18
dicantumkan tentang peran serta masyarakat dan salah satu pasalnya yaitu pasal  174  ayat  1  yang  menyatakan  bahwa  masyarakat  memiliki
kesempatan  untuk  berperan  serta  dalam  rangka  membantu  mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat  yang setinggi-tingginya, artinya
peran  serta  masyarakat  atau  partisipasi  masyarakat  khususnya  dalam pembangunan dilindungi oleh undang-undang.
2.1.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat
Dalam  hubungannya  dengan  fasilitas  dan  tenaga  kesehatan, partisipasi  masyarakat  dapat  diarahkan  untuk  mencukupi  kelangkaan
tersebut.  Dengan  kata  lain,  partisipasi  masyarakat  dapat  menciptakan fasilitas  dan  tenaga  kesehatan.  Pelayanan  kesehatan  yang  diciptakan
dengan  adanya  partisipasi  masyarakat  didasarkan  kepada  idealisme Notoatmodjo, 2007:
1 Community felt need
Apabila  pelayanan  itu  diciptakan  oleh  masyarakat  sendiri,  ini  berarti bahwa  masyarakat  itu  memerlukan  pelayanan  tersebut.  Sehingga
adanya  pelayanan  kesehatan  bukan  karena  diturunkan  dari  atas,  yang belum dirasakan perlunya, tetapi  tumbuh dari bawah  yang diperlukan
masyarakat dan untuk masyarakat. 2  Organisasi  pelayanan  kesehatan  masyarakat  yang  berdasarkan
partisipasi  masyarakat  adalah  salah  satu  bentuk  pengorganisasian
19
masyarakat.  Hal  ini  berarti  bahwa  fasilitas  pelayanan  kesehatan  itu timbul dari masyarakat sendiri.
3  Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri. Artinya  tenaganya  dan  penyelenggaraannya  akan  ditangani  oleh
anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela. Dari  uraian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  filosofi  partisipasi
masyarakat  dalam  pelayanan  kesehatan  masyarakat  adalah  terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat.
2.1.3 Tahap-Tahap Partisipasi
Banyak  cara  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengajak  atau menumbuhkan
partisipasi masyarakat,
yaitu dengan
dua cara
Notoatmodjo, 2007: 1  Partisipasi dengan paksaan
Artinya  memaksa  masyarakat  untuk  kontribusi  dalam  suatu  program, baik  melalui  perundang-undangan,  peraturan-peraturan  maupun
dengan  perintah  lisan  saja.  Cara  ini  akan  lebih  cepat  hasilnya  dan mudah.  Tetapi  masyarakat  akan  takut,  merasa  dipaksa  dan  kaget
karena  dasarnya  bukan  kesadaran  tetapi  ketakutan.  Akibatnya masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program.
20
2  Partisipasi dengan persuasi dan edukasi Yakni  suatu  partisipasi  yang  didasari  pada  kesadaran,  sukar
ditumbuhkan  dan  akan  memakan  waktu  yang  lama.  Tetapi  bila tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.
Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.2 Posyandu