Tombak Gunting Lipan-lipan Bendera

91 dan warna kuning menunjukkan hubungan tingkat kebangsawanan yang sama, warna sisik yang terdiri dari berbagai macam warna, adalah merupakan perlambang bagi yang tertua atau siakkaan yang utama menerima berbagai corak permasalahan baik yang baik maupun yang buruk. Demikian juga berbagai tugas dan tanggung jawab, andai kata si adik yang salah namun si abang selalu lebih dahulu mendapat sasaran karena yang tertua adalah merupakan guru yang harus menuturi yang termuda atau sianggian.

7. Tombak

Bendera ini terdiri dari tiga warna, yaitu hitam, putih, hijau. Bendera ini didirikan dirumah pisang raut. Agar semua pisang raut mengetahui rumah tempat mereka berkumpul onjolan. Warna hitam adalah perkaitan hubungan dari anak boru, dari anak boru inilah timbul tugas dan tanggung jawab kepada pisang raut. Dari anak boru inilah timbul ikatan keluarga kepada pisang raut, sedangkan warna putih memperlambangkan ketajaman tombak, ketangkasan pisang raut melaksanakan tugas, warna hijau memperlambangkan tetap segar atau tetap hijau dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh mora. Mora dari pisang raut adalah anak boru dari suhut dan tanggung jawab atau tugas datang melalui anak boru kepada suhut atau mora ni mora dari pisang raut.

8. Gunting

Bendera ini terdiri dari tiga warna, yaitu merah, kuning, hitam. Bendera ini didirikan di muka atau dihalaman rumah orang kaya Luat Universitas Sumatera Utara 92 atau dihalaman orang kaya bayo-bayo Luat, karena didalam satu Luat atau desa atau huta hanya ada satu orang kaya dan orang kaya adalah anak boru dari Raja Panusunan Bulung atau Raja Pamusuk. Warna merah pada bendera ini memperlambangkan hubungan darah sembarang suhut, warna kuning memperlambangkan kebangsawanan atau tingkat sosial. Orang kaya pada umumnya adalah berasal dari keturunan bangsawanan yang diangkat oleh seorang raja menjadi orang kaya di Luat atau di desa atau huta. Gunting memperlambangkan kebijakan dalam segala hal yang terhubung dengan adat. Dengan istilah “Na Malo Mangalipat Dohot Na Malo Manggunting”. Na malo patama sanggam dohot suring. Dengan berdirinya bendera ini dihalaman orang kaya semua orang tahu kepada siapa tempat bertanya terlebih dahulu mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan adat.

9. Lipan-lipan

Bendera ini terdiri dari tiga warna, yaitu merah, hitam, kuning, putih. Menurut sejarahnya bendera adat yang bergambar lipan ini ada atau timbul setelah masuknya penjajahan Belanda, karena filsafah yang diambil dari binatang melata ini antara lain pada kepala ada mulut yang dapat menggigit atau menyengat dan setelah disengat serta merta ekor membawa bisa pada gigitan tadi, sehingga siapa saja yang disengat akan merasa cukup nyeri. Pada kepala dan ekor ada alat peraba yang halus, pada badan ada ruas-ruas dan pada ruas-ruas kiri kanan ada kaki sehingga lipan mempunyai kaki yang banyak. Badan Universitas Sumatera Utara 93 yang beruas-ruas dengan kaki yang banyak mempermudah gerakan- gerakan badan. Ini diperlambangkan kepada kekuasaan kepala kampung pada zaman jajahan Belanda. Dimana kepala kampung pada dasarnya mempunyai kekuasaan diktator, semua rakyat harus patuh kepadanya. Bila rakyat ada yang tidak patuh, dia akan marah, marahnya akan membawa akibat kebelakang hari. Bendera ini didirikan dihalaman rumah kepala kampung. Jadi, perlambang banyak kaki berarti banyak yang dapat disuruh dan harus rajin tidak boleh mengelak, tetapi pada belakangan ini, orang ada juga yang memperlambangkan lipan yang banyak kaki ini adalah bendera untuk anak boru yang rajin disuruh melaksanakan tugas, padahal anak boru sudah jelas sitas-sitas nambur yang diperlambang dengan gambar pedang. Lipan-lipan yang warnanya mirip dengan warna lipan merah, kuning, hitam, dan sedikit putih adalah merupakan perlambang kekuasaan kebangsawanan yang bertanggung jawab.

10. Dalihan Na Tolu Hatobangon