50
3.3 Prosesi Adat di Rumah Pengantin Laki-laki
Alasan penulis menulis sub bab diatas berbeda dengan bab ini karena pada sub bab di atas status kedua pengantin belum sah menjadi pasangan suami isteri
menurut agama dan adat, tetapi setelah acara adat perkawinan selesai di rumah calon pengantin perempuan status mereka sudah berbeda, karena mereka sudah
mengikat satu janji yaitu kawin yang sah menurut agama dan adat.
3.3.1 Haroan Boru
Ketika kedua pengantin sampai di rumah pengantin laki-laki, di depan rumah sudah menunggu orang tua perempuan pengantin laki-laki, dia memegang
baskom yang berisi beras dan di depan pintu juga diletakkan pelepah pisang. Ketika kedua pengantin akan memasuki rumah, mereka akan menginjak pelepah
pisang tersebut dengan menggunakan kaki kanan terlebih dahulu, dimana maksudnya adalah kedua pengantin membawa kedinginan bagi yang punya
rumah, kemudian orang tua perempuan pengantin laki-laki akan menyappakkon beras ke atas dan terkena kedua pengantin sambil mengucapkan kata
“horas”, kemudian kedua pengantin masuk rumah.
Pihak anak boru dari yang punya pesta, akan mengundang Mora, Kahanggi, Anak boru dan Hatobangon yang terdapat di kampung tersebut untuk datang ke
rumah yang pesta, biasanya dilaksanakan pada selesai sholat Isya. Setelah Sholat Isya selesai, para tamu sudah berkumpul di dalam rumah, kemudian kedua
pengantin akan didudukkan di juluan dan disamping kiri-kanan mereka terdapat pandongani.
Universitas Sumatera Utara
51
Acara dilanjutkan dengan mangan itak gur-gur santan paborgo-borgo, dimana maksudnya semoga kedua pengantar semakin gur-gur atau semakin
sukses dan santan paborgo-borgo maksudnya semoga kedua pengantin dalam menjalani rumah tangga selalu dingin-dingin. Kemudian pihak Pangatak
Pangetong akan memberitahukan kepada Hatobangon atau Raja-Raja bahwasanya di dalam rumah ini sudah bertambah satu, kemudian pangatak
pangetong akan bertanya kepada Hatobangon dan Raja-Raja kemana acara selanjutnya, kemudian Hatobangon atau Raja-Raja akan menyuruh Pangatak
Pangetong untuk manyurduhon burangir baru kemudian dilanjutkan dengan mandokkon hata mengatakan kata yang dimulai dari pihak perempuan, yang
dimulai dari orang tua perempuan pengantin laki-laki kemudian dilanjutkan pihak Kahanggi, Anak boru dan Mora dan dilanjutkan dengan pihak laki-laki yang
urutannya sama, baru dilanjutkan pihak Hatobangon dan Raja-Raja. Dimana inti dari mandokkon hata mengatakan kata adalah memberikan ucapan selamat
kepada kedua pengantin dan mendoakan mereka langgeng.
3.3.2 Martahi