Marlojong atau Kawin Lari

39 belum dapat dilaksanakan. Yang perlu diketahui bahwa kedua calon pengantin tersebut belum tentu saling kenal atau mungkin belum pernah bertemu sama sekali.

3.1.2 Marlojong atau Kawin Lari

Marlojong kawin lari merupakan suatu perkawinan yang diterima dalam adat istiadat. Perkawinan marlojong kawin lari dilaksanakan tanpa sepengetahuanpersetujuan pihak keluarga perempuan. Kalau seorang anak gadis marlojong kawin lari dengan seorang pemuda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :  Memberi tanda abit partadiang atau abit partinggal kain pertinggal. Peralatan yang dipakai adalah kain sarung bermotif kotak-kotak, berwarna hitam dan dibawah tempat tidur. Tanda ini juga disebut dengan na balun di amak yang bergulung di tikar.  Membuat tanda patobang roha menuakan hati. Caranya si anak gadis menuliskan surat kepada kedua orang tuanya yang menyatakan bahwa dia benar telah berangkat untuk berkeluarga dengan menyebutkan nama si laki-laki dan alamat yang ditujunya.  Meninggalkan tanda pandok-dok pemberitahuan. Tanda ini berupa uang, kain sarung dan surat yang bersatu secara utuh serta diletakkan di kamar tidur si gadis. Barang-barang tersebut di atas sebagai tanda untuk memberitahukan orang tua bahwa si gadis sudah pergi kawin lari marlojong. Orang tua si gadis dengan melihat tanda yang ada di kamar tidur, telah mengetahui bahwa anak gadisnya pergi mambaen rohana menurutkan kata hatinya. Lalu ketika hendak marlojong Universitas Sumatera Utara 40 kawin lari, harus bersiap-siap membawa teman. Fungsinya sebagai pengawal yang disebut dengan pandongani penemani, orang yang menjadi teman si anak gadis ketika kawin lari marlojong. Alasan seseorang marlojong kawin lari adalah karena sebagian keluarga tidak setuju dengan dengan perkawinan tersebut. Perbuatan marlojong kawin lari dilakukan seorang bayo pemuda dengan membawa seorang anak gadis ke rumah orang tuafamili pihak laki-laki tanpa diketahui orang tua perempuan. Secara umum, orang tua perempuan kurang setuju dengan perkawinan tersebut karena adanya perbedaan status sosial. Marlojong kawin lari dapat juga terjadi karena melangkahi kakak yang belum kawin yang bertentangan dengan adat istiadat. Pada zaman dahulu, boli ditentukan dari status sosial orang tua, semakin tinggi status sosialnya di masyarakat maka boli dari anaknya akan semakin mahal. Tetapi di zaman sekarang ini hal itu mulai hilang, dimana boli dari seorang perempuan ditentukan dari tingginya sekolah dan pekerjaannya. Bahkan sebagian masyarakat sudah membuat daftar boli walaupun sebenarnya jumlahnya relatif dan tidak tertulis, sebagai ilustrasi seperti daftar tabel di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 41 No Pekerjaan Boli 1 Tamatan SMA 10 juta 2 Sarjana 30 juta 3 PNS 50 juta 4 Dokter 80 juta Tabel 2 daftar boli Sumber masyarakat Kecamatan Halongonan

3.1.3 Takko Mata