Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Perdarahan intraserebral PIS Perdarahan subarachnoid PSA

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kecenderungan penderita Stroke Haemoragik berdasarkan data dari tahun 2004-2008. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan asal daerah. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko hipertensi, diabetes melitus, herediter, pernah stroke dan kombinasi dari faktor risiko. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan letak kelumpuhan. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan. g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis. j. Untuk mengetahui kecenderungan jumlah penderita dan kematian penderita stroke haemoragik pertahun. k. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan umur. l. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan jenis kelamin. m. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan. n. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan. o. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis. p. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. q. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-Scan. r. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan letak kelumpuhan. s. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan tindakan medis. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. t. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RS Santa Elisabeth Medan mengenai karakteristik penderita Stroke Haemoragik tahun 2004-2008 sehingga dapat membantu dalam merumuskan kebijakan mengenai penanggulangan stroke dan penyediaan fasilitas perawatan yang lebih memadai untuk penderita stroke. 1.4.2. Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan penulis tentang penyakit stroke khususnya stroke haemoragik. 1.4.3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang penyakit stroke khususnya stroke haemoragik. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stroke 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke merupakan gangguan fungsi syaraf yang disebabkan adanya ketidakseimbangan aliran darah dalam otak, dan dapat timbul secara mendadak bisa dalam waktu beberapa detik saja atau secara cepat dalam waktu beberapa jam, dengan gejala atau tanda-tanda yang sesuai dengan daerah otak yang mengalami gangguan pasokan darah. 18 Menurut defenisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. 19

2.1.2. Anatomi Dasar Otak

20,21 Berat otak dewasa adalah kira-kira 1,4 kg atau sekitar 2 dari seluruh berat badan. Otak terbungkus secara berlapis-lapis oleh tiga selaput yang dikenal sebagai selaput otak mening dan terlindungi oleh bungkus luar yang kaku yaitu tengkorak. Dari otak ke arah luar mening ialah piameter, arachnoid dan durameter. Pembagian otak secara lebih spesifik menjadi cortex cerebri, ganglion basalis, thalamus serta hipothalamus, mesenchepalon, batang otak dan cerebelum. Hemisfer serebri merupakan pembentuk bagian otak yang terbesar. Terdapat dua hemisfer serebri yaitu hemisfer serebri sinistra kiri dan hemisfer serebri dextra kanan. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. Hemisfer serebri dapat dibagi menjadi lobus frontalis, parietalis, occipitalis serta lobus temporalis. Arachnoid durameter Gambar 2.1.2. Anatomi dasar otak

2.1.3. Klasifikasi Stroke

1 Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi : a. Stroke non haemoragik cerebral infarction a.1. Secara klinis terdiri dari : a.1.1. TIA Transient Ischemic Attack a.1.2. RIND Reversible ischemic Neurologic Deficit Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. a.1.3. Progressing stroke = stroke in evolusi a.1.4. Complete stroke a.2. Secara kausal : a.2.1. Stroke trombotik a.2.2. Stroke embolinon trombotik b. Stroke haemoragik : b.1. PSD Perdarahan Sub Dural b.2. PSA Perdarahan Sub Arachnoid b.3. PIS Perdarahan Intra Cerebral 2.2. Stroke Haemoragik 2.2.1. Defenisi Stroke Haemoragik Stroke haemoragik adalah stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh darah otak. Pecahnya pembuluh darah mengakibatkan darah mengalir ke rongga sekitar jaringan otak. Karena tidak menerima oksigen dan bahan makanan dari darah, sel-sel jaringan otak pun akan mati. Kematian jaringan otak akan terjadi dalam waktu 4 sampai 10 menit setelah suplai darah terhenti. 12 Stroke haemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak haemoragia intraserebral dan ruang sekitar otak haemoragia subaraknoid. 22 Menurut Dr. Santosh Lal, seorang staf pengajar ilmu kedokteran dan asisten profesor pada Rehabilitation Center of Chicago, bahwa proporsi terjadinya stroke haemoragik sebesar 18 dengan CFR mencapai 50-90. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. Stroke haemoragik sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan- kerusakan luas yang diakibatkan oleh darah yang mengalir keluar pembuluh darah masuk ke seluruh jaringan otak. Darah ini pun dapat menimbulkan tekanan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan korban stroke mengalami sakit kepala yang hebat. 23

2.2.2. Klasifikasi Stroke Haemoragik

Ada tiga tipe utama perdarahan otak yang dapat menimbulkan stroke, yaitu :

a. Perdarahan intraserebral PIS

Perdarahan intraserebral meliputi 15 dari seluruh kasus stroke, terjadi di hemisfer serebri 80 dan batang otak serta serebelum 20. Case Fatality Rate CFR perdarahan intraserebral berkisar 60-90. 4,24 Bila penyebabnya adalah hipertensi CFR mencapai 82-90. 22 Perdarahan intraserebral atau perdarahan di dalam otak serebrum terjadi jika darah dari pembuluh darah yang pecah masuk ke jaringan otak dan menyerap ke dalamnya. Jumlah perdarahan dapat sedikit atau banyak luas menurut ukuran pembuluh darah yang pecah dan keberhasilan penyumbatan tempat bocor itu oleh bekuan darah. 21

b. Perdarahan subarachnoid PSA

Perdarahan subarachnoid merupakan 5 dari seluruh kasus stroke dan 2 sebagai penyebab kematian mendadak. 4,25 Pada perdarahan subarachnoid, darah mengalir keluar diantara kedua selaput otak meningen. Darah tersebut secara cepat menyebar pada permukaan otak dan bukan menyerap ke dalamnya. Pada perdarahan subarachnoid, darah didorong ke dalam ruang subarachnoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada awalnya tidak terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. Perdarahan subarachnoid akan menimbulkan gejala nyeri kepala yang hebat, terjadi tiba-tiba sekali, dan kadang-kadang dengan muntah dan penurunan kesadaran. Jika penderita dapat sadar kembali, akan ditemukan gejala kaku kuduk, keluhan silau terhadap cahaya dan pada kasus-kasus yang lebih ringan dapat ditemukan sedikit kelumpuhan. Para penderita perdarahan subarachnoid seringkali sebelumnya sudah mempunyai benjolan atau kantong kecil aneurisma pada salah satu pembuluh darah otak. Kantung kecil ini terbentuk akibat kelemahan atau peregangan pada pembuluh darah. Keadaan ini dinamakan aneurisma berry. Darah yang masuk ke dalam otak pada perdarahan subarachnoid akan mulai terurai setelah beberapa jam dan zat-zat hasil penguraian ini bersifat iritatif serta dapat mengakibatkan spasme pembuluh darah sehingga kemungkinan kerusakan otak menjadi semakin besar. 25

c. Perdarahan subdural PSD