Pendapatan Keluarga dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke

6.8 Pendapatan Keluarga dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Pendapatan keluargarumah tangga adalah harta yang diterima oleh sebuah rumah tangga sebagai hasil dari seluruh usaha semua warganya Depdiknas, 2005. Dalam penelitian ini pendapatan keluarga yang dimaksud adalah pendapatan ibu dan ayah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang memiliki pendapatan keluarga cukup dibanding dengan ibu balita yang memiliki pendapatan keluarga kurang. Hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan nilai 1,000 p 0,1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti 1989 menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian Ascobat Gani yang dikutip Tuti 1989 bahwa ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pendapatan keluarga tidak berhubungan kemungkinan karena dengan pendapatan yang cukup seseorang akan mencari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti Puskesmas, dokter atau bidan praktek. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku ibu untuk berpartisipasi ke Posyandu. Sebagaimana diperkuat oleh pendapat Tuti 1989 bahwa dengan pendapatan yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bahkan kesempatan untuk memilih atau menentukan jenis pelayanan yang lain sesuai dengan keinginannya. Asumsi lainnya pendapatan keluarga tidak berhubungan kemungkinan dipengaruhi oleh status bekerja ibu. Ibu balita yang memiliki pendapatan cukup cenderung karena dia memiliki pekerjaan, sehingga mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu daripada ibu balita yang tidak bekerja. Berdasarkan uji interaksi antara variabel pendapatan keluarga dengan status bekerja ibu didapatkan bahwa ibu yang memiliki pendapatan keluarga cukup itu cenderung karena dia bekerja, sehingga orang yang bekerja umumnya tidak mempunyai waktu luang, sehingga semakin tinggi aktivitas pekerjaan maka semakin sulit untuk datang ke Posyandu. Hal ini diperkuat oleh Widiastuti 2006 yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang karena faktor pekerjaan ibu balita merupakan salah satu faktor penghambat ibu balita memanfaatkan penimbangan anak balitanya di Posyandu.

6.9 Kepemilikan KMS dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke