Pangatak Pangetong Naposo Nauli Bulung

60 disusul oleh Raja Torbing Balok kemudian Bayo-Bayo Luat dan terakhit disimpul oleh Panusunan Bulung

4.1.4 Bayo-Bayo Luat

Bayo-bayo luat adalah salah satu perangkat kerajaan adat luat wilayah, mereka ini adalah anak boru dari Panusunan Bulung. Bayo-bayo luat inilah jadi ulubalang raja Panusunan Bulung yang bertugas membaca surat Tumbaga Holing dalam memulai acara manortor.

4.1.5 Panusunan Bulung

Panusunan bulung adalah pimpinan tertinggi suatu horja godang pesta besar. Keputusannya lah yang menentukan horja godang pesta besar bisa dilaksanakan. Di Luat Halongonan setiap horja godang pesta besar biasanya dipimpin oleh tiga Panusunan Bulung. Merekalah yang membuat keputusan sesuatu itu boleh tidaknya dilaksanakan dalam horja godang pesta besar termasuk untuk menyelesaikan permasalahan apabila ada terjadi sesuatu hal. Keputusannya mutlak dan mengikat.

4.1.6 Pangatak Pangetong

Pangatak pangetong adalah juru bicara dari mora, pangatak pengetong ini berasal dari anak boru dari yang punya pesta. Pangatak pangetong bertugas membawakan acara adat seperti adat perkawinan. Sukses tidaknya sebuah acara ditentukan oleh pangatak pangetong, sebab mereka yang bertugas membawakan acara, seperti di adat perkawinan. Dalam adat perkawinan, pangatak pangetong bertugas memanggilkan nama-nama siapa yang akan manortor, mangupa-upa dan mandokkon hata yang sesuai dengan urutan masing-masing. Apabila pangatak Universitas Sumatera Utara 61 pangetong tidak mengetahui urutan dari manortor atau mangupa, maka dapat dipastikan acara tersebut tidak akan sukses, selain itu pangatak pangetong juga harus hafal nama-nama rajanya sebab bagi masyarakat Luat Halongonan, seseorang yang sudah menikah dan sudah diberi nama Gelaran Raja, maka orang tidak wajib memanggil namanya melainkan mereka harus memanggil nama rajanya. Apabila satu orang saja yang lupa, sudah pasti akan menimbulkan kecemburuan dan permasalahan. Dan dipastikan acara tersebut akan menjadi perbincangan para masyarakat. Adapun gelar-gelar raja yang terdapat di masyarakat Orang Angkola khususnya di Luat Halongonan adalah sebagai berikut :  Untuk yang punya huta desa : Tongku, Sutan, Baginda  Untuk anak boru huta desa : Mangaraja, Rokkaya,  Untuk pisang raut huta desa : Satia, Wan,  Untuk mora huta desa : Bondaharo, Malim  Untuk raja Luat : Patuan  Untuk anak boru Luat : Oppu

4.1.7 Naposo Nauli Bulung

Naposo Nauli Bulung adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berada di sebuah desa atau kampung. Organisasi ini hampir sama dengan organisasi karang taruna. Adapun dalam upacara perkawinan, salah satu yang menjadi unsur dalam Universitas Sumatera Utara 62 adat perkawinan adalah Naposo Nauli Bulung. Sehari sebelum acara para Naposo Nauli Bulung ini akan bergotong royong membangun tenda atau taratak dan menghiasnya. Pada saat pesta perkawinan, Naposo Nauli Bulung bertugas yaitu untuk naposo bulung bertugas mengangkat piring kotor. Naposo Bulung bertugas mangoloi pangatak pihak ama-ama dan Nauli Bulung mangoloi pangatak ina- ina. Para Naposo Nauli Bulung juga ikut menyelesaikan upa-upa yang akan diberikan kepada kedua pengantin. Ketika horja pesta paturun borumartulak barang para Naposo Nauli Bulung ini akan meletakkan abit godang yang sudah dibuat beberapa simpul di atas barang yang akan dibawa pengantin ke rumah pengantin laki-laki. Ini bermaksud bahwa Naposo Nauli Bulung meminta uang sebagai pangambat barang yang besarnya sesuai dengan banyaknya barang yang diserahkan. Pangambat barang ini juga sebagai upah untuk Naposo Nauli Bulung untuk mengangkat barang-barang tersebut ke kendaraan yang akan membawanya. 4.2. Prosesi Adat Perkawinan 4.2.1 Prosesi Tor-Tor