48
3.17 Analisis Hasil
Berdasarkan data absorbansi yang diperoleh dari uji sitotoksik, sel dikonversi ke dalam persen sel hidup. Persen sel hidup dihitung menggunakan
rumus: Hidup =
���������� ��� ������ ��������� –���������� ������� ����� ���������� ������� ����� ��� –���������� ������� �����
x 100 Aktivitas sitotoksik dinyatakan dengan IC
50
konsentrasi yang menyebabkan kematian 50 populasi sel yang dianalisis dengan analisis probit
menggunakan SPSS 19 CCRC, 2009.
3.18 Indeks Selektivitas
Indeks selektivitas diperoleh dari rasio IC
50
sel Vero sel dibandingkan dengan sel kanker yang diuji sel HeLa. Indeks selektivitas dihitung
menggunakan persamaan di bawah ini: Weerapreeyakul, dkk., 2012. IC
50
sel Vero IC
50
sel HeLa Indeks selektivitas =
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi - LIPI menunjukkan bahwa sampel buah
andaliman berasal daripohon Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. dari suku Rutaceae, dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 68.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan secara makroskopik dari simplisia buah andaliman adalah buah muda bulat berwarna hitam seperti lada merica, mengeluarkan
aroma wangi bila digigit, memiliki rasa tajam yang khas, dan dapat merangsang produksi air liur. Pemeriksaan karakteristik buah andaliman secara makroskopik
dilakukan untuk memperoleh identitas simplisia. Hasil pemeriksaan mikroskopik dari serbuk simplisia buah andaliman yang tertera pada Lampiran 3, halaman 70
memperlihatkan adanya sel rambut penutup, sel rambut yang kolaps, kelenjar minyak berwarna kuning kemerahan dan epidermis kulit biji berwarna jingga
kemerahan. Standarisasi suatu simplisia dan ekstrak merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan obat dan menjadi penetapan nilai untuk
berbagai parameter produk. Beberapa karakteristik yang dilakukan masing-masing memberikan tujuan sehingga diharapkan memenuhi persyaratan simplisia sebagai
bahan baku obat Depkes RI, 2000. Menurut Depkes RI 2000, standarisasi suatu simplisia merupakan
pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan obat dan menjadi penetapan nilai