103
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu:
a. Penelitian ini hanya sebatas melihat ada tidaknya hubungan, tidak sampai pada tahap untuk mencari hubungan sebab akibat antar variabel dependen
dengan independen karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan. b. Sampel ibu balita yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini
hanya pada ibu balita yang pernah hadir ke Posyandu dalam 6 bulan terakhir, sehingga gambaran karakteristik ibu balita tidak dapat terlihat
secara keseluruhan.
6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa
Partisipasi masyakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat. Partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri
baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri Notoatmodjo, 2007. Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk perilaku.
Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita dalam
program Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anaknya untuk ditimbang berat badan ke Posyandu secara teratur setiap bulan. Target yang
ingin dicapai oleh Nasional adalah 80 dapat berpartisipasi dengan aktif ke Posyandu.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak dibandingkan dengan ibu
balita yang berpartisipasi aktif ke Posyandu. Ibu balita yang berpartisipasi aktif ke Posyandu di Kelurahan Rempoa hanya sebesar 36,5, angka ini belum
mencapai target yang sudah ditetapkan Nasional yaitu 80. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk membawa
anak balitanya datang ke Posyandu. Padahal, menurut Khomsan 2007, kunjungan balita secara rutin ke Posyandu sangat dianjurkan karena di
Posyandu setiap balita akan dimonitor berat badannya melalui penimbangan, sehingga akan diperoleh trend berat badan dari bulan ke bulan. Apabila terjadi
trend yang menurun atau berat badan balita dibawah garis merah, maka Posyandu diharapkan dapat memberikan nasihat gizi atau memberikan
makanan tambahan, sehingga trend berat badan yang menurun dapat dicegah. Angka partisipasi yang aktif ke Posyandu di Kelurahan Rempoa masih
rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Sambas 2002 di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur yaitu didapatkan 57,7 ibu balita yang
berpartisipasi aktif ke Posyandu dan penelitian Soeryoto 2001 di Kecamatan Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan proporsi ke Posyandu dengan
cakupan sedikit lebih tinggi daripada Kelurahan Rempoa yaitu sebesar 48,1. Keadaan ini menunjukkan bahwa meskipun lokasi penelitian berbeda, tingkat
partisipasi masyarakat dalam menimbangkan anak balita ke Posyandu tidak berbeda jauh dan masih tetap dibawah target nasional yaitu sebesar 80.
Partisipasi ibu balita ke Posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu,
sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, kepemilikan KMS, perilaku kader, perilaku petugas kesehatan dan
perilaku tokoh masyarakat. Berdasarkan hasil analisa data, pada hasil penelitian ini menunjukkan beberapa faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu
balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, yaitu variabel kepemilikan KMS, dan perilaku tokoh masyarakat. Selanjutnya pada tahap analisis multivariat
diketahui bahwa koefisien determinan menunjukkan nilai 0,073, yang artinya bahwa variabel kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat hanya dapat
menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu balita ke Posyandu sebesar 7,3. Sedangkan 92,7 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, misalnya variabel jumlah anak, status menikah, persepsi responden terhadap kelengkapan Posyandu, persepsi ibu terhadap pelayanan
Posyandu, dan lain sebagainya.
6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di