Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik

50,8. 17 Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Erpinz 2002 di Rumah Sakit Betesda yang menyatakan bahwa letak kelumpuhan yang paling banyak dijumpai pada penderita stroke adalah hemiparesis dextra dengan proporsi 54,8. 42 Dan penelitian yang dilakukan oleh Ardik Lahdimawan 2009 di RSUD Ulin Banjarmasin yang menyatakan bahwa lokasi perdarahan intrakranial paling banyak dijumpai pada basal ganglia dengan proporsi 50. 43 Selain itu, penelitian yang dilakukan H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo Surabaya tahun 2002 menemukan bahwa basal ganglia merupakan lokasi perdarahan kedua yang paling sering ditemui pada penderita stroke haemoragik dengan proporsi 25,4 setelah perdarahan lobar proporsi 34,43. 30

6.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik

Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 adalah 8,7 hari 9 hari dengan 95 Confidence Interval 7,37-10,03. Standard Deviation SD adalah 9,61, dengan lama rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan yang paling lama 67 hari. Penderita stroke haemoragik yang paling singkat dirawat sebanyak 31 orang 15,3. Proporsi tertinggi penderita pada laki-laki 51,6, kelompok umur 45-60 tahun 38,7, memiliki faktor risiko hipertensi 96,6, PIS 71,0, hemiparesis dextra 41,9, lokasi perdarahan pada serebrum 41,9, tindakan konservatif 96,8 serta meninggal 58,1. Penderita stroke haemoragik yang paling lama dirawat 1 orang 0,5 yaitu jenis kelamin wanita dengan umur 59 tahun, memiliki factor risiko hipertensi, mengalami PIS dan hemiparesis dextra, lokasi perdarahan pada serebelum. Tindakan medis yang dilakukan berupa tindakan operatif serta penderita pulang dengan berobat jalan. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid 2008 di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 9,69 hari. 17 6.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.13. Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 Berdasarkan gambar 6.13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik tertinggi pulang dengan berobat jalan 51,5 dan terendah PAPS 20,8. Penderita stroke haemoragik lebih banyak yang pulang dengan berobat jalan dapat disebabkan karena setelah mendapat pelayanan medis di Rumah Sakit, untuk pemulihan dapat melakukan rehabilitasi sendiri di rumah dengan bantuan keluarga dan ahli terapi, dengan selalu mengontrol perkembangan kesehatan penderita ke rumah sakit secara rutin. Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009. Case Fatality Rate CFR penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2004-2008 sebesar 27,7. Proporsi tertinggi penderita yang meninggal pada kelompok umur 45-60 tahun 46,4, laki-laki 55,4 dengan PIS 71,4, lokasi perdarahan pada serebrum 50 dan tindakan konservatif 80,4. Proporsi lama rawatan 1 hari penderita stroke haemoragik yang meninggal 32,1, lama rawatan 2 hari 19,6, dan lama rawatan 3 hari 16,1. Hal ini menunjukkan penderita stroke haemoragik yang datang berobat ke rumah sakit Santa Elisabeth sudah dalam keadaan parah. Proporsi penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri 20,8. Proporsi tertinggi penderita yang memutuskan pulang atas permintaan sendiri berada pada kelompok umur 60 tahun 42,9, laki-laki 59,5, bekerja sebagai wiraswasta 28,6 dan berasal dari luar kota Medan 66,7. Hal ini dapat menunjukkan penderita yang pulang atas permintaan sendiri memutuskan untuk pindah rumah sakit setelah mendapat pelayanan medis darurat di rumah sakit Santa Elisabeth Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwid 2008 di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke haemoragik tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan 71,5, kemudian meninggal 16,2 dan PAPS 12,3. 17 Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008, 2009.

6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan Medis