Upacara-Upacara di Luat Halongonan

35 paria-paria , gundur , piturla , simiak dan lain-lain. Masyarakat juga menanam jaung jagung, Selain sayur-sayuran masyarakat kecamatan Halongonan juga mengenal beberapa jamur yang dapat diolah menjadi makanan. Masyarakat kecamatan Halongonan mengenal jamur dengan nama Dan, adapun jenis dan jamur yang terdapat di kecamatan Halongonan adalah dan cibit, dan bulan, dan mirmir, dan janjangan, dan durame, dan buttu, dan ordang.

2.6 Upacara-Upacara di Luat Halongonan

Terdapat beberapa upacara adat lain yang ada di Luat Halongonan, yaitu : a. Upacara Mangayun upacara mangayun sama dengan aqiqahan, tetapi yang membedakannya adalah anak yang diaqiqah akan diayun di keranjang yang terbuat dari rotan dan terdiri dari dua buah, dimana satu buah dikhususkan untuk anak yang diaqiqah, dan untuk keranjangnya digunakan untuk mengayunkan anak-anak yang lain, dimana dimulai dari Mora, Kahanggi dan Anak boru. Mangayun sendiri diiringi dengan musik qasidah dan dengan lantunan-lantunan lagu agama. Untuk menghindari anak-anak kecil yang diayun menangis, akan disediakan permen, dan setiap anak yang diayun akan diberikan permen. Universitas Sumatera Utara 36 Foto 2 Adat Mangayun Sumber : Peneliti b. Marmasuk bagas Marmasuk bagas atau memasuki rumah, masyarakat Orang Angkola juga membuat sebuah ritual, dimana masyarakat Orang Angkola akan menggantungkan buah kelapa yang sudah tumbuh tunasnya di loteng rumah, dimana masyarakat percaya ketika buah kelapa digantung maka rumah tersebut akan bertuah atau membawa kebahagiaan dan rejeki. c. Marbagas Upacara marbagas adalah rangkaian upacara adat yang dilaksanakan di rumah pengantin perempuan, acara ini dilaksanakan ketika sudah selesai akad nikah dan pengantin perempuan akan meninggalkan rumah, kedua orang tua dan teman-temannya untuk memulai hidup berumah tangga. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angkola sebenarnya adalah bagian wilayah pemerintahan daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, Kabupaten tersebut telah dibagi dalam beberapa wilayah tingkat II yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidimpuan, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Padang Lawas. Dengan demikian, secara mudah dapat disebut wilayah-wilayah itu sebagai Tapanuli bagian Selatan. Sebenarnya Angkola dahulu lebih dikenal sebagai Angkola Sipirok dengan wilayah cakupan yang sangat luas yang meliputi perbatasan Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, termasuk Batangtoru Simangumban, Hopong, Sipirok, Saipar Dolok Hole dan Hole, yang berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu. Wilayah ini juga harus dibedakan dari Mandailing karena Mandailing berbatas di sebelah Selatan dengan Angkola, yaitu pada pertemuan sungai Batang Gadis dengan Sungai Batang Angkola. Konon pada masa dahulu tidak dikenal adanya nama Angkola. Menurut legenda kampung yang ada pertama kali di daerah ini adalah Sitamiang, yang didirikan oleh Oppu Jolak Maribu yang bermarga Dalimunthe. Nama Angkola berasal dari nama sungai, yakni Batang Angkola yang diberi nama seorang penguasa yang bernama Rajendra Cola. Diperkiran mereka masuk tanah Angkola melalui Padang Lawas menuju ke arah pedalaman utara. Universitas Sumatera Utara