f. Simposium
Dalam simposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium. Pembawa
makalah diberi kesempatan untuk menyampaikan makalahnya di muka peserta secara singkat antara sepuluh sampai lima belas menit.
Selanjutnya diikuti oleh penyanggah dan tanggapan para audien. Bahasan diskusi kemudian disimpulkan dalam bentuk rumusan hasil simposium.
g. Informal debate
Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk
diperdebatkan. Fasilitator memberikan persoalan yang sama kepada kedua kelompok tersebut, dan memberikan tugas yang bertentangan, yaitu satu
kelompok yang “pro” dan satu kelompok yang kontra. h.
Fish bowl Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin
oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap
peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah
mangkok. Selama
diskusi, kelompok
pendengar yang
ingin menyumbangkan pendapatnya dapat duduk di kursi yang kosong yang
telah disediakan. Apabila ketua diskusi mempersilahkannya bicara, maka
dia boleh bicara dan kemudian meninggalkan kursi tersebut setalah selesai bicara.
i. The open discussion group
Kegiatan dalam bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam
mengemukakan pendapat,
mendengarkan dengan
baik, dan
memperhatikan suatu pokok pembicaraan dengan tekun. Jumlah kelompok yang baik terdiri antara tiga sampai sembilan orang peserta. Dengan
diskusi ini dapat membantu para siswa belajar mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan
oleh orang lain dan dapat menilai kembali pendapatnya. j.
Brainstorming Bentuk diskusi ini akan menjadi baik bila jumlah anggotanya terdiri
delapan samapi dua belas orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil
belajar yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide
yang ditemukan atau dianggap benar.
11
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan di atas, Engkoswara, Dalam bukunya Dasar-dasar Metodologi Pengajaran hanya membagi jenis diskusi
menjadi lima, tiga di antaranya telah disebutkan sebelumnya yakni
11
M, Basyirudin Usman, Metodologi pembelajaran agama islam, Opcit, h. 42-43
simposium, diskusi panel, dan buzz group. Adapun yang belum dijelaskan yaitu:
a. Diskusi kelas
Guru mengajukan persoalan kepada seluruh kelas, kemudian ditanggapi oleh anak-anak. Buru berfungsi sebagai pengatur, pendorong, dan pengarah
pembicaraan. Pimpinan diskusi dapat juga dilakukan oleh anak. Diskusi semacam ini tampaknya agak formal karena itu ada kalanya disebut juga
sebagai diskusi formal. Pembicaraan diatur oleh ketua diskusi. Siapa saja yang mau berbicara kadang-kadang harus mencatatkan diri, baru kemudian
diperkenakan bicara. Segala pembicaraan dicatat oleh penulis dan pada akhir diskusi diajukan beberapa kesimpulan untuk ditanggapi anggotanya.
b. Diskusi Kuliah
Seorang pembicara, guru atau seorang anak berbicara di muka kelas mengemukakan persoalannya sekitar 20 atau 30 menit. Setelah itu diadakan
pertanyaan-pertanyaan. Diskusi terbatas pada satu persoalan yang dikemukakan pembicara, sehingga melalui diskusi semacam itu persoalan
diharapkan dibicarakan dan dipelajari secara mendalam. Pembagian jenis-jenis diskusi itu pada dasarnya sama, yang membedakan
dari kedua penjelasan itu adalah teknik penyajian materi dan jumlah pembagaian siswa dalam setiap kelompok diskusi.
12
12
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara. 1988, Cet. Kedua. h. 52
3. Kebaikan dan Kekurangan Metode Diskusi
Diskusi sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mecapai tujuan pendidikan tentunya tidak terlepas dari kelemhahan dan
kelebihannnya. a.
Kebaikan 1
Suasana kelas hidup dan dinamis 2
Mempertinggi partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara individu atau kelompok
3 Merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan masalah yang
dihadapi bersama, dengan jalan bermusayawarah dan urun rembuk bersama-sama.
4 Melatih sikap kretaif dan dinamis dalam berpikir
5 Menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap
6 Hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami
7 Memperluas cakrawala dan wawasan berpikir peserta diskusi
b. Kelemahan
1 Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan
untuk bermain-main, dan menggangu temannya yang lain 2
Apabila suasana kelas tidak dapat dikuasai, kemungkinan penggunaam waktu tidak efektif, dan dapat berakibat tujuan
pengajaran tidak tercapai
3 Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika
proses jalannya diskusi hanya merupakan ajang perbedaan pendapat yang tidak ada ujung penyelesainnya.
4 Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara
sistematis. Terutama bagi siswa yang memeiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan pendapat
5 Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, hangat, dan menarik
untuk didiskusikan.
13
B. METODE CERAMAH
1. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen,
karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang
mengikuti perkuliahan. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta.
14
Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau
khalayak ramai.
15
Adapun menurut Slameto ceramah ialah pidato yang
13
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, h. 45.
14
Martinis Yamin, Strategi Pembelajarn Berbasis Kompetensi, Ciputat: Gaung Persada Press, 2005 , Cet. Ketiga, h. 65.
15
Ibid. h. 41.
disampaikan oleh seorang guru di depan sekelompok siswa atau kelas.
16
Pengertian senada disampaikan oleh H. Sudiyono dkk., bahwa metode ceramah merupakan metode yang memberikan penjelasan atau memberi
deskripsi lisan secara sepihak oleh seorang fasilitator tentang suatu materi pembelajaran tertentu.
17
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa diskusi adalah metode penyampaian informasi atau pengetahuan bahan
pelajaran yang dilakukan oleh guru secara lisan di hadapan murid atau peserta didik.
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan anatara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar . meski metode ini banyak menuntut keaktifan guru daripada anak
didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisonal,
seperti dipedesaan yang kekurangan fasilitas. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik
kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan.
18
16
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 100.
17
Sudiyono, dkk., Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi , Opcit, h. 120.
18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar , Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 97.
Teknik ceramah memang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, terutama kepada mereka yang termotivasi. Artinya, seseorang
yang termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ceramah ini dapat digunakan untuk
melatih keterampilan mendengar menyimak. Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian mencertikan kembali
dengan bahasanya ssendiri. Teknik ceramah dapat juga dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya teknik tanya jawab, jika memang telah
direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang
baru didengarnya.
19
2. Kelebihan dan Kelamahan Metode Ceramah
Sebagaimana metode-metode pengajaran yang lain, metode ceramah pun tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahan.
a. Kelebihan
1 Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-
banyaknya. 2
Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada metode yang lain.
3 Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah
murid cukup banyak.
19
Solchan, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.,Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 3.17