Laporan Akhir
VI-2
2. Indikator Objektif Menggambarkan inti dari setiap tujuan Program yang terdiri dari hasil-hasil
kerja, maksud, dan sasaran dari Program yang direncanakan dan setiap asumsi- asumsi penting target-target untuk sasaran, maksud dan hasil-hasil kerja Program
untuk tahun yang bersangkutan. Target untuk sasaran dilambangkan dalam prosentase dan nominal yang semakin meningkat tiap tahunnya. Prosentase ini
didasarkan pada asumsi-asumsi pelaksanaan kegiatan yang telah tercapai pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan untuk nominal angka diasumsikan
sebagai jumlah fasilitas yang telah tersedia untuk kegiatan Program. Nominal ini diasumsikan mengalami peningkatan tiap tahunnya yang didasarkan pada jumlah
kebutuhan akan fasilitas tersebut.
3. Asumsi-Asumsi Program Perkiraan kegiatan-kegiatan yang berpengaruh terhadap jalannya Program.
4. Sumber-Sumber Pembuktian Yaitu sumber data yang diperlukan untuk mengukur tingkat pencapaian
target yang tercantum pada indikator. Berdasarkan hasil analisis alternatif Program, dapat dipilih dua Program yang
akan dilaksanakan berdasarkan peringkat teratas, dimana Program tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Rencana Program yang akan
dilaksanakan terkait sektor perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Produksi Perkebunan Potensi perkebunan rakyat di Kabupaten jember cukup besar, terutama kopi,
tebu dan tembakau. Namun dalam perjalanannya hingga saat ini, produksi komoditas tersebut naik turun. Bahkan cenderung turun. Melihat potensi yang
begitu besar, diperlukan adanya kebijakan menyeluruh untuk pengelolaan perkebunan khususnya perkebunan rakyat agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
• Sasaran Program
Laporan Akhir
VI-3
Sasaran dari Program Peningkatan Produksi Perkebunan ini adalah persentase produktivitas perkebunan meningkat.
• Maksud Program
Memperbesar peluang income bagi daerah dengan mengoptimalkan hasil perkebunan dan mensejahterakan masyarakat petani perkebunan pada
khususnya.
• Hasil kerja Program
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan yang mencakup :
o Pengembangan areal baru pengusahaan perkebunan
o Peningkatan capaian tingkat produktivitas komoditas
perkebunan :
tembakau sebesar 1,09 per tahun kopi rakyat sebesar 2,03 pertahun
o Peningkatan capaian tingkat pendapatan petani :
petani tembakau sebesar 2,58 per tahun petani kopi rakyat sebesar 2,46 per tahun
tersedianya bibit unggul usaha perkebunan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan. •
Kegiatan Program Rehabilitasi lahan perkebunan;
Peremajaan tanaman perkebunan; Pelatihan dan pendampingan petani kebun;
Bantuan peralatan perkebunan yang memadai; Integrasi antara perkebunan dan ternak.
Evaluasi kegiatan.
2. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi
Laporan Akhir
VI-4
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi merupakan salah satu bentuk perencanaan ruang untuk sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong
percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari sub sektor perkebunan.
Konsep kawasan dalam Kawasan Sentra Produksi dapat berdiri sendiri dan ataupun menyatu dalam satu Kawasan lebih luas beberapa bagian wilayah
kecamatan, tergantung dari potensi sentra produksi fungsi kawasan serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas.
• Sasaran Program
Sasaran dari Program ini adalah : Pemanfaatan ruang dan lahan yang sesuai dengan pengembangan
subsektor perkebunan; Peluang bursa lapangan usaha yang lebih luas, kompetitif terhadap
penerimaan dan penyerapan tenaga kerja; Tenaga kerja siap pakai, tidak hanya terampil tetapi memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam berusahatani, sistem produksi komoditi tanaman perkebunan yang berkesinambungan
• Maksud Program
Maksud dari Program pengembangan kawasan sentra produksi ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.
• Hasil kerja Program
Teridentifikasinya kawasan yang akan dijadikan sentra produksi perkebunan;
Tersedianya jaminan atau kepastian pasar dan pemasaran komoditas; Terpenuhinya aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri. Peran serta masyarakat petanipengusaha kecil serta kemudahan
akses informasi potensi sumberdaya sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, distribusi dan pemasaran, modal dan
kelembagaan
Laporan Akhir
VI-5
• Kegiatan Program
Penetapan kawasan; Sosialisasi untuk mendapatkan respon dari masyarakat.
Penyiapan sumber daya alam dan sumber daya manusia; Melengkapi dan memperkuat infrastruktur pada kawasan terpilih
Menjalin kemitraan dengan kelompok tani maupun swasta Pendanaan pengelolaan kawasan;
Evaluasi kegiatan.
Laporan Akhir
VI-6
Tabel 6. 1MPP Peningkatan Produksi Perkebunan Kabupaten Jember Tahun 2015
Tujuan dan Kegiatan Program
Indikator Obyektif Sumber Pembuktian
Asumsi Penting Uraian
2016 2017
2018 2019
2020
Sasaran Program
Peningkatan Produksi Perkebunan
Sasaran dari Program Peningkatan Produksi
Perkebunan ini adalah persentase
produktivitas perkebunan
meningkat 5
10 15
30 40
- Hasil survey
investigasi -
Laporan kemajuan Program
- Renstra SKPD dinas
perkebunan dan kehutanan
Keaktifan seluruh stakeholder terkait
dalam menjalin kerjasama untuk
meningkatkan produktivitas
perkebunan.
Maksud Program
Meningkatkan income petani dan daerah
Memperbesar peluang
income
bagi daerah dengan
mengoptimalkan hasil perkebunan dan
mensejahterakan masyarakat petani
perkebunan pada khususnya
- 10
20 30
40 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL Keaktifan seluruh
stakeholder terkait dalam menjalin
kerjasama untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan.
Hasil Program
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan -
5 10
15 30
40 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL Keaktifan seluruh
stakeholder terkait dalam menjalin
kerjasama untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan.
tersedianya bibit unggul usaha perkebunan yang
- 5
10 15
30 40
- Statistik, laporan
kemajuan Program, Keaktifan seluruh
stakeholder terkait
Laporan Akhir
VI-7 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
berkualitas dalam jumlah yang cukup
dan laporan PPL dalam menjalin
kerjasama untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan.
Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan -
20 20
20 20
20 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL -
Keberpihakan kebijakan
pemerintah daerah dalam
pengembangan perkebunan
- Ketersediaan PPL
yang mencukupi -
Kontinuitas pendampingan
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
perkebunan dan pelaku usaha perkebunan
- 20
20 20
20 20
- -
Keberpihakan kebijakan
pemerintah daerah dalam
pengembangan perkebunan
- Ketersediaan PPL
yang mencukupi -
Kontinuitas pendampingan
Kegiatan Program
• Rehabilitasi lahan
perkebunan;
Laporan Akhir
VI-8 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
• Peremajaan tanaman
perkebunan; •
Pelatihan dan pendampingan petani
kebun; •
Bantuan peralatan perkebunan yang
memadai; •
Integrasi antara perkebunan dan
ternak. •
Evaluasi kegiatan
Pengembangan Kawasan Sentra Produksi
Sasaran Program
• Pemanfaatan ruang
dan lahan •
Peluang bursa lapangan usaha;
• Tenaga kerja siap
pakai •
sesuai dengan pengembangan
subsektor perkebunan;
• lebih luas,
kompetitif terhadap
penerimaan dan penyerapan
tenaga kerja -
10 20
30 40
- Statistik, laporan
kemajuan Program, dan laporan PPL
Keaktifan seluruh
stakeholder
terkait dalam menjalin
kerjasama untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan.
Laporan Akhir
VI-9 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
• tidak hanya
terampil tetapi memiliki
pengetahuan dan kemampuan
dalam berusahatani,
sistem produksi komoditi tanaman
perkebunan yang berkesinambunga
n
Maksud Program
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
wilayah -
5 10
15 30
40 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL -
Kebijakan pemerintah
- Tersedianya
pedoman dalam pengelolaan
kawasan sentra produksi
- Adanya payung
hukum dalam implementasi
Perda
Hasil Program
• Teridentifikasinya
kawasan yang akan dijadikan sentra
produksi perkebunan; -
20 20
20 20
20 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL -
Kebijakan pemerintah
- Tersedianya
pedoman dalam
Laporan Akhir
VI-10 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
pengelolaan kawasan sentra
produksi -
Adanya payung hukum dalam
implementasi Perda
Tersedianya jaminan atau kepastian pasar dan
pemasaran komoditas -
25 25
25 25
- Statistik, laporan
kemajuan Program, dan laporan PPL
- Kerjasama yang
baik antara pemerintah, petani
dan pelaku usaha lainnya di bidang
perkebunan Terpenuhinya aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendukung pengembangan agribisnis
dan agroindustri -
10 20
30 40
- Statistik, laporan
kemajuan Program, dan laporan PPL
- Proses
pendampingan berjalan sesuai
yang diharapkan -
petani memiliki minat yang tinggi
untuk maju Peran serta masyarakat
petanipengusaha kecil serta kemudahan akses
informasi potensi sumberdaya sumber
daya alam, sumber daya manusia, teknologi,
5 10
15 30
40 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL -
Proses pendampingan
berjalan sesuai yang diharapkan
- petani memiliki
minat yang tinggi untuk maju
Laporan Akhir
VI-11 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
distribusi dan pemasaran, modal dan kelembagaan
Kegiatan Program
• Penetapan kawasan;
• Sosialisasi untuk
mendapatkan respon dari masyarakat.
• Penyiapan sumber
daya alam dan sumber daya
manusia; •
Melengkapi dan memperkuat
infrastruktur pada kawasan terpilih
• Menjalin kemitraan
dengan kelompok tani maupun swasta
• Pendanaan
pengelolaan kawasan; •
Evaluasi kegiatan
Laporan Akhir
VI-12
B. Matrik MPP Sektor Kehutanan
Berdasarkan hasil analisis alternatif Program, dapat dipilih dua Program yang akan dilaksanakan berdasarkan peringkat teratas, dimana Program tersebut mempunyai tingkat
kepentingan yang tinggi. Rencana Program yang akan dilaksanakan terkait sektor Kehutanan di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL. Ancaman degradasi hutan menimbulkan lahan kritis, dimana akan terjadi kerusakan
ekologis, menurunnya estetika, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktifitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global dan menurunnya keanekaragaman sumber daya
hayati dan ekosistemnya. Upaya rehabilitasi hutan dan lahan menjadi sangat strategis bagi pembangunan yang berwawasan lingkungan.
• Sasaran Program
Sasaran dari Program ini adalah Terehabilitasinya lahan kritis dan lahan tidak produktif pada hulu DAS, kawasan hutan lindung, hutan konservasi, sempadan
sungai, teluk dan sumber air, dekat pemukiman.
• Maksud Program
mempercepat penanggulangan bencana banjir, tanah longsor, kerusakan lingkungan dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif sehingga
sumber daya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat
sekitarnya.
• Hasil kerja Program
o Meningkatnya produktifitas lahan;
o Tertanganinya kawasan rawan bencana banjir dan longsor di DAS hulu
o tersedianya bibit tanaman kehutanan dan terciptanya lingkungan yang hijau.
• Kegiatan Program
o Reboisasi;
o Penghijauan;
o Pengayaan tanaman
o Pemeliharaan tanaman;
o Evaluasi kegiatan.
Laporan Akhir
VI-13
2. Program Penanaman Kembali areal bekas tebangan. •
Sasaran Program Semakin meningkatnya kualitas tegakan dan produktifitas areal bekas
tebangan.
• Maksud Program
Terjaminnya kelestarian fungsi hutan dan produktifitas Usaha kehutanan yang berkelanjutan.
• Hasil kerja Program
o Peningkatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
secara efektif dan efisien.
o Terbentuknya Kelompok-kelompok Masyarakat pengawas Di bidang
Kehutanan
o Terberantasnya Praktek penebangan liar dan perdagangan liar di sektor
kehutanan.
• Kegiatan Program
o Penetapan aturan tentang keharusan menanam jenis pohon komersil
unggulan atau minimal sama dengan jenis yang ditebang pada areal bekas tebangan
o Pengawasan dan Penegakan pelaksanaan aturan kegiatan.
o Rasionalisasi perijinan pengusahaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan
o Sosialisasi paradigma baru pembangunan kehutanan ke seluruh pemangku
kepentingan
o Menyusun peraturan daerah sektor kehutanan untuk menunjang
pencapaian target kehutanan.
o Evaluasi kegiatan.
Laporan Akhir
VI-14
Tabel 6. 2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL Sektor Kehutanan Kabupaten Jembe Tahun 2015
Tujuan dan Kegiatan Program
Indikator Obyektif Sumber Pembuktian
Asumsi Penting Uraian
2016 2017
2018 2019
2020
Sasaran Program
Terehabilitasinya lahan kritis
dan lahan tidak produktif pada hulu DAS, kawasan
hutan lindung, hutan konservasi, sempadan
sungai, teluk dan sumber air,
dekat pemukiman -
20 20
20 20
20 -
Hasil survey investigasi
- Laporan kemajuan
Program Luasan areal lahan
kritis dan tidak produktif telah
ditanami pohon komersil
100 tanaman rehabilitasi lahan
kritis sudah dilakukan
pemeliharaan 80 bekas lahan
kritis dan tidak produktif telah
tertutupi oleh pohon komersil
dengan intnesitas naungan lebih dari
75
Maksud Program
mempercepat penanggulangan
bencana banjir, tanah longsor, kerusakan
lingkungan dan kekeringan
Penanggulangan bencana secara
terpadu, transparan dan partisipatif
sehingga sumber daya hutan dan lahan
berfungsi optimal untuk menjamin
5 10
15 25
45 -
Hasil survey investigasi
- Laporan kemajuan
Program Keaktifan seluruh
stakeholder terkait dalam menjalin
kerjasama untuk meningkatkan
produktivitas perkebunan.
Laporan Akhir
VI-15 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
keseimbangan lingkungan dan tata
air DAS serta memberikan manfaat
yang luas bagi masyarakat sekitarnya
Hasil Program
Meningkatnya produktifitas lahan
- -
10 20
30 40
- Hasil survey
investigasi -
Laporan kemajuan Program
Tertanganinya kawasan rawan bencana banjir dan
longsor di DAS hulu -
- 10
20 30
40 -
Hasil survey investigasi
- Laporan kemajuan
Program meningkatnya
pemberdayaan masyarakat sebagai
pelestari sumberdaya alam
tersedianya bibit tanaman kehutanan dan
terciptanya lingkungan yang hijau
- 20 20
20 20
20 -
Hasil survey investigasi
- Laporan kemajuan
Program meningkatnya
pemberdayaan masyarakat sebagai
pelestari sumberdaya alam
Kegiatan Program
• Penetapan lokasi
prioritas kegiatan rehabilitasi lahan dan
hutan •
Penyusuanan desain model
pelaksanaannya •
Pembentukan
Laporan Akhir
VI-16 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
kelompok tani hutankoperasi dan
sejenisnya berbasis kampung
• Penyediaan bibit
• Pelatihan dan
pendampingan pada kelompok tani hutan
tentang penanaman dan pengelolaan
hutan
Program Penanaman Kembali areal bekas tebangan
Sasaran Program
Semakin meningkatnya kualitas tegakan dan
produktifitas areal bekas tebangan
- 20
20 20
20 20
- Hasil survey
investigasi -
Laporan kemajuan Program
Pemerintah tegas dalam aturan
pengelolaan kawasan hutan
Adanya kerjasama dengan pihak
swasta Partisipasi
masyarakat
Maksud Program
Terjaminnya kelestarian fungsi hutan dan
produktifitas Usaha kehutanan yang
berkelanjutan -
20 20
20 20
20 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
dan laporan PPL Hutan lestari
Unit usaha kehutanan sehat
dan suplai bahan baku terjamin
Hasil Program
Peningkatan pemanfaatan hasil
- 10
20 30
40 -
Statistik, laporan kemajuan Program,
Efektivitas pelatihan dan pendampingan
Laporan Akhir
VI-17 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu secara
efektif dan efisien dan laporan PPL
Terbentuknya Kelompok-kelompok
Masyarakat pengawas Di bidang
Kehutanan 10
15 20
25 30
- Statistik, laporan
kemajuan Program, dan laporan PPL
Kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap
kelestarian hutan
Terberantasnya Praktek penebangan liar
dan perdagangan liar di sektor kehutanan
20 20
- Statistik, laporan
kemajuan Program, dan laporan PPL
- Adanya payung
hukum -
Tersedianya SOP untuk pengurusan
periijinan dalam bidang
pengusahaan dan pemanfaatan
hutan.
Kegiatan Program
• Penetapan aturan
tentang keharusan menanam jenis pohon
komersil unggulan atau minimal sama
dengan jenis yang ditebang pada areal
bekas tebangan •
Pengawasan dan Penegakan
Laporan Akhir
VI-18 Tujuan dan Kegiatan
Program Indikator Obyektif
Sumber Pembuktian Asumsi Penting
Uraian 2016
2017 2018
2019 2020
pelaksanaan aturan kegiatan.
• Rasionalisasi perijinan
pengusahaan hutan dan pemanfaatan
hasil hutan •
Sosialisasi paradigma baru
Pembangunan kehutanan ke seluruh
pemangku kepentingan
• Menyusun peraturan
daerah sektor kehutanan untuk
menunjang pencapaian target
kehutanan. •
Evaluasi kegiatan Sumber : Hasil Rencana Tahun 2015
Laporan Akhir
VI-19
Strategi Pencapaian Jangka Pendek dan jangka panjang Menindaklanjuti hasil analisa sebelumnya, dibutuhkan strategi dan program untuk yang terarah untuk mewujudkan kondisi perkebunan dan
kehutanan Kabupaten Jember yang diinginkan. Strategi yang dilakukan adalah :
1. Peningkatan produksi perkebunan; 2. Peningkatan kesejahteraan petani;
3. Peningkatan pemasaran hasil produksi perkebunan; 4. Peningkatan penerapan Teknologi tepat guna;
5. Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan secara efisien dan berkelanjutan 6. Rehabilitasi hutan dan lahan;
7. Perlindungan dan konservasi hutan. 8. Mempercepat proses penataan kawasan guna pemantapan status dan fungsi kawasan serta areal kelola masyarakat sebagai dasar
pengelolaan dan pemanfaatan hutan.
Laporan Akhir
VI-20
6.2 RENCANA INVESTASI KAYU SENGON DAN TANAMAN JATI EMAS
Keuntungan dari investasi kayu sengon sangat tinggi pada usia panen 5-7 tahun yang akan datang.
Berikut ini ilustrasi perhitungan analisa ekonomi investasi di bidang agrobisnis, khususnya budidaya sengon.
Kebutuhan dana investasi kayu sengonhektar +- 4000 batang Estimasi perhitungan biaya :
• Pembelian bibit Rp. 8.000.000
• Ongkos tanam Rp. 4.000.000
• Biaya perawatan Rp. 9.000.000
• Biaya penyulaman 20 estimasi Rp. 5.250.000
• Lain-lain Rp. 2.000.000
Total Biaya Rp.28.250.000,-
Estimasi perhitungan biaya perawatan :
• Upah tenaga kerja per orang Rp.20.000hari
• Jumlah tenaga kerja 5 orang
• Jumlah hari kerja 7 hari
• Jumlah biaya per 6 bulan Rp. 700.000
• Kebutuhan pupuk Rp.2000.000,-
Jumlah Biaya perawatan Rp.9.000.000
Penyulaman :
Biaya penyulaman adlah estimasi atas kemungkinan tanaman yang kurang sehat atau mati. Apabila prakiraan tanaman yang mati sebesar 25 dari total 4000
batang maka jumlah penyulaman sebanyak 1000 tanaman. Apabila biaya perawatan dan biaya bibit per batang adalah sebesar Rp. 5.250 Rp. 12.000.000 + Rp. 9.000.000 :
4000 batang, maka biaya penyulaman diperkirakan akan menyerap dana sekitar Rp. 5.250.000
Pemasaran :
Pemasaran sengon di beberapa wilayah biasanya dilakukan oleh tengkulak atau langsung dijual ke pabrik pemotongan kayu. Harga pasar kayu sangat beragam dan
Laporan Akhir
VI-21
berbeda setiap daerahnya. Asumsi saat ini harga satu batang pohon usia tanam 5 tahun dapat dijual seharga Rp. 300.000-Rp. 500.000. sedangkan jika dibuat papan
atau blok dapat dijual seharga Rp. 1000.000-Rp.1.200.000 per m3. Perhitungan Hasil Investasi :
Jumlah tanaman per hektar lahan adalah 4000 batang dengan prediksi susut sebesar 25 atau sejumlah 1000 batang. Maka setiap hektar lahan akan menghasilkan
kayu yang dapat dipanen sebanyak 3000 batang. Apabila dijual ke tengkulak tebang ditempat tanpa mengeluarkan ongkos tebang dan angkut sebatang pohon dapat
dijual Rp. 500.000
Maka perhitungannya menjadi sebagai berikut : 3000 batang x Rp. 300.000 = Rp. 900.000.000,- jadi selama 5 tahun masa tanam akan
menghasilkan 3000 batang kayu sengon per hektar lahan. Harga perhitungan tersebut berdasarkan estimasi terendah.
Sebagaimana telah disebutkan dalam analisis, bahwa luasan lahan kritis di Kabupaten Jember meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya masyarakat yang lebih memilih menanam sengon karena waktu panen yang relatif singkat dan harga yang tinggi. Alternatif yang dapat dipertimbangkan
kedepannya adalah penanaman jati emas sebagai upaya mengurangi luasan lahan kritis. Dari sudut ekologis, penanaman jati emas membantu konservasi alam di sekitar
lahan karena sistem perakarannya menjaga tanah dari kemungkinan erosi air muka tanah.
Kehadiran tanaman jati emas merupakan terobosan baru dalam mengantisipasi kelangkaan bahan baku industri kayu, rehabilitasi lahan kritis, dan
pencegahan kerusakan hutan tanaman jati. Tanaman jati emas merupakan bibit unggul hasil budidaya sistem kultur jaringan dikembangkan pertama kali dalam
laboratorium, yang tanaman induknya pada mulanya berasal dari negara Myanmar.
Tanaman jati emas sudah bisa dipanen mulai umur 5 15 tahun, yang selain keuntungan berupa pertumbuhan yang cepat, juga tumbuh dengan seragam dan
lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila tanaman jati konvensional berumur 5 tahun baru berdiameter 3,5 cm dan tinggi 4,0 m maka jati emas pada