19 perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel.
Meskipun kanker invasif berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak semua perubahan ini progress menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi
secara spontan sebanyak 3 - 35. Bentuk ringan displasia ringan dan sedang mempunyai angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia
menjadi karsinoma insitu KIS berkisar antara 1 - 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 - 20 tahun Rustam,
1984. Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7 - 10 tahun perkembangan tersebut
menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan
luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat
menginvasi ke rektum atau vesikal urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko
lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga
terjadi keganasan Suryohudoyo, 1998.
20
2.4.2 Etiologi dan faktor resiko kanker serviks
Seperti kanker lain pada umumnya, penyebab kanker serviks belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yang dapat menjadi faktor resiko, antara lain: a
Aktivitas seksual Aktivitas seksual lebih dari 2 partner dan tidak manggunakanalat
kontrasepsi beresiko menderita infeksi human papiloma virus HPV Clarke, 2001. Resiko wanita menderita kanker serviks akan semakin
tinggi bila berhubungan seksual dengan lelaki yang pernah berhubungan seksual dengan perempuan yang menderita kanker serviks Yatim, 2005.
b Usia
Hubungan seksual pertama kali yang dilakukan pada usia remaja 12 - 20 tahun mengakibatkan organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang.
Rangsangan penissperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal. Sel abnormal ini berpotensi menyebabkan kanker serviks
Wiknjosastro, 1999. Wanita yang melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 10 - 14 tahun mempunyai faktor resiko 2 kali terkena infeksi
HPV Clarke, 2001. c
HPV Human Papiloma Virus Human Papiloma Virus secara signifikan berkaitan dengan kanker serviks
intraepitel dan kanker serviks yang sudah invasi. Tipe virus yang di anggap berkaitan dengan kanker serviks adalah tipe 16,18, 31, 35 dan 39
Yatim, 2005. d
Status ekonomi
21 Status ekonomi ini berkaitan dengan ketidakmampuan wanita untuk
melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks serta berhubungan erat dengan gizi serta imunitas Wiknjosastro, 1999. Misalnya pada wanita
yang berpenghasilan tinggi lebih mungkin melakukan tes pap smear di banding orang yang berpenghasilan rendah Clarke, 2001.
e Jumlah kehamilan
Jumlah kehamilan dan melahirkan, karsinoma uteri terbanyak dijumpai pada wanita yang sering melahirkan semakin besar resiko terkena kanker
serviks Yuliatin, 2011, pada wanita yang melahirkan pertama kali pada usia 12 - 19 tahun juga meningkatkan resiko menderita kanker serviks
sebesar 60 dan 40 pada usia 20 - 24 tahun Clarke, 2001. f
Merokok Merokok, merupakan faktor resiko yang signifikan pada kanker serviks.
Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang aktif merokok lebih dari 15 batang rokok perhari mempunyai resiko 2 kali lebih besar
terkena infeksi HPV dibanding wanita yang tidak merokok Yatim, 2005.
2.4.3 Klasifikasi stadium kanker serviks
Klasifikasi stadium klinik berdasarkan FIGO International Federationof Gynecology and Obstetrics adalah klasifikasi yang sering digunakan dalam
penentuan stadium kanker serviks. Stadium klinik ini merupakan proses untuk mengetahui seberapa jauh penyebaran kanker. Proses penentuan stadium klinik ini
penting untuk dilakukan karena penetapan stadium kanker adalah faktor kunci didalam memilih terapi yang tepat. Berikut tabel penentuan stadium kankerserviks
berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO.