Faktor lingkungan sosial meliputi para guru, para staf administrasi, teman-teman sekelas, masyarakat dan tetangga, serta teman-teman
sepermainan. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar yanag digunakan siswa. c
Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
langkah operasional yang direkayasa sedemikan rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
27
Sedangkan menurut Wasty Soemanto, banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar. Namun, dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu, faktor stimulasi belajar, faktor metode belajar, dan faktor-faktor individual.
Pertama, faktor stimulasi belajar. Yang dimaksud dengan stimulasi belajar di sini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang termasuk faktor- faktor stimulasi belajar yaitu panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2007 , h. 144
pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringanya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
Kedua, faktor metode belajar. Metode mengajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi metode balajar yang dipakai oleh si pelajar.
Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor metode belajar
menyangkut hal berikut: kegiatan berlatih atau praktik, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil belajar, belajar dengan
keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar, dan kondisi insentif.
Ketiga, Faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun yang termasuk faktor individual yaitu:
kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,
kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
28
D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
1. Hakikat dan Ciri Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian ekstrim
yang berperan terhadap rangkaian kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Sementara Gagne, mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan
28
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta, 2006 Cet. Kelima. h. 113.
peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya
berhasil guna.
Dalam pengertian
lainnya, Winkel
mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi- kondisi ekstrem sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa
dan tidak menghambatnya. Pengertian pembelajaran yang lain dikemukakan oleh Miarso,
menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali. Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut: a.
Merupakan upaya sadar dan disengaja. b.
Pembelajaran harus membuat siswa belajar. c.
Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan d.
Pelaksanaannya terkendali, baik isi, waktu , proses, maupun hasilnya.
29
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Sesuai dengan hakikat pembelajaran yang telah disebutkan di atas, ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan ketika mengelola kegiatan
pembelajaran, di antaranya sebagai berikut. a.
Berpusat pada siswa Prinsip ini mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa
menempati posisi sentral sebagai subjek belajar. Keberhasilan proses
29
Evaline Siregara dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 14.
pembalajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pembelajaran telah disampaikan guru akan tetapi sejuah mana siswa telah berhasil
menguasai materi pembelajaran. b.
Belajar dengan melakukan Prinsip ini mengandung makna bahwa belajar adalah berbuat learning
by doing dan bukan hanya mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku. Dengan kata lain, belajar adalah proses beraktivitas. Siswa
bukan hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi dengan cara menghafal, akan tetapi memperoleh informasi secara mandiri dan
kreatif melalui aktivitas mencari dan menemukan. c.
Mengembangkan kemampuan sosial Manusia adalah makhluk sosial. Sejak lahir sampai akhir hayat tidak
mungkin hidup sendiri. Ia membutuhkan komunikasi dan bantuan orang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut maka proses pembelajaran bukan
hanya mengembangkan kemampuan intelektual akan tetapi kemampuan sosial.
d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah manusia.
Rasa keingintahuan adalah fitrah yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Perkembangan
kebudayaan manusia yang menakjubkan seperti sekarang ini, didorong oleh fitrah dan keingintahuan manusia. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus mampu melatih kepekaan dan keingintahuan setiap individu terhadap segala sesuatu yang terjadi.
e. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Kehidupan manusia tidak terlepas dari masalah yang harus diselesaikan. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran harus dapat
dijadikan sebagai alat untuk memecahkan masalah. f.
Mengembangkan kreativiitas siswa Salah satu tujuan kurikulum adalah untuk membentuk manusia yang
kreatif dan inovatif. Selain untuk mengembangkan kemampuan sisi akademik, proses pembelajaran juga dapat mendorong kreativitas siswa.
g. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Dalam kehidupan globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi bagian
yang tidak
terpisahkan dalam
kehidupan manusia.
Ketergantungan manusia terhadap hasil-hasil teknologi begitu tinggi, dari mulai teknologi sederhana sampai penggunaan alat-alat transportasi
dan komunikasi yang modern. Semua ini harus menjadi pertimbangan dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan dituntut membekali setiap
individu agar mampu memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Pengenalan dan kemampuan memanfaatkan hasil-hasil teknologi harus menjadi
bagian dalam proses pembelajaran. h.
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Salah satu kelemahan pendidikan saat ini adalah kelemahan dalam
menciptakan lulusan yang memiliki kesadaran terhadap aturan dan norma kemasyarakatan. Kurikulum pada zaman sekarang setiap guru