48
yang baik kepada ibu-ibu balita di Posyandu, maka Allah juga akan membalas amal kebajikan mereka dengan yang lebih baik dari apa yang
dikerjakannya. Hasil penelitian Soedarti 1988 dalam Juarsa 2004 di Tangerang
ditemukan bahwa partisipasi aktif dari tokoh masyarakat menghasilkan kemajuan kegiatan Posyandu. Begitu juga menurut hasil penelitian
Sambas 2002 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dorongan dari tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu-
ibu anak balita ke Posyandu.
2.5 Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi teori Green 1980 dalam Notoatmodjo 2005 tentang faktor predisposisi, faktor
pemungkin, dan faktor penguat yang mempengaruhi perilaku seseorang. Kerangka teori tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
49
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu
2.6
Sumber: Modifikasi Teori Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo 2005.
Enabling faktors
- Jarak tempuh dari
rumah ke Posyandu
- Kepemilikan KMS - Status Pekerjaan
- Pendapatan keluarga
Reinforcing faktors
- Perilaku kader - Perilaku petugas
kesehatan - Perilaku tokoh
masyarakat - Peraturan yang terkait
dengan Posyandu
Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu
Predisposing faktors
- Pengetahuan - Sikap
- NilaiKepercayaan - Budaya
- Umur - Jenis Kelamin
- Pendidikan
50
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 KERANGKA KONSEP
Berdasarkan modifikasi teori Lawrence Green 1980 yang dikutip dalam Notoatmodjo 2005, ada 3 faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu balita ke
Posyandu yaitu
faktor predisposisi
seperti pengetahuan,
sikap, nilaikepercayaan, budaya, umur, jenis kelamin, pendidikan, faktor pemungkin
yaitu sarana, prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti jarak dari rumah ke Posyandu, kepemilikan KMS, status bekerja dan pendapatan
keluarga serta faktor penguat seperti perilaku kader, perilaku petugas kesehatan, perilaku tokoh masyarakat dan peraturan yang terkait dengan Posyandu.
Penelitian ini berdasarkan pada teori yang dikemukan diatas, tetapi tidak semua variabel yang ada dalam kerangka teori menjadi variabel penelitian.
Variabel nilai atau kepercayaan yang diyakini seseorang dianggap telah terwakili oleh variabel sikap, dimana kepercayaan seseorang terhadap sesuatu merupakan
salah satu komponen pembentuk sikap Allport, 1954 dalam Notoatmodjo, 2005. Variabel budaya tidak diteliti karena telah terwakili juga oleh variabel
sikap, dimana sikap seseorang dapat terbentuk karena pengaruh kebudayaan Azwar, 2003. Variabel jenis kelamin tidak diteliti karena bersifat homogen
yaitu semua sampel seluruhnya perempuan.