diketahui bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi cenderung untuk memiliki pekerjaan, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan partisipasi ibu
balita ke Posyandu menurun. Sebagaimana hal tersebut diperkuat oleh Marsigit 2004 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memberi peluang kepada
ibu rumah tangga untuk mendapatkan pekerjaan sehingga waktunya di dalam rumah akan semakin sedikit dan berdampak negatif pada pemeliharaan
kesehatan anak dan keluarga.
6.5 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke
Posyandu di Kelurahan Rempoa
Green 1980 dalam Notoatmodjo 2007 menempatkan pengetahuan sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau
mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang. Pengetahuan seseorang tentang suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau
berpartisipasi didalamnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu balita
yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang dibanding dengan ibu balita yang memiliki
pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita dengan
partisipasi ke Posyandu dengan nilai p= 0,709 p 0,1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti 1989 bahwa
pengetahuan ibu tidak berhubungan secara bermakna dengan kehadiran ibu
balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian Maharsi
2007, Hutagulung 1992 dan Juarsa 2004 yang mengatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu balita dengan partisipasi ke
Posyandu. Pengetahuan ibu tidak berhubungan dengan partisipasi ke Posyandu
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu. Berdasarkan hasil uji interaksi antara variabel pengetahuan dengan pendidikan ibu diketahui bahwa
ibu yang memiliki pengetahuan kurang cenderung karena memiliki pendidikan yang rendah, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi terhadap perilaku
seseorang. Sebagaimana Cahyaningsih dalam Khomsan et al 2007 mengatakan bahwa seseorang dengan pendidikan relatif tinggi cenderung
memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.
Selanjutnya, menurut pendapat Soetjiningsih dalam Khalimah 2007 bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku
sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang
anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya. Jadi, bilamana seseorang memiliki pendidikan yang rendah maka ada kecendrungan
akan berpengaruh terhadap perilaku orang tersebut, dalam hal ini berpengaruh
terhadap partisipasinya yang tidak aktif ke Posyandu untuk menimbang anaknya.
Asumsi lain tidak adanya hubungan kemungkinan dipengaruhi oleh faktor kepemilikan KMS. Berdasarkan hasil uji interaksi antara pengetahuan
ibu dengan kepemilikan KMS didapatkan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang cenderung tidak memiliki KMS anaknya. Sebagaimana
teori Green mengatakan bahwa pengetahuan saja tidak menjamin terjadinya perilaku
seseorang, sehingga masih diperlukan faktor yang mendukung perilaku tersebut. Dalam hal ini, kepemilikan KMS adalah salah satu faktor yang
mendukung terjadinya suatu perilaku. Bilamana seorang ibu balita tidak memiliki KMS anaknya maka ada kecendrungan ibu balita tersebut untuk
berperilaku yang kurang baik pula, yaitu perilaku untuk menimbang anaknya di Posyandu tidak aktif.
Menurut Notoatmodjo 2005 bahwa pengetahuan seseorang memiliki 5 tingkatan, tingkatan terendah adalah tahu know yang diartikan sekedar dapat
menyebutkan, tingkatan
kedua dan
ketiga yaitu
memahami dan
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Bila dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo tersebut, maka pengetahuan ibu balita di Kelurahan
Rempoa hanya baru pada tingkatan pengetahuan paling rendah yaitu ibu balita hanya tahu saja tetapi belum dipahami secara mendalam serta belum
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diketahui tersebut.
6.6 Sikap Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di