BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan bergesernya pola kependudukan di Indonesia dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri, terjadi juga pergeseran pola penyakit yang terjadi di
masyarakat yaitu dari penyakit menular ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, kanker, stroke dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan ini antara lain adanya perubahan pola konsumsi makanan, gaya hidup merokok, kurang berolah raga dan stress yang tinggi. Stroke adalah salah satu penyakit
tidak menular yang banyak dijumpai.
1
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker. Disamping itu stroke merupakan penyebab cacat badan terbesar dari
seluruh penyakit, dengan akibat penurunan produktivitas kerjasumber daya manusia yang pada akhirnya dapat menjadi beban sosial baik bagi keluarganya maupun
masyarakat dan negara pada umumnya.
2,3
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke haemoragik dan non haemoragik. Proporsi stroke non haemoragik 80 sedangkan stroke haemoragik 20.
Dari seluruh stroke haemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral proporsi 75 dan perdarahan subarachnoid proporsi 25.
3,4
Stroke ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan dijumpai pada orang tua terutama pada kelompok usia diatas 45 tahun. Insidens stroke meningkat
sesuai dengan bertambahnya usia. Risiko relatif stroke pada orang yang berusia 80-90 tahun dibandingkan terhadap orang yang berusia 30-40 tahun adalah 100. Insidens stroke
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
di dunia tahun 1997 pada usia 80-90 tahun adalah 300 per 10.000 penduduk sedangkan pada usia 30-40 tahun, insidensnya hanya 3 per 10.000 penduduk.
1
Berdasarkan laporan WHO tahun 2001 terdapat 20,5 juta jiwa di dunia yang menderita stroke, 5,5 juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia.
5
Di negara-negara maju tahun 2004 CFR stroke 9,3. Menurut American Heart Association 2001,
terdapat 700.000 penduduk AS yang mengalami stroke setiap tahunnya, 500.000 diantaranya kasus baru dan 200.000 kasus berulang dan yang meninggal mencapai
160.000 orang setiap tahunnya CFR 22,9. Sementara pada tahun 2002, sebanyak 4,8 juta penduduk AS sudah menderita stroke dengan prevalensi 2,4.
6
Di Eropa tahun 1999 Cause Specific Death Rate CSDR stroke mencapai 115 per 100.000 penduduk. Di Jerman tahun 2002 insidens stroke mencapai 182 per 100.000
penduduk dimana pada laki-laki sebesar 200 per 100.000 penduduk dan pada perempuan sebesar 170 per 100.000 penduduk, dengan CFR 37,3 .
7
Di Canada tahun 2004, Proportional Mortality Ratio PMR stroke 7 dengan CFR mencapai 15.
8
Di negara Asia tahun 1980 prevalensi stroke mencapai 900 per 100.000 penduduk. Di Cina tahun 2000 insidens stroke iskemik mencapai 124,5 per 100.000
penduduk dan perdarahan intraserebral 78,3 per 100.000.
7
Di India tahun 2001, PMR stroke 1,2, dengan prevalensi mencapai 250-350 per 100.000 penduduk.
9
Menurut penelitian Kiyohara dalam Rizaldy Pinzon tahun 2003 di Jepang memperlihatkan bahwa
CFR stroke mencapai 24,7, dimana CFR pada perdarahan intrakranial sebesar 63,3 dan infark serebral sebesar 9,0.
10
Berdasarkan data dari South East Asian Medical Information Centre SEAMIC di ASEAN tahun 1998, PMR stroke di negara-negara berkembang 10-12 dan proporsi
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
stroke haemoragik 22-39 dari seluruh kasus stroke. Di Vietnam insidens stroke 161 per 100.000 penduduk, prevalensi 415 per 100.000 penduduk dan proporsi stroke haemoragik
30 dari seluruh kasus stroke. Di Thailand prevalensi stroke mencapai 690 per 100.000 penduduk. Di singapura tahun 1976 prevalensi stroke 99 per 100.000 penduduk menjadi
59 per 100.000 penduduk tahun 1994 dengan proporsi stroke haemoragik 26 dari seluruh kasus stroke.
11
Di Malaysia tahun 2006, PMR stroke 8,6, dengan CFR 17,8.
7
Menurut data Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007, jumlah penderita stroke yang dirawat di rumah sakit mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Dari survei
di rumah sakit di 27 propinsi antara tahun 1984-1986, proporsi stroke mengalami peningkatan. Pada tahun 1984 proporsinya mencapai 7,2 per 1000 penderita, tahun 1985
menjadi 8,3 per 1000 penderita dan tahun 1986 meningkat menjadi 9,6 per 1000 penderita. Penderita stroke tersebut terdiri atas 79,9 stroke non haemoragik atau infark,
24,5 stroke perdarahan intraserebral dan 1,6 stroke perdarahan subarachnoid.
12
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2008 prevalensi stroke tahun 2005 sebesar 2,2 menjadi 2,9 tahun 2006 dan 2,4 di tahun
2007.
13
Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1993 lebih dari 50 penderita yang masuk rumah sakit di bangsal saraf disebabkan oleh stroke diantaranya 60,7 disebabkan
oleh stroke non haemoragik sedangkan 36,6 oleh karena stroke haemoragik.
14
Laporan di RS dr. Saiful Anwar RSSA tahun 2006 di Malang menyatakan bahwa terdapat 462 kasus stroke dengan CFR 16,31, dimana CFR haemoragik stroke
intraserebral ICH mencapai lebih dari 40.
15
Penelitian Rizaldy Pinzon, dkk di SMF Saraf Rumah Sakit Betesda, bulan Agustus–Desember 2007 di Yogyakarta terdapat
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
399 pasien stroke, dimana 288 orang proporsi 72 merupakan pasien stroke non haemoragik dan 111 orang proporsi 28 pasien stroke haemoragik.
10
Menurut penelitian B. Nurzakiah di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2000, jumlah penderita stroke yang dirawat inap dan dirawat jalan di bagian neurologi
sebanyak 308 orang, 255 orang merupakan pasien stroke yang dirawat inap dengan proporsi stroke haemoragik sebesar 20,78 53 orang.
16
Penelitian W. Pramita di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menemukan bahwa jumlah penderita stroke
yang dirawat inap selama tahun 2005-2007 sebanyak 1.827 orang, dengan jumlah penderita stroke haemoragik sebanyak 325 orang proporsi 17,79.
17
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, jumlah penderita stroke yang dirawat inap selama tahun 2004-2008 sebanyak 1.718 orang
dengan jumlah penderita stroke haemoragik sebanyak 408 orang proporsi 23,75. Dimana pada tahun 2004 sebanyak 94 orang, tahun 2005 sebanyak 80 orang, tahun 2006
sebanyak 75 orang, tahun 2007 sebanyak 61 orang dan tahun 2008 sebanyak 98 orang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
1.2. Perumusan Masalah