Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil Karakterisasi Simplisia

50 untuk berbagai parameter produk. Simplisia yang akan digunakan sebagai bahan baku obat harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan Materia Medika Indonesia. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia buah andaliman terlihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia buah andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. No Uraian Hasil 1 Kadar air 6,30 2 Kadar sari yang larut dalam air 12,41 3 Kadar sari yang larut dalam etanol 16,28 4 Kadar abu total 4,62 5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,20 Karakteristik dari serbuk simplisia buah andaliman tidak tercantum di buku Materia Medika Indonesia. Hasil penetapan kadar air buah andaliman yang diperoleh lebih kecil dari 10 yaitu 6,30. Kadar air yang melebihi 10 dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur, seperti Aspergillus flavus. Penetapan kadar sari larut air adalah untuk mengetahui kadar senyawa kimia bersifat polar yang terkandung di dalam simplisia, sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol, baik senyawa polar maupun non polar. Hasil penetapan kadar sari larut air simplisia buah andaliman hasilnya diperoleh 12,41, sedangkan hasil penetapan kadar sari larut dalam etanol adalah 16,28. Kandungan sari larut air lebih rendah daripada kadar sari larut etanol, ini berarti senyawa kimia yang larut di dalam air lebih sedikit dibandingkan larut etanol. Tapi tidak terlihat perbedaan yang jauh antara hasil penetapan kadar sari larut etanol dan air dengan ketentuan di monografi. 51 Hasil penetapan kadar abu total simplisia kulit buah andaliman adalah 4,62, sedangkan kadar abu tidak larut asam simplisia buah andaliman adalah 0,20. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia, misalnya logam K, Ca, Na, Pb, Hg, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam, misalnya silikat. Perhitungan hasil karakterisasi simplisia dapat dilihat pada Lampiran 5 sampai 9, halaman 72-76.

4.3 Hasil Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia terhadap simplisia dan ekstrak etanol buah andaliman dilakukan untuk mendapatkan informasi golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalamnya. Hasil pemeriksaan penentuan golongan senyawa kimia buah andaliman dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol buah andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. No Skrining Hasil Pengamatan Simplisia Ekstrak etanol 1 Alkaloid + + 2 Flavonoid + + 3 Glikosida + + 4 Glikosida Antrakinon - - 6 Saponin - - 7 Tanin + + 8 SteroidTriterpenoid + + Keterangan : + = mengandung golongan senyawa -= tidak mengandung golongan senyawa Penambahan pereaksi Dragendorff, Bouchardat dan Mayer memberikan warna secara berturut-turut jingga kecoklatan, kuning kecoklatan dan kekeruhan serta endapan putih menunjukkan adanya alkaloid. Penambahan serbuk Mg dan 52 serbuk Zn dengan asam klorida pekat memberikan warna kuning, menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Skrining glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat dimana terbentuk cincin ungu. Pemeriksaan glikosida antrakinon terbentuk pada lapisan benzen berwarna kuning menunjukkan adanya antrakinon dalam bentuk aglikonnya sedang warna merah intensif pada lapisan NaOH karena antrakinon baik dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya merupakan senyawa yang berwarna karena mempunyai gugus kromofor. Penambahan FeCl 3 1 memberikan warna hijau yang menunjukkan adanya senyawa tanin. Menurut Robinson 1995, senyawa tanin membentuk kompleks dengan larutan ferriklorida FeCl 3 menghasilkan warna hitam biru sampai warna hijau yang menunjukkan adanya senyawa fenol. Terjadinya warna karena terbentuknya kompleks antara logam Fe dari FeCl 3 dengan gugus hidroksil dari tanin membentuk struktur kelat. Peningkatan jumlah gugus hidroksil bebas akan meningkatkan warna biru. Penambahan Liebermann-Burchard memberikan warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid. Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak etanol buah andaliman memiliki kandungan senyawa kimia yang sama yaitu alkaloid, flavonoid, tanin dan steroidtriterpenoid. Ini disebabkan oleh sifat dari etanol yang memiliki gugus hidroksil yang polar dan gugus alkil yang bersifat. Selain itu, pelarut etanol sangat efektif untuk mengikat senyawa-senyawa seperti fixed oils, lemak, lilin, alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, saponin, aglikon dan glikosida Filho, 2006.