haemoragik yang mengalami PSA tertinggi mendapat tindakan konservatif 100. Penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD mendapat tindakan konservatif 50
dan tindakan operatif 50. Penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil CT-Scan tertinggi mendapat tindakan konservatif 88,9.
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 3 sel 37,5 expected count yang besarnya kurang dari 5.
6.13. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar 6.25.
Gambar 6.25. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.25. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang pulang dengan berobat jalan adalah 13,03 hari, lama rawatan
rata-rata penderita stroke haemoragik yang meninggal adalah 4,41 hari dan lama rawatan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
rata-rata penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri adalah 3,69 hari.
Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p 0,05. Hal ini berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
dengan keadaan sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang PAPS relatif lebih singkat 3,69 hari dibandingkan dengan meninggal 4,41 hari
maupun PBJ 13,03 hari. Penderita stroke haemoragik yang pulang berobat jalan lebih lama dirawat hal ini
menunjukkan setelah mendapat pelayanan medis di rumah sakit keadaan penderita sudah mulai membaik sehingga untuk pemulihan penderita dapat melakukan rehabilitasi di
rumah dan selalu kontrol secara teratur ke rumah sakit. Adanya penderita yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit menunjukkan tindakan medis yang diberikan tidak mampu
lagi menyelamatkan nyawa penderita karena kemungkinan keadaan penderita sudah parah. Penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri lebih singkat
dirawat hal ini menunjukkan penderita memutuskan untuk pulang walaupun keadaannya masih belum membaik. Pada umumnya pihak rumah sakit memberikan ijin untuk pulang
atas permintaan sendiri apabila penderita bersedia menanggung segala risiko yang mungkin terjadi dikemudian hari. Pada penelitian ini alasan penderita memutuskan untuk
pulang atas permintaan sendiri yaitu karena pindah rumah sakit.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan