Pohon Pisang Peralatan dan Perlengkapan .1 Mas Kawin

82 4.3 Peralatan dan Perlengkapan 4.3.1 Mas Kawin Mas kawin adalah harta yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki atau keluarganya kepada mempelai perempuan atau keluarga dari mempelai perempuan pada saat pernikahan. istilah yang sama pula digunakan sebaliknya bila pemberi mahar adalah pihak keluarga atau mempelai perempuan. Secara antropologi, mahar seringkali dijelaskan sebagai bentuk lain dari transaksi jual beli sebagai kompensasi atas kerugian yang diderita pihak keluarga perempuan karena kehilangan beberapa faktor pendukung dalam keluarga seperti kehilangan tenaga kerja dan berkurangnya tingkat fertilas dalam kelompok. Dalam masyarakat Angkola, mahar sudah termasuk di dalam boli, dimana dalam boli pengantin perempuan akan mendapatkan gelang dan kalung yang terbuat dari emas. Tetapi ketika akad nikah dilakukan, gelang dan kalung tersebut tidak menjadi mahar atau mas kawin. Mereka biasa menggantinya dengan seperangkat peralatan sholat sebagai mahar atau mas kawin

4.3.2 Pohon Pisang

Disetiap acara pernikahan adat Angkola, didepan rumah selalu ditanami pohon pisang sebanyak 2 dua buah disamping kiri dan kanan depan rumah. Dan digantungkan tikar diatasnya dengan tulisan “ Horas Tondi Madingin Pir Tondi Matogu” yang mempunyai makna “selamatlah tondi dalam keadaan dinginsejuknyaman, keraslah tondi semakin teguh bersatu dengan badan”, sehingga diharapkan kedua pengantin akan mampu menghadapi masalah-masalah Universitas Sumatera Utara 83 yang akan mereka hadapi ke depannya, selain itu, pohon pisang juga pertanda bahwa yang didalam rumah sudah ada yang menikah. Pohon pisang yang digunakan juga tidak sembarangan, biasanya pisang yang digunakan adalah pisang Sitabar. Pohon pisang yang digunakan juga masih muda. Alasan kenapa pisang sitabar yang dipilih untuk ditanam, sebab orang- orang dulu percaya bahwa pisang sitabar ini mampu menangkal begu-begu makhluk halus, masuk kedalam rumah dan selalu membawa dingin bagi penghuni rumah, sebab orang-orang dulu masih menyembah begu. Menurut Sutan Nalobi: Tujuan ditanamnya pohon pisang untuk menangkal makhluk halus masuk ke rumah, sehingga ketika pengantin masuk rumah, hal-hal yang baik yang mereka bawa dan meninggalkan hal-hal yang buruk diluar, kenapa pohon pisang ditanam dua karena itu di ibaratkan seperti pintu, jadi apa-apa saja yang ingin masuk ke dalam rumah, dia harus masuk dari pintu itu. Oh iya, pisang yang digunakan adalah pisang sitabar, tidak boleh pisang yang lain, sebab pisang sitabar yang bisa menangkal makhluk-makhluk halus, dan pohon pisang yang digunakan masih muda. Disekitar pohon pisang yang ditanam juga terdapat dahan pohon haruaya baringin, mare-mare dan sanggar. Maksudnya diharapkan semua saudara-saudara tidak pergi diharapkan semua membawa kedamaian, daun beringin bermakna supaya yang dipestakan itu nantinya seperti pohon beringin hendaknya, melindungi atau rendah hati. Menurut Sutan Nakobi tujuan ditanamnya pohon pisang untuk menangkal makhluk halus masuk ke rumah, sehingga ketika pengantin masuk rumah, hal-hal yang baik yang mereka bawa dan meninggalkan hal-hal yang buruk diluar, kenapa pohon pisang ditanam dua karena itu di ibaratkan seperti pintu, jadi apa-apa saja yang ingin masuk ke dalam rumah, dia harus masuk dari pintu itu. Oh iya, pisang yang digunakan adalah pisang sitabar, tidak boleh pisang yang lain, sebab pisang sitabar yang bisa menangkal Universitas Sumatera Utara 84 makhluk-makhluk halus, dan pohon pisang yang digunakan masih muda. Kenapa ada sanggar dan haruaya diikat di pohon pisang, itu diibaratkan seperti hubungan yang saling erat dan menyatu dan kalau sanggar dan haruaya itu sarsar terpisah maka ditakutkan hubungannya mereka juga akan renggang bahkan terpisah Selain ditanam pelepah pisang juga diletakkan di depan pintu rumah, ketika kedua pengantin akan memasuki rumah, mereka akan disampak dibuang beras ke atas sehingga mengenai kepala mereka dan menyebutkan kata “horas”, kemudian kedua pengantin akan menginjak pelepah pisang tersebut, dimana kaki sebelah kanan yang pertama pijak baru kemudian dilanjutkan kaki kiri. Dimana artinya adalah semoga kedua pengantin membawa berkah, rejeki dan kebahagian bagi yang punya rumah, sebab masyarakat percaya jika memijak pelepah pisang kedua pengantin akan membawa “hadinginon” penyejuk untuk yang punya rumah. Foto 16 pohon pisang yang ditanam di depan rumah Sumber : Peneliti

4.3.3 Lampu Teplok