Laporan Akhir
IV-21
4.2 Gambaran Umum Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember
Kabupaten Jember berada di lereng Pegunungan Yang dan Gunung Argopuro
membentang ke arah selatan sampai dengan Samudera Indonesia. Dalam konteks regional, Kabupaten Jember mempunyai kedudukan dan peran yang strategis sebagai
salah satu Pusat Kegiatan Wilayah PKW. Provinsi Jawa Timur yang meliputi Wilayah
[\
nt
]
r
_
n
`
Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Dengan potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Jember, sangat potensial untuk
pengembangan sektor perkebunan dan kehutanan.
Pada saat ini luas kawasan perkebunan di Jember mencapai luas 86.196,818 ha atau 48.96 dari seluruh luas kawasan budidaya tanaman seluas 176.044,45 ha yang
terdiri dari lahan irigasi, lahan kering, lahan HGU maupun lahan di kawasan PHBM Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Aktivitas perkebunan tersebut berupa
komoditi tembakau, tebu, kopi, kelapa, jambu mete, cengkeh, kakao, lada, panili, karet, kapuk randu, dan pinang.
Berdasarkan hal tersebut di atas sektor perkebunan di Kabupaten Jember memiliki prospek yang cukup baik terhadap perekonomian daerah dan nasional
dengan pertimbangan bahwa dari komoditas-komoditas perkebunan rakyat yang diusahakan di Jember dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan petani di wilayah yang bersangkutan. Selain itu seluruh komoditas perkebunan di Kabupaten Jember tersebut merupakan sektor unggulan perkebunan
nasional, yang memberikan kontirbusi cukup tinggi bagi perekonomian nasional.
Sementara itu pada sektor kehutanan di Kabupaten Jember juga memiliki prospek yang tidak kalah tinggi dengan sektor perkebunan. Hal ini dibuktikan dengan
hasil produksi dari lahan hutan rakyat di Kabupaten Jember yang dari tahun 2006 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu mencapai rata-rata
704.408 batang tahun atau setara 3.246,2 m
3
tahun. Disamping peningkatan hasil produksi kehutanan yang cukup stabil, guna menjaga peran penting sektor kehutanan
bagi perekonomian Pemerintah Kabupaten Jember juga berpayung terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah yang berpihak pada pelestarian hutan dan lingkungannya.
Adapun kebijakan tersebut salah satunya adalah Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
Laporan Akhir
IV-22
P. 10Menhut-II2011 tentang 6 enam Kebijakan Prioritas Bidang Kehutanan dalam Program Pembangunan Nasional kabinet Indonesia Bersatu II, yang berisi:
1 Pemantapan Kawasan Hutan. 2 Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai DAS.
3 Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan. 4 Konservasi Keanekaragaman Hayati.
5 Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan. 6 Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan.
4.2.1 Gambaran Sektor Perkebunan Kabupaten Jember
Sektor perkebunan di wilayah Kabupaten Jember merupakan salah satu sektor yang mengalami perubahan kondisi yang cukup signifikan pada beberapa waktu
belakangan ini. Kabupaten Jember yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau terbaik didunia juga tak luput dari permasalahan, baik dari segi teknis
maupun non teknis.
Hampir setiap musim panen tembakau selalu terjadi rasa tidak puas dari para petani dan pedagang yang memasarkan menjual tembakaunya ke pengusaha pemilik
gudang, dimana penentuan harga tembakau mereka sangat ditentukan oleh pengusaha itu sendiri dengan harga yang rendah dan tidak sesuai harapan petani,
bahkan tidak diterima oleh gudang. Hal itu didasarkan karena kualitas produksi tembakau mereka dinilai masih rendah serta tidak sesuai dengan permintaan pasar. Hal
ini juga terjadi pada komoditi perkebunan yang lain seperti kopi rakyat dan tebu rakyat.
Kelembagaan Kelompok Tani Perkebunan
Kelembagaan petani perkebunan dibentuk dalam rangka pelaksanaan sistem kerja Penyuluhan Perkebunan dengan nama kelompok tani, kelompok tani perkebunan
dibentuk oleh penyuluh perkebunan berdasarkan kondisi, antara lain berdasarkan hamparan, domisili, polivalen maupun berdasar wilayah administrasi pemerintahan,