mata pelajaran memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan manusia yang sadar dan penuh tanggung jawab sebagai warga negara.
i. Belajar sepanjang hidup
Kehidupan manusia selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apa yang dipelajari dewasa ini belum tentu
relevan dengan keadaan pada masa yang akan datang. Maka dari itu, proses belajar mestinya tidak terbatas pada pendidikan formal waktu
sekolah saja. Akan tetapi, setiap manusia harus terus belajar untuk mengikuti perkembangan zaman, agar mampu beradaptasi dalam setiap
perubahan. Oleh karena itu, proses belajar sepanjang hayat harus terus diciptakan.
30
3. Karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia
Menurut Mulyana Istilah karakteristik dalam terminologi dapat ditafsirkan sebagai ciri-ciri atau kekhasan yang tampak dalam cara kerja
atau aturan tentang bagaimana ilmu itu dioperasikan. Ciri-ciri itu kemudian mewujud menjadi kekhasan sebuah kajian yang pada akhirnya kita pahami
sebagai sifat. Sebagai sebuah ilmu, pengajaran bahasa Indonesia memiliki kekhasan
sendiri. Pengajaran bahasa Indonesia memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kebahasaan sebagai objek kajian dan dimensi pengajaran sebagai cara atau
alat untuk menerapkan teori. Adapun karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut.
30
Yusi Rosdiana dan Lis setiawati, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa Indonesia , Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 1.27.
a. Bersifat komunikatif
Salah satu doktrin yang selalu didengung-dengungkan dalam pengajaran bahasa, yaitu belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa
dirancang untuk menciptakan kompetensi komunikatif bagi para pembelajar. Kompetensi komunikatif merupakan bekal utama bagi para
siswa untuk menjalankan aktivitas komunikasinya di lingkungan sosial masyarakat. Selain itu, kompetensi kominikatif pun merupakan
landasan bagi siswa untuk beroleh ilmu pengetahuan, memaknai pengalaman dan mengembangkan norma kedewasaan yang berlaku di
lingkungan sosialnya. b.
Bersifat kontekstual Pembelajaran
bahasa Indonesia
bersifat kontekstual
artinya pembelajaran harus berhubungan dengan kebutuhan pembelajar dan
kebermaknaan bagi anak. Tujuan kehidupan mereka berangkat dari pengalaman awal mereka. Dengan demikian, konteks sangat penting
dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
Penyampaian materi
pembelajaran bahasa Indonesia harus menciptakan kondisi lingkungan belajar yang realistik. Hal ini penting agar relevansi antara materi yang
dipelajari siswa di kelas dan kenyataan yang mereka hadapi di lingkungan masyarakat tidak bias. Seyogianya, materi yang mereka
pelajari di kelas harus dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan kehidupannya di masyarakat.
c. Bersifat sistematis Berurutan
Salah satu sifat bahasa adalah sistematis, yaitu bahasa tersusun atas beberapa sistem satuan terkecil bunyi hingga sistem satuan yang
terbesar kalimat. Sistem tersebut berurutan dan berewujud dalam suatu pola. Hal ini memberikan implikasi bahwa dalam pengajaran
bahasa, materi yang diberikan harus berurutan. Dalam menyampaikan materi bahasa mengenal adanya prinsip dasar, yaitu dari dekat ke jauh,
mudah ke sukar, dan konkret ke abstrak. d.
Menantang pembelajar memecahkan masalah nyata Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu menerapkan prinsip
kebermaknaan kepada para pembelajar. Karena dengan kebermaknaan para pembelajar akan mampu memahami konsep materi dengan
sempurna. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
diharapkan mampu memfasilitasi para pembelajar untuk berlatih memecahkan masalah-masalah nyata dalam kehidupan. Untuk
mencapai hal tersebut sudah seyogianya para pembelajar dibawa pada konflik pengetahuan dan penyusunan konsep baru untuk menafsirkan
hal yang belum pasti sehingga mereka dapat memaknai setiap peristiwa yang terjadi.
e. Membawa pembelajar kepada pembelajaran aktif
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu merangsang minat dan motivasi siswa untuk giat berlatih dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proses belajar. Guru harus mampu merangsang sikap siswa agar terlibat secara penuh terhadap aktivitas belajar, melalui
kegiatan belajar yang aktif. Pembelajar dapat berpikir kritis dan menyusun makna dari sesuatu yang dipelajari untuk merefleksikan
secara kritis pula dalam kehidupannya. f.
Penyusunan bahan dilakukan guru sesuai dengan minat dan keperluan pembelajar
Dalam konteks belajar mengajar, guru merupakan sosok penting yang turut serta menentukan ketercapaian tujuan belajar. Guru adalah kreator
yang harus mampu menangkap dan memahami kebutuhan pembelajar. Aktivitas yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar harus
didasarkan pada analisis kebutuhan pembelajar. Bahan-bahan yang diberikan dalam pembelajatran harus benar-benar didasarkan pada
kebutuhan dan minat pembelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan antar pengembangan dan pengetahuan pembelajar.
31
4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial dan intelektual peserta didik dan merupakan penunjang dalam mempelajari
semua pelajaran. Pembelajaran bahasa dapat diharapakan membantu peserta didik mengenal diri budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang
ada dalam dirinya.
31
Ma’mur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, h. 7.3.