114
mencampurnya dengan
ajaran agama
yang mereka
anut .
Pada masyarakat Luat Halongonan kemudian membentuk suatu lembaga adat dan budaya diharapkan agama dan kebudayaan akan bergandengan sama, sebab
pada zaman dahulu, budaya dan agama tidak berjalan dengan selaras, hal itu dapat kita lihat pada adat istiadat perkawinan, ketika adzan berkumandang, prosesi adat
perkawinan terus berjalan bahkan ketika adzan berkumandang gendang musik yang mengiringi manortor tetap berjalan, orang-orang yang terlibat di dalamnya
akan terus manortor dan raja-raja tetap berada di kursi yang disediakan, sehingga bisa dikatakan, orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak akan melaksanakan
sholat, mereka semua akan meninggalkan sholat. Selain itu, setiap adat pernikahan selalu di identik dengan minuman tuak. Sebab acara perkawinan
zaman dahulu dilaksanakan tiga hari tiga malam tanpa berhenti sehingga tuak digunakan untuk orang-orang yang terlibat tetap segar.
Menurut Tongku Mukmin selaku Ketua Lembaga adat dan budaya, mereka telah bertemu dengan MUI Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Padang Lawas
Utara, untuk membahas jalan keluar agar adat istiadat khususnya adat perkawinan dapat berjalan tetapi tidak mengganggu Agama, dimana salah satu keputusannya
adalah ketika tiba Sholat prosesi adat perkawinan berhenti sejenak dan ketika waktu sholat selesai, adat perkawinan kembali dilanjutkan sehingga agama dan
adat perkawinan atau adat lainnya dapat berjalan berbarengan sehingga tidak ada gesekan yang terjadi di masyarakat.
c. Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari
Universitas Sumatera Utara
115
suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri. Menurut Sutan Nalobi akulturasi yang dapat kita lihat saat ini
adalah adanya musik kibot, dahulu kibot tidak ada, selesai upacara perkawinan, selesai juga seluruh acara, tetapi saya tidak tahu pasti
kapan budaya kibot ini mulai muncul, budaya kibot ini muncul dari budaya barat.
Daerah Kabupaten Padang Lawas utara yang berbatasan dengan wilayah Mandailing natal dan kota padang, menyebabkan lambat laut acara pesta
perkawinan Orang Angkola khususnya di Luat Halongonan mendapat imbasnya, dimana adat-adat Angkola terjadi perubahan disebabkan adanya pengaruh
kebudayaan lainnya seperti etnis Mandailing di Mandailing Natal. Kebudayaan Angkola juga dapat pengaruh dari daerah Minangkabau,
dimana pada pemberian gelar raja, masyarakat Angkola mengenal Mangaraja, Patuan, Namora tetapi ketika masyarakat Angkola mendapat pengaruh dari daerah
Minangkabau, dimana pemberian gelar raja berubah menjadi Tongku, Sutan, dan Baginda.
Selain dari gelar, kebudayaan masyarakat Angkola juga mendapat akulturasi dari budaya melayu, dimana pada pakaian yang dipakai kedua pengantin sudah
memakai pakaian melayu, selain baju adat Angkola. Zaman dahulu tidak ada hiburan setelah selesai acara adat, tetapi pada saat ini, setelah selesai acara adat
acara dilanjutkan dengan kibot, dimana pada saat ini biasanya kedua pengantin akan menggunakan pakaian lain yaitu berupa pakaian melayu.
Universitas Sumatera Utara
116
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak yang terkait dalam upacara adat perkawinan Orang Angkola
sebagai berikut: 1.
Pihak Lembaga adat dan budaya Kecamatan Halongonan Lembaga adat dan budaya sebagai payung dalam pelestarian adat-adat di
Angkola terutama adat perkawinan. Dimana pada saat ini kecintaan masyarakat pada adat dan istiadat yang turun temurun dari nenek moyang
mereka mulai hilang, mereka mulai mengerjakan adat istiadat hanya sebagai formalitas saja tanpa memikirkan makna-maknanya. Sehingga
disini peneliti berharap kepada Lembaga adat dan budaya bisa mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap adat dan istiadatnya, baik
dengan menggunakan sosialisasi maupun perlombaan. 2.
Masyarakat Peneliti berharap masyarakat dapat memelihara dan menjaga adat istiadat
nenek moyangnya, dalam setiap pelaksanaannya diharapkan masyarakat mengerjakannya dengan sepenuh hati dan mengamalkan nilai-nilai
filosofi. Sebab jika kebudayaan ini punah, maka masyarakat tidak mempunyai identitas yang dapat dibanggakan.
3. Pemerintah
Pemerintah diharapkan berperan penting dalam melestarikan adat istiadat masyarakat khususnya adat perkawinan. Pemerintah dapat mempunyai
solusi melestarikannya dan nilai-nilai filosofinya. Pemerintah dapat membuat pergelaran seni atau membuat destinasi pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
117
GLOSARIUM
a. Abit godang adalah ulos
b. Ahli bait adalah orang yang melaksanakan pesta
c. Ama-ama adalah laki-laki yang sudah menikah
d. Anak namboru adalah anak dari saudara kandung perempuan dari orang
tua laki-laki e.
Anak boru pihak yang mengawini putri kita Kahanggi kawan semarga atau seketurunan
Pisang raut anak boru dari anak boru
f. Anduri adalah alat yang digunakan untuk memisahkan beras dari kotoran
g. Bale-bale adalah sebuah bangunan yang biasanya terbuat dari kayu dan
bambu yang sudah di belah, bale-bale ini biasanya digunakan juga sebagai tempat duduk-duduk dan bersantai
h. Boli adalah sejumlah uang diberikan kepada keluarga calon pengantin
perempuan atas beli dari anaknya
i. Burangir disurduhon adalah daun sirih yang dipersembahkan
j. Dalihan na tolu adalah kerangka yang meliputi hubungan-hubungan
kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok. Dalihan na tolu ditentukan tiga kedudukan fungsional sebagai
suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama, ketiga hal tersebut adalah Kahanggi, Mora dan Anak Boru.
k. Hatobangon adalah seseorang yang dituakan di dalam satu kampung.
l. Horja godang adalah pesta besar
m. Horja sadari adalah pesta satu hari
n. Ina-ina adalah perempuan yang sudah menikah
Universitas Sumatera Utara
118
o. Itak adalah makanan yang terbuat tepung beras dicampur kelapa parut
dan gula yang dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus p.
Juluan adalah tempat duduk paling dihormati q.
Kahanggi kawan semarga atau seketurunan Anak boru pihak yang mengawini putri kita
Mora pihak kemana kita mengambil isteri
r. Madaniah adalah terdiri dari jenis budaya yang hidup rukun
s. Mandokkon hata adalah orang yang bertugas memberikan kata
t. Mangalap aek adalah orang yang bertugas mengambil air
u. Mangandung adalah meratap
v. Marpege-pege adalah musyawarah antara keluarga dan tetangga yang
diadakan pada malam hari untuk membantu keluarga yang ingin mengadakan pesta
w. Mora ni mora adalah kelompok mora dari mora dan pisang raut adalah
anak boru ni anak boru anak boru dari anak boru x.
Naposo bulung adalah laki-laki yang belum menikah y.
Nauli bulung adalah perempuan yang belum menikah z.
Paco-paco adalah kain percak aa.
Pago-pago ni adat adalah peraturan adat bb.
Pangalusi adalah orang yang menjawab cc.
Panusunan Bulung adalah yang diangkat sebagai pimpinan adat di lingkungan yang sedang mengadakan horja dan merupakan raja adat
yang dianggap ahli tentang adat istiadat
Universitas Sumatera Utara
119
dd. Partuturon adalah tutur atau panggilan kepada seseorang
ee. Parsili pamatang adalah mahar
ff. Perjanjian Monis adalah perjanjian batas antara dua kerajaan
gg. Surat Tumbaga Holing adalah surat yang mengatur tentang adat tata cara
pernikahan Angkola hh.
Sasagun adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dan ditambahkan dengan gula
ii. Tahi godang adalah Musyawarah besar
jj. Tepak adalah kotak kayu kecil dan biasanya berwarna kuning
kk. Tikar hambi yaitu tikar yang dianyam tiga lapis dengan pinggirnya tiga
warna ll.
Toke adalah juragan mm.
Tongosan adalah sesuatu yang dititipkan biasanya berupa benda
nn. Tukang mardahan adalah orang yang bertugas memasak
Universitas Sumatera Utara
29
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN