Manyapai Boru Makkobar Boru

44 ini, semua anggota keluarga akan bermusyawarah untuk mengadakan suatu adat yaitu marpege-pege yaitu musyawarah antara keluarga dan tetangga yang diadakan pada malam hari untuk membantu keluarga yang ingin mengadakan pesta, disini akan dikumpul biaya dari keluarga, kaum kerabat dan tetangga yang ada di kampung tersebut. 4. Tahi sahuta pasahat karejo Tahi ini dihadiri oleh Hatobangon, harajaon dan Dalihan Na Tolu, di dalam tahi ini disediakan sirih untuk dipersembahkan kepada harajaon agar bisa terlaksanakan tahi ini, dan pada tahi sahuta pasahat karejo ini disediakan makanan karena kaum kerabat akan berkumpul dirumah pihak yang ingin melaksanakan pesta ini. Dalam hal ini, makanan yang disediakan oleh keluarga tersebut adalah bubur kacang ijo atau makanan ringan lainnya dan minumannya teh manis dan kopi. Dan biasanya tahi ini dilaksanakan setelah sholat isya.

3.2.2 Manyapai Boru

Pada tahap ini, pihak calon pengantin laki-laki datang ke rumah calon pengantin perempuan. Yang datang biasanya adalah Kahanggi dan Anak boru. Langkah pertama kedatangan mereka adalah membawa makanan berupa nasi dengan lauk pauknya yang merupakan tongosan kiriman dari orang tua calon pengantin laki-laki sebagai tanda rindu kepada pihak mora. Sebelum acara makan tongosan titipan pihak yang datang menitipkan pesan agar selesai nanti makan semua pihak mora agar jangan dulu pulang ke rumahnya karena mereka masih ingin cerita-cerita untuk mengobati rindu kepada mora. Universitas Sumatera Utara 45

3.2.3 Makkobar Boru

Makkobar boru adalah prosesi adat untuk sahnya sebuah perkawinan menurut adat. Makkobar boru didahului dengan mambuat ama yaitu pihak anak boru dari orang tua calon pengantin perempuan yang akan berperan untuk mendampingi pihak yang datang atau pihak calon pengantin laki-laki untuk menghadapi harajaohatobangon dalam makkobar boru. Setelah burangir disurduhon kepada harajaonhatobangon acara makkobar boru dimulai. Yang pertama berbicara adalah pihak ama dari calon pengantin laki- laki, dia akan berbicara tentang prosesi adat manyapai, adat yang sudah dilaksanakan bahwa orang tua calon pengantin perempuan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak harajaonhatobangon. Kemudian harajaonhatobangon menyampaikan syarat pago-pago ni adat yang harus dipenuhi oleh pihak calon pengantin laki-laki. Pihak kahanggi dari calon pengantin perempuan menyampaikan beban berupa parsili pamatang berupa uang dan emas dan parbajuon berupa kain sarung yang biasanya dalam jumlah yang banyak, contohnya uang 500 juta, emas 500 gram dan parbajuon 500 buah. Pihak anak boru dari pengantin perempuan akan meminta upa parorot dalam bentuk uang. Dari pihak mora dari pengantin perempuan membebani upa tulang berupa seekor kerbau setulang setanduk, uang dan emas. Dan harajaonhatobangon membebani adat huta yang juga berupa uang, semuanya dalam jumlah yang besar. Universitas Sumatera Utara 46 Kemudian rombongan yang datang menerima semua persyaratan tersebut dan menyatakan meminta waktu untuk memenuhi seluruh persyaratan. Kemudian burangir disurduhon kembali dan makkobar boru dilanjutkan kembali. Pada kesempatan ini pihak dari pengantin laki-laki meminta untuk meminjam senjata kepada harajaon. Setelah harajaon memberikan kemudian senjata itu diserahkan kepada harajaon dengan posisi gagangnya ke arah harajaon dan mata senjatanya menghadap yang datang, maksudnya sebagai tanda menyerah atau tunduk sambil menyerahkan persyaratan-persyaratan yang dapat dipenuhi misalnya parsili pamatang uang 20 juta dan parbajuon 50 buah dan pago-pago adat yang lain tidak ada yang cukup dan menyatakan bahwa sejumlah inilah yang dapat dipenuhi sementara ini dan kekurangannya dapat ditambah di kemudian hari. Biasanya seluruh peserta makkobar boru dari calon pengantin perempuan menyatakan tidak terima dengan sedikitnya jumlah yang diserahkan tetapi keputusannya diserahkan sepenuhnya kepada Panusunan Bulung. Apabila Panusunan Bulung menerima maka kami semua juga menerima. Pada akhirnya harajaonhatobangon melalui Panusunan Bulung menyatakan bahwa „unduk-unduk di toru bulu halak na tunduk inda tola dibunu‟ artinya orang yang sudah menyerah tidak boleh lagi dihukum dan persembahanpun diterima. Selesailah makkobar boru dan sahlah perkawinan menurut adat.

3.2.4 Akad Nikah