24
2.4.5 Pencegahaan kanker serviks
Sel-sel yang abnormal dari kanker serviks dapat dideteksi dengan suatu test yang disebut pap smear test. Pap Smear merupakan metode pemeriksaan sel-
sel yang diambil dari serviks dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut Riono, 1999.
Kanker serviks dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor resikonya. Adapun faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker serviks diantaranya
adalah berganti-ganti mitra seks, melakukan hubungan seks pertama saat usia di bawah 15 tahun, merokok dan kurang terpenuhinya nutrisi seperti buah dan sayur
yang banyak mengandung antioksidan. Selain itu, penderita yang terinfeksi HIV sering dihubungkan dengan meningkatnya resiko terjadinya karsinoma serviks
invasif karena adanya perubahan sistem imun Rasjidi, 2007.
2.4.6 Pengobatan Kanker
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan cara pembedahan, radiasi, kemoterapi, endokrinoterapi ataupun imunoterapi. Cara pembedahan, terutama
dilakukan untuk tumor padat yang terlokalisasi. Cara radiasi digunakan sebagai pengobatan penunjang sesudah pembedahan. Pemberian kemoterapi terutama
untuk pengobatan tumor yang tidak terlokalisasi seperti leukemia. Endokrinoterapi merupakan bagian dari kemoterapi, yaitu penggunaan hormon
tertentu untuk pengobatan tumor pada organ yang poliferasinya tergantung hormon, seperti pada karsinoma payudara dan prostat. Sedangkan cara
imunoterapi masih dalam penelitian dan masa mendatang kemungkinan berperan dalam pencegahan mikrometastasis Sukardja, 2000.
25
2.5 Kultur Sel
Kultur sel berasal dari organ atau jaringan yang telah diuraikan secara mekanis dan atau secara enzimatis menjadi suspensi sel. Suspensi sel tersebut
kemudian dibiakkan menjadi satu lapisan jaringan monolayer di atas permukaan yang keras botol, tabung dan cawan atau menjadi suspensi sel dalam media
penumbuh. Monolayer tersebut dapat diperbanyak lagi, disebut subkultur atau pasase. Apabila diperbanyak terus menerus maka dihasilkan sel lestari cell line.
Sel lestari memiliki beberapa sifat yaitu: a. Terjadi peningkatan jumlah sel
b. Memiliki daya tumbuh yang tinggi c. Seragam
d. Mengalami perubahan fenotipe atau transformasi Malole, 1990.
2.5.1 HeLa cell line
Sel HeLa merupakan continous cell line yang terinfeksi oleh Human Papiloma Virus HPV yang memiliki gen p53 dan p105Rb dalam bentuk wild
type. Protein E6 dan E7 yang berasal dari HPV memodulasi sejumlah protein seluler yang berperan dalam apoptosis dan proliferasi sel. Aktivitas proliferasi
yang berlebihan pada sel HeLa diakibatkan oleh ikatan antara protein E6 yang berikatan dengan gen p53 sehingga mempercepat degradasi p53 dan stimulasi
aktivitas enzim telomerase. Protein E7 berperan dalam meningkatkan aktivitas proliferasi sel melalui hiperfosforilasi p105Rb Malole, 1990.
HeLa cell line diturunkan dari sel epitel kanker leher rahim serviks manusia. Sel ini diisolasi tahun 1915 dari rahim wanita penderita kanker leher
rahim bernama Henrietta Lacks yang berusia 31 tahun. HeLa cell line tumbuh