6.6 Sikap  Ibu  dan  Hubungannya  dengan  Partisipasi  ke  Posyandu  di
Kelurahan Rempoa
Sikap  belum  merupakan  suatu  perbuatan,  tetapi  dari  sikap  dapat diramalkan    perbuatannya.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Pranadji  1988
bahwa  sikap  akan  sangat  berguna  bagi  seseorang,  sebab  sikap  akan mengarahkan perilaku secara langsung.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu balita yang  berpartisipasi  tidak  aktif  ke  Posyandu  lebih  banyak  pada  ibu  balita  yang
memiliki sikap tidak baik terhadap Posyandu dibanding dengan ibu balita yang memiliki  sikap  baik  terhadap  Posyandu.  Berdasarkan  hasil  uji  statistik  juga
menunjukkan  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  sikap  ibu  balita dengan partisipasinya ke Posyandu dengan p= 0,244 p 0,1.
Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Sambas  2002  bahwa tidak ada hubungan bermakna antara sikap ibu dengan kunjungan ibu-ibu balita
ke  Posyandu.  Namun,  hasil  penelitian  ini  berbeda  dengan  penelitian  Maharsi 2007  dan  Thaha  1990  di  Kotamadya  Ujung  Pandang  bahwa  terdapat
hubungan  yang  bermakna  antara  sikap  ibu  dengan  partisipasi  ibu  balita  ke Posyandu.
Ibu balita yang memiliki sikap tidak baik mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu daripada ibu balita yang
memiliki sikap yang baik. Variabel  sikap  ibu  tidak  berhubungan  kemungkinan  disebabkan  oleh
masih  adanya  anggapan  bahwa  Posyandu  hanya  milik  masyarakat  yang  tidak
mempunyai pilihan dalam pelayanan kesehatan dalam artian hanya milik orang- orang  miskin,  sehingga  ada  yang  tidak  mau  berpartisipasi  dengan  baik  ke
Posyandu.  Ada  kemungkinan  juga  karena  dipengaruhi  oleh  faktor  lain  seperti pengetahuan  yang  dimiliki  ibu.  Berdasarkan  hasil  uji  interaksi  antara  variabel
sikap ibu  dengan pengetahuan ibu  didapatkan bahwa ibu  balita  yang memiliki sikap tidak baik cenderung karena memiliki pengetahuan  yang kurang. Hal ini
sesuai  dengan  pendapat  Notoatmodjo  2005  yang  menyatakan  bahwa komponen  pengetahuan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  menentukan  sikap.
Seseorang yang berpengetahuan gizi baik cenderung untuk memiliki sikap gizi yang baik pula, hal ini jika dilakukan penyuluhan untuk mendukung sikapnya.
Begitu  pula  dalam  penelitian  ini,  ibu  balita  yang  memiliki  pengetahuan  gizi kurang cenderung untuk memiliki sikap gizi yang tidak baik pula.
Asumsi  lain  kemungkinan  karena  dipengaruhi  oleh  pendidikan  ibu. Berdasarkan hasil uji interaksi antara variabel sikap ibu dengan pendidikan ibu
didapatkan bahwa ibu  balita  yang memiliki sikap tidak baik  cenderung  karena ibu  memiliki  pendidikan  yang  rendah.  Hasil  ini  sesuai  dengan  pernyataan
Pranadji  1988  bahwa  perubahan  sikap  dan  kepercayaan  seseorang  dapat dipengaruhi  oleh  adanya  suatu  pendidikan  baik  formal  maupun  informal.
Begitu  juga,  hal  tersebut  sependapat  dengan  Atmarita  dan  Fallah  2004  yaitu bahwa  tingkat  pendidikan  juga  mempengaruhi  terjadinya  perubahan  sikap  dan
perilaku hidup sehat seseorang. Apabila seseorang berpendidikan rendah maka sikap orang tersebut terhadap suatu hal cenderung tidak baik pula, sehingga hal
ini  akan  berpengaruh  terhadap  perilaku  ibu  yaitu  partisipasi  ke  Posyandu  juga rendah.
Asumsi  lainnya  tidak  berhubungan  yaitu  ibu  balita  yang  memiliki sikap tidak baik terhadap Posyandu kemungkinan dipengaruhi oleh lingkungan
disekitar mereka seperti adanya tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan juga kadernya.  Berdasarkan  uji  interaksi  antara  variabel  sikap  ibu  dengan  sikap
kader,  petugas  kesehatan  dan  tokoh  masyarakat  didapatkan  bahwa  apabila kader, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat memiliki sikap yang tidak baik
terhadap  Posyandu  menurut  pandangan  ibu,  maka  kecendrungan  ibu  balita untuk  bersikap  yang  tidak  baik  pula  terhadap  Posyandu.  Hal  tersebut  sesuai
dengan pendapat Sarwono dalam Maulana 2009 bahwa sikap dapat terbentuk
dari adanya interaksi  sosial  yang dialami individu.  Interaksi  disini  tidak hanya berupa  kontak  sosial  dan  hubungan  antarpribadi  sebagai  anggota  kelompok
sosial,  tetapi  meliputi  juga  hubungan  dengan  lingkungan  fisik  maupun lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa. Jika
pendapat tersebut dikaitkan dengan penelitian ini, maka lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan dan perubahan sikap seseorang.
6.7 Status  Bekerja  Ibu  dan  Hubungannya  dengan  Partisipasi  ke  Posyandu  di