal baru pengusahaan perkebunan o Peningkatan capaian tingkat produktivitas komoditas perkebunan :  tembakau sebesar 1,09 per tahun  kopi rakyat sebesar 2,03 pertahun o Peningkatan capaian tingkat pendapatan petani :  petani tembakau sebesar 2,58 per tahun  petani kopi rakyat sebesar 2,46 per tahun  tersedianya bibit unggul usaha perkebunan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.  Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan.  Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan. • Kegiatan Program  Rehabilitasi lahan perkebunan;  Peremajaan tanaman perkebunan;  Pelatihan dan pendampingan petani kebun;  Bantuan peralatan perkebunan yang memadai;  Integrasi antara perkebunan dan ternak.  Evaluasi kegiatan. 2. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Laporan Akhir VI-4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi merupakan salah satu bentuk perencanaan ruang untuk sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari sub sektor perkebunan. Konsep kawasan dalam Kawasan Sentra Produksi dapat berdiri sendiri dan ataupun menyatu dalam satu Kawasan lebih luas beberapa bagian wilayah kecamatan, tergantung dari potensi sentra produksi fungsi kawasan serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. • Sasaran Program Sasaran dari Program ini adalah :  Pemanfaatan ruang dan lahan yang sesuai dengan pengembangan subsektor perkebunan;  Peluang bursa lapangan usaha yang lebih luas, kompetitif terhadap penerimaan dan penyerapan tenaga kerja;  Tenaga kerja siap pakai, tidak hanya terampil tetapi memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam berusahatani, sistem produksi komoditi tanaman perkebunan yang berkesinambungan • Maksud Program Maksud dari Program pengembangan kawasan sentra produksi ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. • Hasil kerja Program  Teridentifikasinya kawasan yang akan dijadikan sentra produksi perkebunan;  Tersedianya jaminan atau kepastian pasar dan pemasaran komoditas;  Terpenuhinya aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri.  Peran serta masyarakat petanipengusaha kecil serta kemudahan akses informasi potensi sumberdaya sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, distribusi dan pemasaran, modal dan kelembagaan Laporan Akhir VI-5 • Kegiatan Program  Penetapan kawasan;  Sosialisasi untuk mendapatkan respon dari masyarakat.  Penyiapan sumber daya alam dan sumber daya manusia;  Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pada kawasan terpilih  Menjalin kemitraan dengan kelompok tani maupun swasta  Pendanaan pengelolaan kawasan;  Evaluasi kegiatan. Laporan Akhir VI-6 Tabel 6. 1MPP Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Jember Tahun 2015 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Sasaran Program Peningkatan Produksi Perkebunan Sasaran dari Program Peningkatan Produksi Perkebunan ini adalah persentase produktivitas perkebunan meningkat 5 10 15 30 40 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program - Renstra SKPD dinas perkebunan dan kehutanan Keaktifan seluruh stakeholder terkait dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Maksud Program Meningkatkan income petani dan daerah Memperbesar peluang income bagi daerah dengan mengoptimalkan hasil perkebunan dan mensejahterakan masyarakat petani perkebunan pada khususnya - 10 20 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL Keaktifan seluruh stakeholder terkait dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Hasil Program Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan - 5 10 15 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL Keaktifan seluruh stakeholder terkait dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. tersedianya bibit unggul usaha perkebunan yang - 5 10 15 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, Keaktifan seluruh stakeholder terkait Laporan Akhir VI-7 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 berkualitas dalam jumlah yang cukup dan laporan PPL dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan - 20 20 20 20 20 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Keberpihakan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan perkebunan - Ketersediaan PPL yang mencukupi - Kontinuitas pendampingan Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan - 20 20 20 20 20 - - Keberpihakan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan perkebunan - Ketersediaan PPL yang mencukupi - Kontinuitas pendampingan Kegiatan Program • Rehabilitasi lahan perkebunan; Laporan Akhir VI-8 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 • Peremajaan tanaman perkebunan; • Pelatihan dan pendampingan petani kebun; • Bantuan peralatan perkebunan yang memadai; • Integrasi antara perkebunan dan ternak. • Evaluasi kegiatan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Sasaran Program • Pemanfaatan ruang dan lahan • Peluang bursa lapangan usaha; • Tenaga kerja siap pakai • sesuai dengan pengembangan subsektor perkebunan; • lebih luas, kompetitif terhadap penerimaan dan penyerapan tenaga kerja - 10 20 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL Keaktifan seluruh stakeholder terkait dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Laporan Akhir VI-9 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 • tidak hanya terampil tetapi memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam berusahatani, sistem produksi komoditi tanaman perkebunan yang berkesinambunga n Maksud Program untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah - 5 10 15 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Kebijakan pemerintah - Tersedianya pedoman dalam pengelolaan kawasan sentra produksi - Adanya payung hukum dalam implementasi Perda Hasil Program • Teridentifikasinya kawasan yang akan dijadikan sentra produksi perkebunan; - 20 20 20 20 20 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Kebijakan pemerintah - Tersedianya pedoman dalam Laporan Akhir VI-10 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 pengelolaan kawasan sentra produksi - Adanya payung hukum dalam implementasi Perda Tersedianya jaminan atau kepastian pasar dan pemasaran komoditas - 25 25 25 25 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Kerjasama yang baik antara pemerintah, petani dan pelaku usaha lainnya di bidang perkebunan Terpenuhinya aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri - 10 20 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Proses pendampingan berjalan sesuai yang diharapkan - petani memiliki minat yang tinggi untuk maju Peran serta masyarakat petanipengusaha kecil serta kemudahan akses informasi potensi sumberdaya sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, 5 10 15 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Proses pendampingan berjalan sesuai yang diharapkan - petani memiliki minat yang tinggi untuk maju Laporan Akhir VI-11 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 distribusi dan pemasaran, modal dan kelembagaan Kegiatan Program • Penetapan kawasan; • Sosialisasi untuk mendapatkan respon dari masyarakat. • Penyiapan sumber daya alam dan sumber daya manusia; • Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pada kawasan terpilih • Menjalin kemitraan dengan kelompok tani maupun swasta • Pendanaan pengelolaan kawasan; • Evaluasi kegiatan Laporan Akhir VI-12

B. Matrik MPP Sektor Kehutanan

Berdasarkan hasil analisis alternatif Program, dapat dipilih dua Program yang akan dilaksanakan berdasarkan peringkat teratas, dimana Program tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Rencana Program yang akan dilaksanakan terkait sektor Kehutanan di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut : 1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL. Ancaman degradasi hutan menimbulkan lahan kritis, dimana akan terjadi kerusakan ekologis, menurunnya estetika, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktifitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global dan menurunnya keanekaragaman sumber daya hayati dan ekosistemnya. Upaya rehabilitasi hutan dan lahan menjadi sangat strategis bagi pembangunan yang berwawasan lingkungan. • Sasaran Program Sasaran dari Program ini adalah Terehabilitasinya lahan kritis dan lahan tidak produktif pada hulu DAS, kawasan hutan lindung, hutan konservasi, sempadan sungai, teluk dan sumber air, dekat pemukiman. • Maksud Program mempercepat penanggulangan bencana banjir, tanah longsor, kerusakan lingkungan dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif sehingga sumber daya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat sekitarnya. • Hasil kerja Program o Meningkatnya produktifitas lahan; o Tertanganinya kawasan rawan bencana banjir dan longsor di DAS hulu o tersedianya bibit tanaman kehutanan dan terciptanya lingkungan yang hijau. • Kegiatan Program o Reboisasi; o Penghijauan; o Pengayaan tanaman o Pemeliharaan tanaman; o Evaluasi kegiatan. Laporan Akhir VI-13 2. Program Penanaman Kembali areal bekas tebangan. • Sasaran Program Semakin meningkatnya kualitas tegakan dan produktifitas areal bekas tebangan. • Maksud Program Terjaminnya kelestarian fungsi hutan dan produktifitas Usaha kehutanan yang berkelanjutan. • Hasil kerja Program o Peningkatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu secara efektif dan efisien. o Terbentuknya Kelompok-kelompok Masyarakat pengawas Di bidang Kehutanan o Terberantasnya Praktek penebangan liar dan perdagangan liar di sektor kehutanan. • Kegiatan Program o Penetapan aturan tentang keharusan menanam jenis pohon komersil unggulan atau minimal sama dengan jenis yang ditebang pada areal bekas tebangan o Pengawasan dan Penegakan pelaksanaan aturan kegiatan. o Rasionalisasi perijinan pengusahaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan o Sosialisasi paradigma baru pembangunan kehutanan ke seluruh pemangku kepentingan o Menyusun peraturan daerah sektor kehutanan untuk menunjang pencapaian target kehutanan. o Evaluasi kegiatan. Laporan Akhir VI-14 Tabel 6. 2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL Sektor Kehutanan Kabupaten Jembe Tahun 2015 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Sasaran Program Terehabilitasinya lahan kritis dan lahan tidak produktif pada hulu DAS, kawasan hutan lindung, hutan konservasi, sempadan sungai, teluk dan sumber air, dekat pemukiman - 20 20 20 20 20 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program  Luasan areal lahan kritis dan tidak produktif telah ditanami pohon komersil  100 tanaman rehabilitasi lahan kritis sudah dilakukan pemeliharaan  80 bekas lahan kritis dan tidak produktif telah tertutupi oleh pohon komersil dengan intnesitas naungan lebih dari 75 Maksud Program mempercepat penanggulangan bencana banjir, tanah longsor, kerusakan lingkungan dan kekeringan Penanggulangan bencana secara terpadu, transparan dan partisipatif sehingga sumber daya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin 5 10 15 25 45 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program Keaktifan seluruh stakeholder terkait dalam menjalin kerjasama untuk meningkatkan produktivitas perkebunan. Laporan Akhir VI-15 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 keseimbangan lingkungan dan tata air DAS serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat sekitarnya Hasil Program Meningkatnya produktifitas lahan - - 10 20 30 40 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program  Tertanganinya kawasan rawan bencana banjir dan longsor di DAS hulu - - 10 20 30 40 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program  meningkatnya pemberdayaan masyarakat sebagai pelestari sumberdaya alam tersedianya bibit tanaman kehutanan dan terciptanya lingkungan yang hijau - 20 20 20 20 20 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program  meningkatnya pemberdayaan masyarakat sebagai pelestari sumberdaya alam Kegiatan Program • Penetapan lokasi prioritas kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan • Penyusuanan desain model pelaksanaannya • Pembentukan Laporan Akhir VI-16 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 kelompok tani hutankoperasi dan sejenisnya berbasis kampung • Penyediaan bibit • Pelatihan dan pendampingan pada kelompok tani hutan tentang penanaman dan pengelolaan hutan Program Penanaman Kembali areal bekas tebangan Sasaran Program Semakin meningkatnya kualitas tegakan dan produktifitas areal bekas tebangan - 20 20 20 20 20 - Hasil survey investigasi - Laporan kemajuan Program  Pemerintah tegas dalam aturan pengelolaan kawasan hutan  Adanya kerjasama dengan pihak swasta  Partisipasi masyarakat Maksud Program Terjaminnya kelestarian fungsi hutan dan produktifitas Usaha kehutanan yang berkelanjutan - 20 20 20 20 20 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL  Hutan lestari  Unit usaha kehutanan sehat dan suplai bahan baku terjamin Hasil Program Peningkatan pemanfaatan hasil - 10 20 30 40 - Statistik, laporan kemajuan Program,  Efektivitas pelatihan dan pendampingan Laporan Akhir VI-17 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu secara efektif dan efisien dan laporan PPL Terbentuknya Kelompok-kelompok Masyarakat pengawas Di bidang Kehutanan 10 15 20 25 30 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL Kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap kelestarian hutan Terberantasnya Praktek penebangan liar dan perdagangan liar di sektor kehutanan 20 20 - Statistik, laporan kemajuan Program, dan laporan PPL - Adanya payung hukum - Tersedianya SOP untuk pengurusan periijinan dalam bidang pengusahaan dan pemanfaatan hutan. Kegiatan Program • Penetapan aturan tentang keharusan menanam jenis pohon komersil unggulan atau minimal sama dengan jenis yang ditebang pada areal bekas tebangan • Pengawasan dan Penegakan Laporan Akhir VI-18 Tujuan dan Kegiatan Program Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi Penting Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 pelaksanaan aturan kegiatan. • Rasionalisasi perijinan pengusahaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan • Sosialisasi paradigma baru Pembangunan kehutanan ke seluruh pemangku kepentingan • Menyusun peraturan daerah sektor kehutanan untuk menunjang pencapaian target kehutanan. • Evaluasi kegiatan Sumber : Hasil Rencana Tahun 2015 Laporan Akhir VI-19 Strategi Pencapaian Jangka Pendek dan jangka panjang Menindaklanjuti hasil analisa sebelumnya, dibutuhkan strategi dan program untuk yang terarah untuk mewujudkan kondisi perkebunan dan kehutanan Kabupaten Jember yang diinginkan. Strategi yang dilakukan adalah : 1. Peningkatan produksi perkebunan; 2. Peningkatan kesejahteraan petani; 3. Peningkatan pemasaran hasil produksi perkebunan; 4. Peningkatan penerapan Teknologi tepat guna; 5. Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan secara efisien dan berkelanjutan 6. Rehabilitasi hutan dan lahan; 7. Perlindungan dan konservasi hutan. 8. Mempercepat proses penataan kawasan guna pemantapan status dan fungsi kawasan serta areal kelola masyarakat sebagai dasar pengelolaan dan pemanfaatan hutan. Laporan Akhir VI-20

6.2 RENCANA INVESTASI KAYU SENGON DAN TANAMAN JATI EMAS

Keuntungan dari investasi kayu sengon sangat tinggi pada usia panen 5-7 tahun yang akan datang. Berikut ini ilustrasi perhitungan analisa ekonomi investasi di bidang agrobisnis, khususnya budidaya sengon. Kebutuhan dana investasi kayu sengonhektar +- 4000 batang Estimasi perhitungan biaya : • Pembelian bibit Rp. 8.000.000 • Ongkos tanam Rp. 4.000.000 • Biaya perawatan Rp. 9.000.000 • Biaya penyulaman 20 estimasi Rp. 5.250.000 • Lain-lain Rp. 2.000.000 Total Biaya Rp.28.250.000,- Estimasi perhitungan biaya perawatan : • Upah tenaga kerja per orang Rp.20.000hari • Jumlah tenaga kerja 5 orang • Jumlah hari kerja 7 hari • Jumlah biaya per 6 bulan Rp. 700.000 • Kebutuhan pupuk Rp.2000.000,- Jumlah Biaya perawatan Rp.9.000.000 Penyulaman : Biaya penyulaman adlah estimasi atas kemungkinan tanaman yang kurang sehat atau mati. Apabila prakiraan tanaman yang mati sebesar 25 dari total 4000 batang maka jumlah penyulaman sebanyak 1000 tanaman. Apabila biaya perawatan dan biaya bibit per batang adalah sebesar Rp. 5.250 Rp. 12.000.000 + Rp. 9.000.000 : 4000 batang, maka biaya penyulaman diperkirakan akan menyerap dana sekitar Rp. 5.250.000 Pemasaran : Pemasaran sengon di beberapa wilayah biasanya dilakukan oleh tengkulak atau langsung dijual ke pabrik pemotongan kayu. Harga pasar kayu sangat beragam dan Laporan Akhir VI-21 berbeda setiap daerahnya. Asumsi saat ini harga satu batang pohon usia tanam 5 tahun dapat dijual seharga Rp. 300.000-Rp. 500.000. sedangkan jika dibuat papan atau blok dapat dijual seharga Rp. 1000.000-Rp.1.200.000 per m3. Perhitungan Hasil Investasi : Jumlah tanaman per hektar lahan adalah 4000 batang dengan prediksi susut sebesar 25 atau sejumlah 1000 batang. Maka setiap hektar lahan akan menghasilkan kayu yang dapat dipanen sebanyak 3000 batang. Apabila dijual ke tengkulak tebang ditempat tanpa mengeluarkan ongkos tebang dan angkut sebatang pohon dapat dijual Rp. 500.000 Maka perhitungannya menjadi sebagai berikut : 3000 batang x Rp. 300.000 = Rp. 900.000.000,- jadi selama 5 tahun masa tanam akan menghasilkan 3000 batang kayu sengon per hektar lahan. Harga perhitungan tersebut berdasarkan estimasi terendah. Sebagaimana telah disebutkan dalam analisis, bahwa luasan lahan kritis di Kabupaten Jember meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya masyarakat yang lebih memilih menanam sengon karena waktu panen yang relatif singkat dan harga yang tinggi. Alternatif yang dapat dipertimbangkan kedepannya adalah penanaman jati emas sebagai upaya mengurangi luasan lahan kritis. Dari sudut ekologis, penanaman jati emas membantu konservasi alam di sekitar lahan karena sistem perakarannya menjaga tanah dari kemungkinan erosi air muka tanah. Kehadiran tanaman jati emas merupakan terobosan baru dalam mengantisipasi kelangkaan bahan baku industri kayu, rehabilitasi lahan kritis, dan pencegahan kerusakan hutan tanaman jati. Tanaman jati emas merupakan bibit unggul hasil budidaya sistem kultur jaringan dikembangkan pertama kali dalam laboratorium, yang tanaman induknya pada mulanya berasal dari negara Myanmar. Tanaman jati emas sudah bisa dipanen mulai umur 5 15 tahun, yang selain keuntungan berupa pertumbuhan yang cepat, juga tumbuh dengan seragam dan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila tanaman jati konvensional berumur 5 tahun baru berdiameter 3,5 cm dan tinggi 4,0 m maka jati emas pada