6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan Medis
Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.14.
Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.14. dapat diketahui bahwa proporsi tindakan medis penderita stroke haemoragik sebagian besar adalah tindakan konservatif 88,1
sedangkan tindakan operatif 11,9. Proporsi penderita stroke haemoragik yang mendapat tindakan konservatif
tertinggi pada laki-laki 57,9 dengan proporsi kelompok umur 45-60 tahun dan 60 tahun sama yaitu masing-masing 43,3, memiliki faktor risiko hipertensi 88,0, PIS
82, lokasi perdarahan pada basal ganglia 50, proporsi penderita yang memiliki lama rawatan 1 hari 16,9, lama rawatan 2 hari 9,6 , lama rawatan 3 hari 10,1 serta PBJ
52,8.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
Penanganan stroke berupa pemberian obat-obatan dapat memecah sumbatan pada pembuluh darah. Obat-obatan tersebut dapat menghentikan gejala dengan cukup cepat.
Pada prinsipnya pengobatan akut sangat menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan mencegah kematian sehingga semakin cepat mendapat pengobatan semakin minimal
gejala sisa dari stroke.
44
Berdasarkan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa jenis terapi obat stroke hemoragik terbanyak
diberikan pada penderita adalah supplementary drugs dengan proporsi 79,51, kemudian diikuti dengan antihipertensi proporsi 72,95 dan antiinfeksi proporsi 71,31 .
30
Dari gambar juga diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemorgik yang mendapat tindakan operatif 11,9. Proporsi penderita yang tertinggi pada laki-laki
62,5 dengan kelompok umur 45-60 tahun 45,8, memiliki faktor risiko hipertensi 90,0, PIS 70,8, lokasi perdarahan pada serebrum 66,7, penderita yang paling
singkat dirawat 1 hari 4,2 dan paling lama dirawat 67 hari 4,2 serta meninggal 45,8. Tindakan operasi bertujuan untuk mencegah tekanan dan distorsi pada struktur
batang otak yang masih sehat.Terapi ini diterapkan pada jaringan otak yang mengalami infrak dan edema dengan mengangkat salah satu sisi tengkorak. Pertimbangan untuk
melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superfisial lobar hemisfer serebri atau perdarahan sereberal dengan luas hematom 3cm
3
.
24
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
6.8. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik 6.8.1. Pertahun