segala  kemampuan  yang  dimilikinya,  karena  dalam  persaudaraan  diharuskan dapat saling tolong menolong sehingga dapat meningkatkan kesalehan.
Selanjutnya,  asumsi  lain  kemungkinan  karena  kader  sendiri  kurang mendapatkan pelatihan secara berkala, sehingga pengetahuan dan keterampilan
kader  dalam  hal  kegiatan  Posyandu  masih  kurang  atau  kemungkinan disebabkan  oleh  hanya  sebagian  kader  yang  hadir  ketika  kegiatan  Posyandu
berlangsung.  Berdasarkan  hasil  pengamatan  di  lapangan  didapatkan  bahwa dalam  setahun  pelatihan  yang  diadakan  terhadap  kader  hanya  sekali
kemungkinan  karena  kader  mempunyai  kesibukan  masing-masing.  Dalam  hal ini, perilaku positif atau negatif pada kader turut berperan dalam mempengaruhi
keikutsertaan  masyarakat  dalam  kegiatan  Posyandu.  Sebagaimana  pendapat Judd  dalam  Juarsa  2004  yang  menyatakan  bahwa  keaktifan  kader
berhubungan  dengan  lama  dan  metode  pelatihan  yang  didapat,  dukungan masyarakat  dan  pembinaan  kepala  desa.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  melalui
pelatihan  yang  baik  dan  tepat  dapat  meningkatkan  kemampuan  kader  dalam mengelola Posyandu sehingga berdampak positif terhadap partisipasi ibu dalam
penimbangan balita di Posyandu.
6.11 Perilaku  Petugas  Kesehatan  dan  Hubungannya  dengan  Partisipasi  Ibu
Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa
Ibu  balita  yang  memperoleh  bimbingan  dari  petugas  kesehatan  relatif lebih sering mengunjungi Posyandu untuk menimbang dan memeriksa anaknya.
Petugas  kesehatan  yang  berperilaku  baik  terhadap  ibu  balita  merupakan  hal
yang sangat penting karena dengan perilaku petugas yang baik maka ibu balita akan termotivasi untuk melakukan sesuatu perbuatan termasuk membawa anak
mereka ke Posyandu Sambas, 2002. Berdasarkan  hasil  penelitian  diketahui  bahwa  persentase  ibu  balita
yang  berpartisipasi  tidak  aktif  ke  Posyandu  lebih  banyak  pada  ibu  balita  yang melihat  perilaku  petugas  kesehatan  tidak  baik  terhadap  kegiatan  Posyandu
dibanding  dengan  ibu  balita  yang  melihat  perilaku  petugas  kesehatan  baik terhadap kegiatan Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku petugas kesehatan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan nilai p= 0,303 p 0,1.
Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Juarsa  2004  bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara bimbingan petugas kesehatan dengan
cakupan penimbangan balita di Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Hutagulung 1992 dan Sambas 2002 bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara bimbingan dari petugas kesehatan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu.
Tidak  adanya  hubungan  antara  perilaku  petugas  kesehatan  dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu kemungkinan karena sebagian ibu balita yang
menggunakan Posyandu melihat bahwa kualitas petugas kesehatan yang ada di Posyandu belum maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan petugas
yang hadir kadang-kadang belum terlalu menunjukkan perhatian mereka kepada ibu balita. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kontak petugas dengan
ibu-ibu  balita  relatif  kurang  bila  dibandingkan  dengan  kader,  karena  kader bertempat  tinggal  diantara  ibu-ibu  balita  sehingga  kesempatan  untuk  bertemu
dan  mengajak  ibu  ke  Posyandu  lebih  banyak  dibandingkan  dengan  petugas yang pada umumnya hanya sebulan sekali bertemu.
Sebagaimana  menurut  Thaha  1990  mengatakan  bahwa  ibu  balita yang  menggunakan  jasa  pelayanan  Posyandu  untuk  kepentingan  merawat
kesehatan anaknya lebih ditentukan oleh pandangan mereka terhadap seberapa jauh  kualitas  pelayanan  yang  ada  di  Posyandu  ataupun  yang  ada  di  lembaga
pelayanan kesehatan lainnya. Begitu juga, menurut pendapat Widiastuti 2007 juga mengatakan bahwa petugas  yang  berperilaku  baik  seperti  akrab  dengan
masyarakat,  menunjukkan  perhatian  pada  kegiatan  masyarakat  dan  mampu mendekati  para  tokoh  masyarakat  merupakan  salah  satu  cara  yang  dapat
menarik  simpatik  masyarakat,  sehingga  masyarakat  mau  ke  Posyandu.  Karena dalam  kegiatan  Posyandu  petugas  kesehatan  itu  menjadi  acuan  bagi
masyarakat.  Jadi,  apabila  ibu  balita  melihat  perilaku  dari  petugas  kesehatan tidak  baik  terhadap  kegiatan  Posyandu  maka  hal  tersebut  cenderung  akan
berpengaruh terhadap perilaku, dalam hal ini adalah ibu balita cenderung akan berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu.
6.12 Perilaku  Tokoh  Masyarakat  dan  Hubungannya  dengan  Partisipasi  Ibu