Analisis Deskriptif 2015 Lapkir Masterplan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan Kab. Jember 2015

Laporan Akhir V-6 1 Program Peningkatan Produksi Perkebunan, dengan kegiatan utama Penyediaan Sarana Produksi PertanianPerkebunan. Program dan kegiatan ini bertujuan untuk menunjang sasaran peningkatan produktivitas tanaman musiman semusim dan produktivitas tanaman tahunan 2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan kegiatan utama :  Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan  Pemeliharaan RutinBerkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Perkebunan Tepat Guna Rehabilitasi Terasering  Kebun bibit benih tanaman kehutanan  Pembangunan Kebun Bibit Rakyat Program dan kegiatan ini menunjang sasaran peningkatan produktivitas hasil hutan dan peningkatan penanganan lahan kritis dan penanganan kerusakan kawasan hutan 5.2.1 Analisis Karakteristik Perkebunan Kabupaten Jember A. Analisis Potensi Perkebunan Kabupaten Jember Sektor Perkebunan di Kabupaten Jember memiliki potensi pengembangan yang propektif, hal ini dibuktikan dengan peningkatan produksi perkebunan rata-rata dari tahun ke tahun serta kualitas produksi perkebunan yang semakin meningkat. Bahkan saat ini Kabupaten Jember mempunyai produk unggulan perkebunan yang berkualitas dunia dan mampu masuk ke pasar internasional yaitu dari jenis produk tembakau. Ditinjau dari kemampuan lahan perkebunan di Kabupaten Jember secara umum memiliki karakteristik yang sangat sesuai dengan hasil produksi perkebunan yang berkualitas. Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember, luasan lahan panen perkebunan dari tahun 2009 hingga 2014 cukup fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Dimana luasan lahan perkebunan pada tahun 2009 tercatat sebesar 39.085,68 Ha menjadi 47.828,06 pada tahun 2014. Dengan faktor lahan perkebunan yang meningkat tentunya akan berpengaruh pula pada hasil produksi perkebunan yang turut meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan Laporan Akhir V-7 dengan data produksi rata-rata pada tahun 2014 yang mencapai 136,88 kwHa untuk semua jenis komoditas. Sementara itu berdasarkan data produksi perkebunan pada tahun 2014 didapatkan dua komoditas unggulan dengan produkivitas yang tinggi yakni jenis komoditas tebu dengan jumlah produksi 6.194.379,9 kw dan yang kedua adalah tembakau dengan produksi 243,394.80 kw. Hasil produksi yang cukup tinggi ini juga merupakan potensi besar bagi pengembangan perkebunan di Kabupaten Jember. Adapun daerah-daerah yang memiliki potensi bagi pengembangan perkebunan dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 5. 3 Daerah Potensi Pengembangan Perkebunan di Kabupaten Jember No. Komoditas Potensi Pengembangan Perkebunan pada Kecamatan 1. Tembakau : - Na-Oogst Wuluhan, Ambulu, Puger, Rambipuji, Ajung. - VO Kasturi Kalisat, Pakusari, Sukowono, Ledokombo, Sumberjambe. - VO Rajang Jelbuk, Pakusari, Tempurejo, Puger, Sukorambi - White Burley Puger, Jenggawah, Jombang, Gumukmas, Ambulu 2. Kopi Silo, Panti, Sumberbaru, Sumberjambe, Tanggul 3. Kelapa Wuluhan, Ambulu, Puger, Jenggawah, Kencong 4. Tebu Sumberbaru, Tanggul, Semboro, Umbulsari, Kencong 5. Cengkeh Silo, Sumberjambe, Ledokombo, Tanggul, Panti 6. Panili Silo, Mumbulsari, Tempurejo, Panti, Ledokombo 7. Lada Silo, Jenggawah, Mayang, Mumbulsari, Tempurejo 8. Jambu Mete Gumukmas, Sumberjambe, Kalisat, Arjasa, Ledokombo 9. Pinang Ledokombo, Kalisat, Sukowono, Mumbulsari, Sukorambi 10. Kapuk Sukorambi, Ledokombo, Arjasa, Wuluhan, Sumberjambe 11. Kakao Silo, Wuluhan, Kalisat, Patrang, Ambulu 12. Mlinjo Jelbuk Sumber : Data Perkebunan Rakyat Disbunhut Kabupaten Jember 2014 Keterangan : Urutan Kecamatan potensial pengembangan disesuaikan dengan tingkat produktivitas komoditi perkebunan Kondisi perkebunan mulai tahun 2010 sampai tahun 2014 dan potensi pengembangannya ke depan merupakan perkebunan yang berbasis perkebunan rakyat. Berdasarkan data perkebunan di atas terdapat 8 delapan komoditas perkebunan yang termasuk dalam komoditas unggulan nasional, yaitu tembakau, kopi, kelapa, tebu, jambu mete, cengkeh, kakao dan lada. Oleh karenanya potensi Laporan Akhir V-8 pengembangan perkebunan di Kabupaten Jember ke depan dapat difokuskan dalam pengembangan komoditas unggulan nasional. Jenis komoditas perkebunan rakyat unggulan nasional dapat dikelompokkan menjadi komoditas tanaman musiman semusim dan komoditas tahunan. Adapun yang termasuk dalam jenis komoditas musiman semusim adalah komoditas tembakau dan seluruh varietasnya dan tebu, sedangkan yang termasuk komoditas tahunan adalah kopi, kelapa, jambu mete, cengkeh, kakao dan lada. Adapun perkembangan hasil produksi perkebunan yang termasuk dalam komoditi unggulan nasional berdasarkan kelompok komoditas dan kecamatan dijelaskan berdasarkan tabel berikut : Tabel 5. 4 Data Produksi Tanaman Musiman Semusim Komoditas Unggulan Nasional Per Kecamatan Tahun 2014 Kw No Kecamatan Tembakau Tebu NO Kasturi Rajang White Burley 1. Kencong - - - - 450,500.00 2. Gumukmas - - - 504.00 156,906.00 3. Puger 16,568.00 1,260.00 192.00 2,725.00 122,947.00 4. Wuluhan 22,556.00 8,554.00 - - 33,820.00 5. Ambulu 20,799.00 7,808.00 - 360.00 - 6. Tempurejo 2,681.00 2,000.00 976.00 - 183,486.00 7. Silo - 2,400.00 - - 113,222.00 8. Mayang - 4,128.00 - - 302,474.00 9. Mumbulsari - 10,400.00 - - 194,361.00 10. Jenggawah 3,403.00 602.00 - 720.00 136,797.00 11. Ajung 3,431.60 6,727.20 - - 55,553.00 12. Rambipuji 7,650.00 - - - 325,809.00 13. Balung 1,548.00 - - - 123,490.00 14. Umbulsari - - - - 487,958.00 15. Semboro - - - - 707,101.00 16. Jombang - - - 720.00 470,225.00 17. Sumberbaru - - - - 903,271.00 18. Tanggul - - - - 781,767.00 19. Bangsalsari - 840.00 - - 322,491.00 20. Panti - - - - 19,555.00 21. Sukorambi 114.00 1,038.00 92.80 - 41,326.00 22. Arjasa - 600.00 5,463.00 - 50,092.00 23. Pakusari - 18,395.00 - - 44,544.00 24. Kalisat - 34,342.00 - - 46,604.00 25. Ledokombo - 12,250.00 - - 14,543.00 26. Sumberjambe - 11,550.00 - - 29,702.00 27. Sukowono - 14,406.00 - - 18,468.00 Laporan Akhir V-9 No Kecamatan Tembakau Tebu NO Kasturi Rajang White Burley 28. Jelbuk - - 7,380.00 - 1,296.00 29. Kaliwates 54.00 342.00 - - 33,058.00 30. Sumbersari 150.00 2,983.20 - - 11,361.00 31. Patrang 32.00 4,650.00 - - 11,652.00 TAHUN 2014 78,986.60 145,275.40 14,103.80 5,029.00 6,194,379.00 Sumber : Data Perkebunan Rakyat Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember 2014 Dari data tabel Produksi dan jenis Tanaman Musiman Semusim Menurut Kecamatan Kabupaten Jember Tahun 2014 di atas, menunjukkan bahwa komoditas tebu memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Kabupaten Jember yaitu dengan produktivitas sebesar 6.194.379 kwintal, dengan kecamatan dengan produksi tebu terbesar dimulai dari Kecamatan Sumberbaru 903,271 kw, Kecamatan Tanggul 781,767 kw, Kecamatan Semboro 707,101 kw, Kecamatan Umbulsari 487,958 kw serta Kecamatan Jombang 470,225 kw. Sedangkan untuk komoditas tembakau di Kabupaten Jember meskipun secara produktivitas masih jauh dibawah tebu, akan tetapi varietas tembakau di Kabupaten Jember memiliki kualitas yang bagus hingga mampu menembus pasar nasional da internasional. Dengan jumlah produksi seluruh varietas tembakau sebesar 243,394.80 kw di tahun 2014, komoditas tembakau ini tetap memiliki potensi yang besar sebagai komoditas unggulan perkebunan Kabupaten Jember. Berdasarkan varietasnya, produktivitas tembakau Na-Oogst terbesar adalah di Kecamatan Wuluhan 22,556 kw, kemudian Kecamatan Ambulu 20,799 kw, dan Kecamatan Puger 16,568 kw. Sementara untuk produksi varietas tembakau Voor-Oogst Kasturi terbesar berada di Kecamatan Kalisat 34,342 kw, kemudian Kecamatan Pakusari 18,395 kw dan Kecamatan Sukowono 14,406 kw. Produksi terbesar varietas Voor-Oogst Rajang berada di Kecamatan Jelbuk dengan produksi sebesar 7.380 kw, sebesar 6.194.379 kwintal, dengan kecamatan dengan produksi tebu terbesar dimulai dari Kecamatan Sumberbaru 903,271 kw, Kecamatan Tanggul 781,767 kw, Kecamatan Semboro 707,101 kw, Kecamatan Umbulsari 487,958 kw serta Kecamatan Jombang 470,225 kw. Laporan Akhir V-10 Tabel 5. 5 Data Produksi Tanaman Tahunan Komoditas Unggulan Nasional Per Kecamatan Tahun 2014 Kw No Kecamatan Kopi Kelapa Cengkeh Kakao Jambu Mete Lada 1. Kencong - 3,686.18 - - - - 2. Gumukmas 7.29 3,316.36 - - 143.63 4.73 3. Puger - 6,616.00 - - - - 4. Wuluhan 10.42 7,771.37 - 6.53 - 3.67 5. Ambulu 16.37 5,938.47 - 0.47 - 0.72 6. Tempurejo 46.70 2,318.69 - - - 16.73 7. Silo 12,487.67 1,888.35 59.51 55.37 - 23.43 8. Mayang 378.58 2,468.71 - - - 20.27 9. Mumbulsari 128.18 2,802.95 0.85 - - 18.13 10. Jenggawah 22.15 4,101.17 - - - 21.01 11. Ajung 3.98 468.21 - - - - 12. Rambipuji 13.43 3,478.08 - 0.44 - - 13. Balung 18.12 2,503.34 - - - - 14. Umbulsari 9.68 3,167.95 - - - - 15. Semboro 11.52 516.97 - 0.35 - - 16. Jombang - 869.97 - - - - 17. Sumberbaru 1.693.19 2,244.42 4.29 - - - 18. Tanggul 1,356.91 1,252.03 34.22 - - - 19. Bangsalsari 934.41 2,403.01 2.25 - - 11.17 20. Panti 1,977.49 873.17 14.63 0.42 - 7.51 21. Sukorambi 875.38 885.57 0.75 - - - 22. Arjasa 320.35 1,020.87 4.18 - 6.66 - 23. Pakusari 136.92 484.27 - - - - 24. Kalisat 52.61 1,921.82 - 1.08 13.59 - 25. Ledokombo 1,348.42 2,388.45 22.77 0.33 5.33 10.05 26. Sumberjambe 1,494.89 890.97 37.39 - 43.44 - 27. Sukowono 138.87 1,306.80 0.54 - - - 28. Jelbuk 1,187.92 1,139.22 0.50 - - - 29. Kaliwates 14.67 350.03 - - - - 30. Sumbersari - 132.52 - - - - 31. Patrang 229.01 1,519.28 - 0.84 1.87 - TAHUN 2014 23,221.94 70,725.20 181.88 65.83 214.52 137.42 Sumber : Data Perkebunan Rakyat Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember 2014 Dari data tabel Produksi jenis Tanaman Tahunan Menurut Kecamatan Kabupaten Jember Tahun 2014 di atas, menunjukkan bahwa secara umum produktivitas komoditas kelapa memiliki potensi terbesar di Kabupaten Jember dengan capaian produksi sebesar 70,725.20 kwintal. Wilayah kecamatan dengan produksi kelapa terbesar dimulai dari Kecamatan Wuluhan 7,771.37 kw, Kecamatan Laporan Akhir V-11 Puger 6,616 kw, Kecamatan Ambulu 5,938.47 kw, Kecamatan Jenggawah 4,101.17 kw serta Kecamatan Kencong 3,686.18 kw. Sementara itu produktivitas tertinggi kedua pada varietas Tanaman Tahunan adalah komoditas kopi, dimana wilayah yang memiliki produktivitas tinggi adalah Kecamatan Silo dengan jumlah produksi pada tahun 2014 mencapai 12,487.67 kw. Kemudian wilayah dengan produktivitas kopi yang cukup tinggi secara berurutan adalah Kecamatan Panti 1,977.49 kw, Kecamatan Sumberbaru 1.693.19 kw, Kecamatan Sumberjambe 1,494.89 kw, serta Kecamatan Tanggul 1,356.91 kw. Untuk komoditas unggulan jambu mete berdasarkan data didapatkan hanya ada 5 kecamatan di Kabupaten Jember yang membudidayakan komoditas ini, dengan produktivitas tertinggi pada Kecamatan Gumukmas yang mencapai 143.63 kw. Dengan kata lain produksi Jambu Mete di Kecamatan Gumukmas tersebut setara dengan 67 dari total prpduksi jambu mete di Kabupaten Jember 214.52 kw. Komoditas cengkeh, lada dan kakao di Kabupaten Jember memiliki produktivitas yang masih jauh dibawah komoditas kelapa dan kopi, dengan produksi yang kurang dari 200 kwintal di tahun 2014. Dimana berdasarkan data yang ada produksi komoditas cengkeh mencapai 181.88 kw, lada mencapai 137.42 kw dan produksi kakao hanya 65.83 kw. Akan tetapi dari ketiga komoditas tersebut produktivitas tertinggi hanya terpusat pada satu kecamatan yaitu Kecamatan Silo, dimana produksi cengkeh mencapai 59.51 kw, lada 23.43 kw, dan kakao 55.37 kw.

B. Analisis Masalah Perkebunan Kabupaten Jember

Permasalahan utama yang timbul dan sekaligus merupakan tantangan yang dihadapi pelaku sektor perkebunan di Kabupaten Jember berdasarkan hasil survei dan kompilasi data sekunder secara umum yaitu :  Belum masksimalnya produktivitas hasil perkebunan, dikarenakan faktor mulai dari pembibitan hingga resiko hama dan penyakit tanaman perkebunan yang tinggi.  Minimnya modal dan peralatan yang sederhana yang digunakan oleh petani kebun rakyat Laporan Akhir V-12  Kesenjangan ekonomi yang cukup tajam antara pelaku perkebunan rakyat tradisional dengan yang modern dan terindustrialisasi.  Penggunaan metode pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat yang belum ramah lingkungan, seperti pembakaran lahan.  Kebijakan pemerintah yang belum cukup berpihak pada perkebunan rakyat. 5.2.2 Analisis Karakteristik Kehutanan Kabupaten Jember A. Analisis Potensi Kehutanan Kabupaten Jember Sektor Kehutanan di Kabupaten Jember memiliki potensi pengembangan yang prospektif, hal ini dibuktikan dengan luasan kawasan hutan di Kabupaten Jember yang mencapai 119,365.95 Ha atau setara dengan 36,24 dari total keseluruhan luas wilayah kabupaten Sumber: Data Dinas Perkebunan dan Kehutanan, 2015. Potensi kehutanan yang didapat dengan luasan tersebut diantaranya adalah cadangan karbon sebagai reduktor efek gas rumah kaca, keanekaragaman plasma nutfah, produk kayu baik kayu bulat maupun kayu olahan yang didapat dari hasil hutan rakyat. Ditinjau dari fungsi kawasan hutan, di Kabupaten Jember terdapat empat jenis fungsi kawasan hutan dengan 3 tiga pengelola. Fungsi kawasan hutan yang pertama adalah fungsi cagar alam suaka margasatwa dibawah pengelolaan BKSDA Jatim II. Kawasan hutan cagar alam ini berada di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan, Desa Silo Kecamatan Sidomulyo, Desa Pugerkulon Kecamatan Puger dan Desa Panti, Badean serta Curahkalong dengan luasan total mencapai 12,279.81 Ha. Sementara itu fungsi kawasan hutan yang kedua adalah fungsi hutan konservasi, dimana di Kabupaten Jember berada di daerah Kecamatan Tempurejo dengan luasan 35,561.00 Ha yang selanjutnya dikenal sebagai Taman Nasional Meru Betiri. Fungsi selanjutnya adalah fungsi kawasan hutan lindung, dimana di Kabupaten Jember pengelolaannya menjadi tanggung jawab Perum Perhutani III KPH Jember dan lokasinya tersebar di beberapa kecamatan dengan luasan mencapai 39,504.40 Ha. Berbeda dengan fungsi kawasan hutan lainnya, fungsi kawasan hutan produksi memiliki potensi secara ekonomis mengingat hasil produksi hutan berupa kayu bulat dan kayu olahan. Adapun kawasan hutan fungsi produksi ini memiliki luas 22,292.33 Laporan Akhir V-13 Ha dengan jenis varietas tanaman jati, mahoni, sono keling, sengon laut gmelina, mindi, bayur dan varietas yang lain. Adapun data luasan dan jumlah batang hutan rakyat dari tahun 2006-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 5. 6 Data Luas Potensi Hutan Rakyat Kabupaten Jember Tahun 2006-2012 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember Tahun 2013 Berdasarkan jenis varietas tanamannya produksi hutan rakyat di Kabupaten Jember masih lebih didominasi oleh kayu sengon laut 52.245.521 batang, mahoni 1.587.879 batang dan kayu jati 987.425 batang sesuai data Dinas Perkebunan dan Kehutanan di atas. Jika dilihat dari persebaran kawasan hutan hingga wilayah per kecamatan dan kapasitas produksinya, kawasan hutan dengan produktivitas tinggi berada di Kecamatan Silo. Adapun lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2006 47,048.64 1,196,245 1,262,084 62,838 48,123,717 55,839 135,929 60,990 103,080 51,000,722 2 2007 51,903.28 1,278,481 1,311,023 60,291 49,403,789 73,770 166,235 71,797 108,831 52,474,217 3 2008 56,522.02 1,512,395 1,679,895 56,252 50,695,733 73,340 181,764 62,871 111,929 54,374,179 4 2009 70,576.99 2,474,976 1,948,893 79,609 52,429,717 147,216 255,146 86,223 169,042 57,590,822 5 2010 77,193.53 1,442,852 1,616,755 37,221 47,409,635 67,120 151,503 43,852 101,600 50,870,538 6 2011 83,249.06 1,521,772 1,740,575 47,125 51,145,075 71,664 178,368 50,116 106,436 54,861,131 7 2012 83,822.71 987,425 1,587,879 39,868 52,245,521 63,633 122,194 40,216 152,433 55,239,169 JUMLAH Btg. SENGON LAUT GMELINA MINDI BAYUR KOM. LAIN JENIS TANAMAN Btg. SONO KELING NO. TAHUN LUAS HUTAN RAKYAT Ha. JATI MAHONI Laporan Akhir V-14 Tabel 5. 7 Data Produksi Hasil Hutan Rakyat Per Kecamatan Tahun 2012 KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO KB KO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 Ajung 64.624 - - - - - - - 2.60 - 3,701.81 50.6544 - - - - - - - 1.0459 3,769.033 51.7003 2 Ambulu 397.941 9.4888 0.87 - - - - 0.8607 3.65 - 5,499.65 235.0009 - - - - - - - - 5,902.110 245.3505 3 Arjasa 70.276 2.6637 50.36 - - - - - - - 2,677.01 1,144.5575 - - 81.26 - 38.52 - 1.90 - 2,919.320 1,147.2211 4 Balung 186.197 - - - - - - - - - 84.40 31.0698 - - - - - - - - 270.597 31.0698 5 Bangsalsari 309.365 - 163.20 8.2432 38.09 - - - 15.43 - 20,335.04 5,704.3260 8,138.10 - - - 143.28 - 16.78 - 29,159.280 5,712.5692 6 Gumukmas 115.311 - - - - - - - 6.68 - - - - - - - 14.04 - - 1.5085 136.031 1.5085 7 Jelbuk 33.782 - 46.67 - - - 0.09 - 13.55 - 5,133.31 369.4066 - - - - 69.88 - 16.34 4.6478 5,313.622 374.0544 8 Jenggawah 211.330 - - - - - - - 9.56 - 85.28 143.9768 - - - - - - 2.33 - 308.500 143.9768 9 Jombang 183.411 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 183.411 - 10 Kalisat 67.189 1.4168 - - - - 10.71 6.4574 - 12.7422 1,797.03 98.8652 - - 60.72 - - - - - 1,935.652 119.4816 11 Kaliwates 38.223 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 38.223 - 12 Kencong 251.136 - 17.18 2.1584 - - - - - - - - - - - - - - - - 268.312 2.1584 13 Ledokombo 34.515 - 61.56 33.7774 - - 26.57 - 78.23 - 8,172.61 804.3660 - - 373.28 - - - 17.19 0.5000 8,763.960 838.6434 14 Mayang 194.636 8.1192 25.80 5.5135 - - 0.39 4.8300 - - 5,673.11 210.9096 - - - - - - - 15.8400 5,893.944 245.2123 15 Mumbulsari 34.813 - - 47.6313 411.94 - - - - - 16,310.75 3,513.9421 - - 50.52 - 330.38 - - 5.0260 17,138.407 3,566.5994 16 Pakusari 57.957 - - - - - 0.62 3.7422 - - 3,806.47 73.6932 - - - - - - 1.86 - 3,866.904 77.4354 17 Panti 59.237 4.8774 6.14 - - - - - - - 1,536.56 79.7684 - - - - - - - - 1,601.941 84.6458 18 Patrang 41.020 1.4991 8.81 0.4800 - - - 18.9757 - - 1,719.48 800.4547 - - 7.28 - 17.52 - - 0.9168 1,794.112 822.3263 19 Puger 169.241 21.9508 - 12.3169 - - - - 65.80 3.7552 - - - - - - - - - 1.5718 235.041 39.5947 20 Rambipuji 273.249 - - - - - - - 1.88 - 160.64 247.8664 - - - - - - - - 435.767 247.8664 21 Semboro 111.280 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 111.280 - 22 Silo 192.914 91.6347 274.07 26.0849 1,316.27 - 3.27 - 26.45 - 35,955.77 3,633.0570 1,652.48 - 47.74 - 25.32 - 8.99 9.2742 39,503.272 3,760.0508 23 Sukorambi 49.720 - - - - - - - - - 284.60 152.5586 - - - - - - - - 334.320 152.5586 24 Sukowono 2.481 - - - - - - - 3.88 - 794.34 38.4732 - - 98.63 - - - - - 899.325 38.4732 25 Sumberbaru 519.031 23.6351 510.69 146.8092 2,090.37 - 2.94 107.8680 33.08 - 23,077.55 4,606.3051 - - - - - - 8.60 87.2495 26,242.264 4,971.8670 26 Sumberjambe 36.424 - 17.03 19.8588 - - 19.17 - 6.81 - 14,227.91 2,929.1209 - - 535.20 59.0528 2.07 - 3.40 - 14,848.012 3,008.0325 27 Sumbersari 66.651 0.5344 - - - - - - - - 95.43 - - - - - - - - 2.9149 162.079 3.4493 28 Tanggul 297.924 1.4397 2,354.99 33.9413 706.06 - - - 28.61 - 17,354.93 4,160.3580 - - - - 59.36 - 1.02 4.5817 20,802.889 4,200.3207 29 Tempurejo 414.413 54.4070 348.60 38.8981 707.04 - 4.23 15.7282 - - 22,624.52 5,248.3451 - - 190.95 - 515.15 - 0.23 5.1149 24,805.137 5,362.4933 30 Umbulsari 187.385 - - - - - - - 12.69 - 213.20 28.4548 - - - - - - - 10.0915 413.275 38.5463 31 Wuluhan 347.526 - - - - - - - 36.11 - 117.04 - - - - - - - - - 500.671 - 5,019.202 221.6666 3,885.96 375.7130 5,269.76 - 68.00 158.4623 345.01 16.4974 191,438.43 34,305.5304 9,790.58 - 1,445.58 59.0528 1,215.52 - 78.65 150.2835 218,556.691 35,287.2061 Balsa M3. Bayur M3. Sonokeling M3. Sengon Laut M3. Karet M3. Kom. Lain M3. Mindi M3. Gmelina M3. J U M L A H No. Kecamatan Volume Menurut Jenis Hasil Hutan Jumlah M3. Jati M3. Mahoni M3. Laporan Akhir V-15

B. Analisis Masalah Kehutanan Kabupaten Jember

Permasalahan yang muncul dalam sektor Kehutanan Di Kabupaten Jember pada dasarnya cukup banyak, akan tetapi jika dikerucutkan akan ditemukan satu permasalahan utama yakni kerusakan lahan dan lahan kritis. Dimana berdasarkan hasil pengamatan Perhutani KPH Jember tahun 2009 bahwa lahan kritis di kawasan hutan sudah mencapai 2.998,2 Ha Tabel 5. 8 Luasan Lahan Kritis Kawasan Hutan No. Pengelola Kawasan Fungsi Hutan Luas Hutan Ha Rusak Ha Kritis Ha 1 Perhutani H. Produksi H. Lindung 31.023,45 39.821,80 3.087 9.762 143,7 2.854,5 2 TNMB H. Konservasi 37.585,0 2.500 - 3 BKSDA Jatim II Cagar Alam 6.118,80 4 - Jumlah 114.549,05 15.353 2.998,2 Sumber : Perhutani KPH Jember tahun 2009 Permasalahan utama lahan kritis pada kawasan hutan ini penyebabnya cukup banyak, mulai dari praktek illegal logging penjaharan hutan, penanaman tanaman yang tidak disesuaikan dengan kondisi kemampuan lahan, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya hutan dan sebagainya. Hal ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan sumberdaya alam di masa yang akan datang dan mengganggu fungsi hidrologi, orologi dan fungsi produksi pertanian. Oleh karenanya perlu perhatian dari stakeholder terkait khususnya pemerintah Kabupaten Jember untuk mampu menangani permasalahan ini dengan bijak dan arif demi melestarikan lingkungan dan menjaga potensi kehutanan yang sudah ada.

5.3 Analisis Kelembagaan

Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa hutan rakyat pada umumnya dilakukan secara perorangan individual pada lahan miliknya sehingga tidak mengelompok tetapi tersebar berdasarkan letak, luas kepemilikan lahan dan keragaman pola usaha taninya. Pada umumnya petani pemilik hutan rakyat ini tergabung dalam kelompok tani hutan rakyat yang masih sangat sederhana dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan hutan rakyat penanaman, pemeliharaan, penebangan dan pemasaran ditentukan oleh kebijakan Laporan Akhir V-16 masing-masing keluarga. Untuk menjamin kelestarian hasil hutan rakyat diperlukan penguatan kelembagaan pengelolaan hutan rakyat sehingga terbentuk adanya aturan internal yang mengatur system penebangan yang disepakati oleh setiap anggotanya, dan lain-lain. Tahapan proses dalam rangka penguatan kelembagaan huta n rakyat adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi kelembagaan 2. Aturan dan kesepakatan 3. Pengembangan rencana aksi action plan 4. Monitoring dan evaluasi partisipatif. Strategi yang dapat ditempuh dalam rangka penguatan kelembagaan hutan rakyat diantaranya harus mampu menyerasikan antara lembaga formal dan non formal dalam konteks pengelolaan hutan. Strategi pengembangan kelembagaan hutan rakyat didasarkan atas identifikasi kekuatan dan kelemahan kedua lembaga. Adapun langkah-langkah penguatan kelembagaan hutan rakyat, yaitu : a. Pengembangan kelembagaan hutan rakyat • Identifikasi kelembagaan potensial • Penumbuhan motivasianimasi • Penumbuhan kelembagaan • Pengembangan kelembagaan fasilitasi kapasitas SDMPengurus, fasilitas mekanisme manajemen dan kelembagaan, fasilitasi pengembangan aktivitas dan usaha, serta pengembangan kemitraan. b. Pengembangan kelembagaan ekonomi Kelembagaan ekonomi rakyat adalah suatu kelembagaan yang tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat dan dijalankan oleh masyarakat atas inisiatif mereka. Upaya pengembangan kelembagaan ekonomi yang berlandaskan atas azas kekeluargaan melalui beberapa langkah, antara lain : • Mendorong dan membimbing masyarakat agar mampu bekerjasama di bidang ekonomi secara berkelompok. Anggota kelompok haruslah terdiri dari masyarakat yang saling mengenal, saling percaya dan mempunyai kepentingan yang sama, sehingga akan tumbuh kerjasama yang kompak dan serasi. Bimbingan dan bantuan