Morfologi tumbuhan Sistematika tumbuhan

8 A B Gambar 2.1 Buah andaliman; A. Buah muda, B. Buah yang sudah tua 2.1.4 Nama asing Nama asing andaliman adalah yan-jiao Cina, mouh laaht faa jiu CinaKanton, mao la hua jiao Cina Mandarin, indonesian lemon pepper Inggris, indonesischer zitronenpfeffer Jerman, tambhul India, sansho Jepang dan emmayyerma Tibet Anonim, 2012.

2.1.5 Kandungan kimia

Buah andaliman mengandung senyawa polifenolat, monoterpen dan seskuiterpen sertakuinon. Selain itu juga terdapat minyak atsiri seperti geraniol, linalool, cineol dan citronella yang menimbulkan kombinasi bau mint dan lemon Sinaga, 2009. Ekstrak andaliman diketahui jugamengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid dan steroid Nababan, 2012. Tanaman andaliman juga mengandung senyawa terpenoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat baik bagi kesehatan dan berperan dalam mempertahankan mutu produk pangan dari berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi serta perubahan warna dan aroma makanan. Senyawa terpenoid juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba Wijaya, 1999. 9

2.1.6 Manfaat tumbuhan

Buah andaliman banyak digunakan sebagai bahan aromatik, tonik, perangsang nafsu makan dan obat sakit perut Sirait, dkk., 1991. Selain itu buah andaliman memiliki aktivitas fisiologi sebagai antioksidan, antimikroba, hepatoprotektif, antiplasmodial, sitotoksik, antiproliferatif, antelmintik, antivirus dan antikonvulsan. Secara tradisional, buah andalimann digunakan sebagai bumbu masak yang dapat mengobati asma dan bronkitis, menghilangkan rasa sakit, mengobati penyakit jantung, penyakit mulut, gigi dan tenggorokan Wijaya, 1999.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi berasal dari kata “extrahere”, “to draw out”, yaitu suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari asalnya. Tujuan utama ekstraksi adalah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan dari zat-zat yang tidak dibutuhkan, agar lebih mudah dipergunakan kemudahan diabsorpsi, rasa dan pemakaian dan disimpan sehingga tujuan pengobatannya lebih terjamin Syamsuni, 2006. Hasil ekstraksi disebut dengan ekstrak, yaitu sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan. Simplisia yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah bahan alamiah yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 2000.